TIGAPULUH TUJUH

331K 14.3K 639
                                    

Holla🙌

Aku balik lagi nih, semoga suka sama part ini. *kalau suka ayo vote and comment ya

Part pertama di bulan Juli, semoga tidak mengecewakan, give me your comment kalau ada yang kurang srek or something

I hope guyss you like this part
Happy Reading😊😊😊

💉💉💉

Malam telah berganti pagi, sang surya mulai menampakkan sinarnya, menggantikan bulan yang bersinar tadi malam.

"Eung..." lenguhan itu membuat Revano terkekeh kecil.

Sejak 30 menit yang lalu, Revano telah terbangun dari tidurnya, namun dia masih di tempatnya karena pelukan Arini yang menahannya.

"Kamu cute juga ya kalau dilihat lama-lama" batin Revano seraya merapikan rambut sang istri yang menutupi wajah cantiknya.

"Ayo bangun, udah pagi" kata Revano yang tidak berhasil membuat Arini bangun, gadis itu malah bergelung ke dalam pelukan hangat Revano.

Revano mendengus, namun begitu ia malah mencium kening Arini sebelum membalas pelukannya, membuat Arini kembali larut ke dalam mimpinya.

"Sayang, nggak mau jalan-jalan?" bisik Revano 15 menit kemudian, membuat Arini berdecak.

"Jam berapa sih?" tanya Arini seraya berbalik memunggungi Revano dan memeluk guling.

"Jam setengah delapan" kata Revano membuat Arini langsung mendudukkan dirinya.

"Udah siang banget!" teriak Arini kalang kabut, dia langsung kabur menuju kamar mandi.

Revano hanya terkekeh kecil, tak lama setelah itu Arini keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang terbalut handuk kecil.

"VAN, KITA DI MANA?!" teriak Arini membuat Revano menaikkan sebelah alisnya.

"Puncak"

"HARI INI AKU ADA SHIFT PAGI! BISA DIGOROK PAPA KALAU AKU BOLOS! " teriak Arini membuat Revano berdecak kesal.

"Lupa mulai hari ini sampai 1 minggu ke depan kita izin?" tanya Revano membuat Arini mengerutkan dahinya, mengingat-ingat perkataan Revano.

Arini meringis hingga gigi putihnya yang tersusun rapi terlihat, dia jadi merasa bodoh di depan suaminya itu.

"Iya, aku lupa" kata Arini seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"So? Kamu mau jalan-jalan?" tanya Revano yang sudah mendudukkan dirinya di atas ranjang.

"Boleh. Ke mana?" tanya Arini antusias, melupakan tubuhnya yang masih terbalut handuk dari dada hingga setengah paha.

"Lihat kebun teh. Mau?" tanya Revano menatap Arini dalam, adik kecilnya bangun saat melihat tubuh sexy Arini.

"Mau!" teriak Arini girang seraya melompat-lompat senang.

"SHIT!" Arini langsung melotot saat handuknya lepas, membuat Revano langsung mengumpat dengan nyaring.

Memang di dalam handuk itu Arini mengenakan bra dan celana dalam, meski begitu tentu saja Revano sebagai laki-laki normal merasa tergoda.

"ARINI SINI KAMU!" teriak Revano seraya berjalan cepat ke arah Arini.

Revano langsung mendorong Arini ke dinding dan menciumnya dengan ganas, membuat Arini mengerang.

Cukup lama mereka berciuman hingga Revano kembali mendorong Arini, kini Arini terjungkal ke ranjang disusul Revano di atasnya.

The Sexy Doctor Is Mine✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang