Hari hari aku lalui dengan senang hati, aku saja tidak menyangka, kalau aku akan menjadi ibu rumah tangga di usia yang muda.
Tak terasa, sudah satu bulan usia pernikahan ku dan kak Riki. Dan sekarang juga sudah datang bulan Ramadhan.Selama bulan ramadhan ini, siang harinya aku lebih sering di rumah bunda, dan memasak disana, lalu pulang sore harinya.
Seperti hari ini, aku, bunda, dan uni Khadijah sedang sibuk di dapur. Membuat makanan untuk berbuka bersama dengan keluarga. Tidak semua anggota keluarga, hanya aku dan kak Riki, bang Alan dan uni Khadijah, lalu bang Dika. Mungkin nanti akan ada satu atau dua orang anggota ayah yang akan ikut juga.
Aku sibuk memotong buah buahan, untuk di buat es buah. Uni Khadijah, sibuk menggoreng ayam dan lele, juga tahu dan tempe goreng. Sedangkan bunda, sibuk membuat sambal terasi andalannya. Menu hari ini adalah pecel ayam&lele.
Selesai memasak semuanya, makanan di susun di atas tikar, makannya lesehan saja.
. . . . . .
Kami semua sudah berkumpul. Menunggu adzan magrib.
"Allahuakbar Allahuakbar"
Alhamdulillah. Seru semua orang di dalam rumah. Kemudian kami membaca doa berbuka, lalu meminum sedikit air putih, lalu memakan kurma. Setelah itu shalat magrib dulu baru makan.
Selesai shalat dan makan, aku, bunda, dan uni Khadijah membereskan peralatan makan tadi.
. . . . .
Aku dan kak Riki sudah berada di rumah. Dan sekarang aku sedang duduk santai di ruang keluarga dengan kak Riki.
"Dek"
"Hmm, iya kak?"
"Kakak ada tugas"
"Banyak?"
"Bukan laporan"
"Terus?"
"Hhh, lusa kakak pergi ke payakumbuh, ada tugas disana"
"Jadi, adek sendirian?" tanyaku
Kak Riki menangguk. Mataku mulai berkaca kaca.
"Berapa lama kak?"
"Gak lama kok, insyaallah lebaran kakak usahakan kakak di rumah"
Aku tak menjawab. Hanya menangis sambil memeluk kak Riki.
"Eh kok nangis? Katanya ibu bhayangkari itu kuat ldr, ga boleh nangis, lagian cuma payakumbuh kok dek, gak jauh banget"
"Iya, tapi kan gak ketemu tiap hari, terus nanti adek sendirian di rumah"
"Ngertiin kakak ya? Kamu di rumah bunda aja dulu ya? Atau di rumah mama?"
"Iya, rumah bunda aja"
"Udah, jangan nangis lagi"
Aku menghentikan tangisanku, dan memeluk kak Riki makin erat.
. . . . . . .
Hari ini, kak Riki berangkat ke payakumbuh. Semoga saja pas lebaran nanti dia bisa di rumah.
Aku juga sudah berada di rumah bunda, itu juga atas usulan kak Riki, agar aku tidak takut di tinggal sendirian.
Siang ini, aku hanya di rumah saja. Sedangkan bunda, di sekolah, mendampingi siswa nya dalam kegiatan pesantren ramadhan.
Saat aku sedang menonton tv, bunda menelfonku.
"Assalamualaikum bunda"
"......"
"Oh gitu, iya bun"
"......"
"Waalaikumsallam"
Bunda bilang, kalau hari ini, aku, bang Dika, bunda dan ayah akan ikut acara buka bersama dengan teman ayah. Jadi tidak memasak untuk nanti.
Setelah itu, aku lanjut menonton tv. Saat asyik nonton tv, tiba tiba aku mendengar bunyi salam dari luar.
"Sebentar" ucapku lalu berjalan menuju pintu depan.
Ternyata bang Dika.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsallam, kok cepet pulangnya bang?"
"Udah gak ada kegiatan lagi dek, abang pulang aja"
"Ohh"
Aku dan bang Dika masuk ke dalam rumah. Bang Dika ke kamarnya, sedangkan aku asyik lagi menonton tv.
Tak lama, bang Dika ke ruang keluarga juga.
"Oh iya bang, nanti malam, kita bukber sama teman ayah"
"Dimana?"
"Nggak tau juga"
"Kamu ikut?"
"Iyalah, masa iya adek tinggal sendirian"
"Hehe"
. . . . . .
Sore sore jam setengah 6 ,ayah, bunda, bang Dika dan aku sudah di jalan menuju tempat bukber. Dan ternyata tempatnya di restoran seafod favoritku.
Dan disana, teman ayah beserta keluarganya sudah menunggu.
Kami semua duduk di tempat yang telah di pesan oleh teman ayah itu. Aku tidak kenal dengan teman ayah itu, kelihatannya bukan tentara.
"Nah, Dika, Ara, ini om Rahman, teman ayah waktu SMA dulu, ini istrinya, tante Ayu, dan ini anaknya, Faisal dan Fakhriz" ucap ayah
Aku dan bang Dika bersalaman bergantian dengan om Rahman dan tante Ayu, begitu juga dengan kedua anaknya, ternyata anaknya kembar.
"Ara, maaf ya waktu acara pernikahan kamu dulu kami gak sempat datang" ucap om Rahman
"Hehe iya gapapa om"
"Kalau tante boleh tau, suami kamu mana Ra?" tanya tante Ayu
"Dia lagi dinas tante, ga bisa datang"
"Ooh gitu"
"Hehe iya tante"
Kami ngobrol banyak hal, dan tak terasa waktu berbuka puasa datang.
Selesai berbuka puasa dan makan,kami pulang.
Sebelum pulang, bunda katanya ingin membeli bahan bahan untuk membuat kue di swalayan.
Sesampainya di rumah, aku langsung ke kamar, mengganti baju dan berencana ingin menelfon kak Riki.
"Hallo assalamualaikum kak" ucapku
"Waalaikumsallam, iya dedek, ada apa?"
"Ga ada apa apa kok kak, cuma kangen aja, kakak udah makan?"
"Udah dek, adek udah makan?"
"Udah juga kak, hmm yaudah deh kak, kakak lanjut tugad lagi, adek juga mau tidur"
"Iya, good night my wife, maaf malam ini kakak ga bisa peluk kamu saat tidur"
"Iya kak gapapa kok"
"Yaudah sana tidur"
"Iya"
Setelah mematikan telfon, aku langsung tidur.
•••••
Haiii 😀
Gimana?
Bingung mau nulis apa, mood buat nulis ada, tapi ide nya ga ada 😣
Semoga suka yaaa 😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Abdi Negaraku
Short StoryNamaku Mutiara Pertiwi Akbar. Saat tamat SMA, di usia 18 tahun lebih beberapa bulan, aku sudah menikah. Eits,bukan korban perjodohan orangtua, tapi keinginan aku dan suamiku, kak Riki. Kak Riki merupakan seorang polisi. Menjadi istri polisi di usia...