"Dek, bangun, udah sampe di rumah nih" ucap bang zaki dengan lemah lembut
"Heeem iyaa"sahutku
Setelah mengumpulkan kesadaran, aku langsung keluar dari mobil. Langsung masuk ke rumah dan menuju ke kamar. Mengganti baju, dan men cas hp, lalu aku langsung pergi ke ruangan makan.
Selesai makan, aku langsung menuju kamar. Tidak ada berbicara sejak pulang sekolah tadi. Hanya mengucap salam saat memasuki rumah.
Aku rasa bunda dan ayah mengetahui hal yang aneh padaku. Tapi sepertinya bunda hanya ingin menanyakan kepada bang zaki.
Kak yudha? Dia hanya heran melihat ku. Padahal pagi tadi sangat gembira, sedangkan siang ini? Banyak murung.
Bang alan? Dia masih di rumah sakit, belum pulang dari dinasnya.
Hp ku mati. Sengaja aku matikan, dan juga sedang di cas. Tidak ada niatan untuk membuka hp hari ini.
Aku langsung menuju ke tempat tidur kesayangan ku. Merebahkan badan, dan berharap hal itu akan hilang dari pikiran ku. Dan ternyata tidak bisa hilang seketika!!
Tok tokk
"Adek??" ucap bunda
"Iya bun, masuk aja, gak aku kunci"sahutku
Bunda menghampiri ku. Duduk di samping aku berbaring. Lalu bunda mulai bertanya.
"Kamu ada masalah? Sini cerita sama bunda nak"
Aku langsung menangis, dan langsung memeluk bunda.
"Udah, jangan nangis, sini, cerita,ada apa?"
Tiba tiba ayah masuk, dan duduk di kursi dekat meja riasku.
"Kamu kenapa dek? Ada masalah? Cerita sama ayah, jangan kamu pendam aja sendiri"
"Bang dika gak suka kalau aku pacaran sama kak riki" ucapku sambil menangis dan masih memeluk bunda
Aku lihat sekilas, bunda dan ayah hanya tersenyum.
"Mungkin dika perlu waktu, kamu pahami aja ya? Kamu kan tau abang mu yang satu itu terlalu super protektif banget orangnya. Kamu jangan sedih lagi, dan kamu bisa jaga perasaan riki kan?" ucap bunda dengan lembut
"Iya nak, bunda benar. Jika dika sudah pulang, kita akan membahas nya lagi, ayah akan memberikan pengertian kepada abang mu itu" ucap ayah
Aku hanya tersenyum dan mulai menghentikan tangisan ku. Memeluk bunda, lalu beralih memeluk ayah.
"Makasih ayah, makasih bunda, udah bikin ra tenang" ucapku
"Sekarang kamu jangan sedih lagi yaa? Kasihan riki kalau kamu sedih terus" ucap ayah
"Iyaa ayah, aku gak sedih lagi kok"
Setelah itu, bunda dan ayah keluar dari kamar ku.
Aku mencari keberadaan hp yang tadi aku cas. Ternyata batrai nya sudah full.
Aku hidupkan hp, dan kemudian menghidupkan data seluler.
"Wihh my boss udah nyariin" batin ku
"Adek, kamu udh pulang sekolah?"
"Kok gak aktif?"
"Marah sama aku?"
"Adeeekk"Hahah. Aku tertawa melihat pesan dari kak riki. Segitu takutnya dia kalau aku marah kepadanya. Padahal aku sendiri juga bingung, aku harus marah karena apa? Padahal dia gak ada buat kesalahan. Haha kak riki ini ada ada saja. Dan tiba tiba dia nelfon aku.
"Assalamualaikum dek"
"Waalaikumsallam, aku udah pulang sekolah kak, maaf tadi bartai aku udah low, hehehe, kakak khawatir yaa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Abdi Negaraku
Short StoryNamaku Mutiara Pertiwi Akbar. Saat tamat SMA, di usia 18 tahun lebih beberapa bulan, aku sudah menikah. Eits,bukan korban perjodohan orangtua, tapi keinginan aku dan suamiku, kak Riki. Kak Riki merupakan seorang polisi. Menjadi istri polisi di usia...