EMPATPULUH EMPAT

318K 13.1K 93
                                    

Доброе утро

Udah lama banget ya rasanya aku nggak update, mungkin hampir 2 minggu lalu aku terakhir up

Sebenarnya aku mau up kemarin malam, selesai ngetik part ini eh malah ketiduran, i'm so sorry

Terima kasih buat yang masih nunggu ceritanya mereka dilanjut, thank you so much

Aku usahakan next part minggu ini sesuai jadwal yaitu hari minggu, doakan

Give me votes and comments guyss

Aku suka sedih deh kalau yang baca hampir 1,5k tapi yang vote nggak ada setengahnya

Happy reading

💉💉💉

Karena akan jauh lebih sakit saat lo disakiti oleh orang yang paling lo cinta daripada lo disakiti oleh orang yang buat lo, nggak ada artinya.

Kata-kata itu terputar seperti kaset rusak di telinga dan ingatan Revano, membuatnya tak fokus menekuni pekerjaannya sejak tadi pagi hingga saat ini, menginjak makan siang.

Tok... tok... tok...

Revano masih setia dalam lamunannya saat pintu ruangannya diketuk dan dibuka pelan oleh Arini.

"Siang" sapa Arini riang gembira setelah menutup pintunya, namun Revano masih tetap diam dalam lamunanya.

Arini yang melihat hal itu pun mengerutkan dahinya saat melihat wajah khawatir suaminya disusul dengan desisan penuh frustasi.

"Bang..." panggil Arini seraya menyentuh punggung tangan Revano, membuat laki-laki terkejut dan dengan segera menepis tangannya.

"Ma... maaf... Aku kira siapa tadi" kata Revano tak enak saat melihat wajah shock Arini.

"Kamu... kenapa?" tanya Arini lirih penuh tanya.

"Nggak papa. Sekali lagi maaf ya. Aku pikir tadi suster yang berani-beraninya nyentuh aku" jelas Revano tanpa diminta.

Arini tersenyum maklum, itu membuktikan jika Revano tidak mau dipegang sana sini oleh suster-suster genit di rumah sakit ini.

"Nggak papa. Ayo makan dulu" kata Arini seraya mengangkat kantung kresek di tangannya.

"Kamu beli? Nggak masak sendiri?" tanya Revano sedikit kecewa karena dia menginginkan makanan buatan Arini saat ini.

"Buat sendiri, tadi aku cari tempat makan yang biasanya, tapi nggak ada, karena nggak ada akhirnya aku masukin aja ke plastik, terus aku bawa piring juga" kata Arini membuat wajah kecewa Revano berubah menjadi binar bahagia.

Arini yang melihat binar mata Revano pun tersenyum lebar, dia tidak tahu kalau Revano menanti menu makan siang buatannya.

"Kamu masak apa hari ini?" tanya Revano dengan semangat 45.

"Aku buatin rendang, nggak tahu kenapa aku pengen aja buatin itu buat kamu" kata Arini membuat Revano semakin tersenyum lebar.

"Ini nasinya masih hangat, pasti enak banget" guman Revano menatap makanan yang sudah disajikan sang istri di meja.

"Ayo dimakan, aku tahu kamu kelaparan" kata Arini dan tanpa disuruh dua kali pun Revano segera memakan masakan Arini.

Tak sampai 15 menit makan siang yang dibawakan Arini telah habis tak tersisa, membuat Arini terkekeh melihat Revano yang mengadu kekenyangan.

The Sexy Doctor Is Mine✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang