Setelah beberapa hari kak Riki libur, akhirnya dia kembali dinas. Dan aku juga mulai sibuk kuliah.
Aku di antar kak Riki ke kampus hari ini. Setelahnya kak Riki langsung ke kantor.
Hari ini aku cuma ada satu pelajaran. Saat memasuki kelas, aku di sambut oleh temanku, siapalagi kalau bukan Wina dan Jihan.
"Aduh aduhh, rindu banget ya kami sama ibu bhayangkari satu ini" ucap Wina
"Hu uh, udah jarang muncul wkwk" sahut Jihan
"Yaa gimana lagi kan, si abang sakit, jadi aku jarang muncul" jawabku
"Btw, kak Riki udah sehat? Udah dinas lagi?" tanya Wina
"Udah, hari ini dia dinas"
"Alhamdulillah deh kalau udah sehat lagi"jawab Wina
Saat sedang asik berbincang, tiba tiba dosen kami masuk. Eh? Kok beda? Biasanya bukan itu dosen kami.
"Selamat pagi semuanya" ucap dosen itu yang mungkin.. Baru..
"Pagi pak" jawab kami semua
"Perkenalkan, saya Gilang Prawira, dosen yang baru masuk ke kelas kalian, saya juga baru pindah kesini beberapa hari yang lalu" ucap pak dosen itu dengan gaya yang dingin, tapi bahasanya enggak sama dengan cara bicaranya
"Baik pak" ucap salah satu dari kami
"Oke, kita mulai pelajaran" ucap pak Gilang itu
Sepajang dia menjelaskan materi.. Dia seperti melirik ke arah tempat duduk ku dan juga Wina. Entah siapa yang dia lihat. Tapi saat dia melihat, aku selalu menunduk.
Setelah pelajaran selesai, aku, Wina, dan Jihan ke kantin.
Saat di kantin...
"Wina, tadi kamu liat gak, kalau pak Gilang itu ngelirik terus ke arah kita?" ucapku
"Iya, liat kok, dia liat siapa sih?" tanya Wina
"Gatau, aku nunduk aja tadi pas dia ngeliat" jawabku
"Ngeliat kamu mungkin Win" jawab Jihan
"Eh? Gatau eh, yuk makan" ucap Wina dan saat itu juga dia mengajak makan
Selesai makan, aku menelfon kak Riki. Wina yang pergi membayar makanan.
"Assalamualaikum kak, gimana? Aman kan?"
"Waalaikumsallam, aman kok dek"
"Yaudah, nanti jangan lupa makan siang ya kak, solat juga"
"Iyaaa adekk"
"Okedeh, adek pulang dulu"
"Ga kakak anter nih?"
"Gausah deh kak, nanti kakak kecapek an, adek pulang sama Wina aja"
"Yaudah, hati hati ya"
"Iyaa, assalamualaikum"
"Waalaikumsallam"
Setelah itu, aku,Wina dan Jihan segera menuju parkiran. Tapi saat aku balik badan dari posisi duduk, duh! Ada pak Gilang. Aku langsung menunduk, lalu bergegas pergi meninggalkan kantin.
Saat menunggu Wina di gerbang, aku melihat seorang cowok. Pakai seragam loreng. Pakai motor yang sepertinya aku kenal. Tampak dia melambaikan tangan ke arahku. Dan disaat dia membuka helmnya, ternyata oh ternyata.. Dia bang Dika. Dia segera menghampiri ku.
"Yok dek, pulang, abang anterin"
"Eh, bentar, nunggu Wina dulu, tadinya aku mau pulang sama dia"
"Yaudah"
Saat Wina lewat, aku bilang kalau aku pulang dengan bang Dika saja.
"Oh iya dek"
"Yaa bang?"
"Laper gak?"
"Tadi udah makan sih, tapi kalau abang mau ngajakin makan, masih sanggup kok" jawabku
"Yaudah, makan dulu yok"
"Yok"
Bang Dika mengajakku makan di warung soto padang.
"Riki udah dinas dek?"
"Udah bang, tadi"
"Hmm bagusdeh"
"Oh iya bang, tadi ada dosen baru masuk kelas adek"
"Beneran?"
"Iya"
"Cowok apa cewek?"
"Cowok"
"Masih muda? Atau udah bapak bapak?"
"Hmm, kira kira seumuran bang Alan deh"
"Hmm, inget, ada Riki"
"Ya allah, abang eh. Ya aku inget kak Riki lah, masa aku lupain"
"Iyaa, abang cuma ingetin aja"
"Iya juga sih"
"Kalau dia deketin kamu, langsung aja bilang kalau kamu udah nikah, daripada nanti dia terlanjur deket sama kamu"
"Ya tapi kan adek ga suka sama dia,adek kan sukanya cuma sama kak Riki"
"Iyaa, abang cuma bilang, jaga hati"
"Iya"
. . . . .
Semenjak pulang dari kampus. Aku gelisah. Tidak nyaman. Entah kenapa. Mungkinkah karena masalah pak dosen itu? Tapi kan belum pasti juga dia liat aku kan, mana tau Wina. Yaudahlah, biarin aja.
Sore harinya, aku memasak untuk makan malam, setelah itu aku mandi dan duduk santai di teras sambil menunggu kak Riki pulang.
Jam 17.15 ,kak Riki pulang.
"Assalamualaikum adek"
"Walaikumsallam kak"
"Ciee yang nungguin kakak"
"Iyalah nunggu in, kangen, hehe"
"Yaudah masuk yok"
"Yok"
Setelah melepas sepatunya, aku langsung menyuruh kak Riki mandi. Dan aku buat kan teh hangat, lalu kami duduk santai di taman belakang sampai waktu magrib tiba.
Setelah solat magrib, kami tadarusan sampai waktu solat isya. Dan setelah solat isya, baru kami makan.
Selesai makan, kami duduk di ruang keluarga.
"Dek?"
"Hmm?"
"Kakak udah lama gak nyanyi kan"
"Nah, iya. Udah lama. Nyanyi dong kakk, buat adek"
"Bentar, kakak ambil gitar dulu"
Kak Riki mengambil gitarnya di kamar.
"Adek mau kakak nyanyi apa?"
"Hmm adek udah lama ga denger lagu petra sihombing, yang mine itu loh kak"
"Lagu mine itu?"
"Iya"
"Okedeh kakak nyanyi itu"
Dan kak Riki mulai menyanyi, dan akhirnya, membuat aku tertidur sambil bersandar di badannya. He is my best.
•••••
Segitu dulu ya Readers 😆😆
Jangan lupa vote dan komen.
Kangen kak Riki? Dedek Ara? Atau bang Dika?
KAMU SEDANG MEMBACA
Abdi Negaraku
Historia CortaNamaku Mutiara Pertiwi Akbar. Saat tamat SMA, di usia 18 tahun lebih beberapa bulan, aku sudah menikah. Eits,bukan korban perjodohan orangtua, tapi keinginan aku dan suamiku, kak Riki. Kak Riki merupakan seorang polisi. Menjadi istri polisi di usia...