TUJUHPULUH

258K 13.1K 1.6K
                                    

Hi guyss I'm back again

Part kemarin banyak yang comment kecewa gitu sama endingnya, itu bercanda doang atuh kakak, jangan pada hujat aku

Yang ngeDM tolong udahan ya soalnya ini udah aku lanjut. Banyak banget loh sampek aku kaget waktu bukanya

By the way 8 juta pembaca guyss. #AriVanoSquad emang keyeennn. Ya itu sebutan aku selama ini buat kalian so thank you so much. I love you zheyenk-zheyenkku

See you next part guyss

💉💉💉

5 tahun kemudian...

Sang rembulan mulai menghilang dan sang surya mulai memperlihatkan wujudnya, dan orang-orang pun kembali memulai aktivitasnya.

Namun tidak bagi seorang laki-laki yang sedang melamun, menatap jauh menembus cendela di hadapannya yang pagi ini berembun.

"Oi bangke, lo nggak kerja" suara itu membuyarkan lamunan laki-laki itu.

"Males gue, Put" jawab laki-laki itu, Revano Ilyasa Nugraha yang masih asik menatap keluar cendela apartement mereka, ya apartementnya dan sahabat baiknya, Putra.

"Tumben" kata Putra sebelum mengambil roti bakarnya dari alat pemanggang roti dan memakannya seraya berjalan menuju kamarnya.

"Gue berangkat dulu kalau gitu" kata Putra keluar dari kamarnya dengan tangan yang menenteng jas hitam mahalnya.

"Hm" jawab Revano masih fokus entah memandangi apa.

Sekitar 15 menit setelah Putra menghilang, ponsel Revano berbunyi, membuatnya dengan malas bangkit menuju meja dapur di mana ponselnya berada.

Revano terkekeh saat melihat sepiring roti panggang dengan selai coklat dan strawberry di atasnya dan sebuah note bertuliskan 'makan atau gue santet'.

Revano terkekeh saat melihat sepiring roti panggang dengan selai coklat dan strawberry di atasnya dan sebuah note bertuliskan 'makan atau gue santet'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengangkat telefonnya, Revano pun duduk di kursi meja makan dengan mulut yang menguyah roti panggang buatan Putra.

"Mr. Nugraha speaking" katanya menyapa nomor tidak dikenal itu.

"Dokter, ini Valerie" katanya membuat Revano mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Valerie?" tanyanya merasa tak mengenal gadis bernama Valerie itu.

"Valerie George, Dok, pasien dokter sekitar 2 tahun lalu" katanya membuat Revano kembali berfikir keras.

"Maaf jika saya lupa" katanya yang masih belum mengingat siapakah itu Valerie George.

"Tidak apa-apa, Dokter. Bisa kita bertemu? Kebetulan saya sedang di Paris sekarang" katanya membuat Revano menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Oh God, aku sedang malas keluar!" katanya kepada dirinya sendiri.

The Sexy Doctor Is Mine✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang