49

11.2K 383 2
                                    

Time Flies... Waktu berlalu cepat. Tak terasa, aku sudah akan wisuda.. Dan itu artinya, sudah sekitar 4 tahun aku menikah dengan kak Riki. Banyak hal yang kami lalui. Kata orang, lima tahun pertama pernikahan itu sulit. Dan kami merasakannya. Pernah waktu itu, aku kembali tumbang,alias sakit, dan akhirnya di rawat di rumah sakit. Kak Riki menjadi sangat sibuk. Apalagi saat aku sakit, kak Riki dalam keadaan kurang sehat juga. Karena terlalu sibuk, kak Riki juga tumbang akhirnya. Kami sama sama di rawat. Hal ini membuat kedua pihak keluarga kami sibuk. Bunda Ayah, Mama Papa, uni Resha, bang Dika, sibuk bergantian menjaga kami. Tapi itulah namanya hidup. Tidak selalu senang. Tidak selalu bahagia. Tidak selalu berada di atas.
Dulu, di saat terlalu lelah dengan tugas, jenuh, aku sering menangis. Kak Riki selalu menasehatiku. Agar aku selalu kuat menghadapi hidup yang makin hari, makin keras. Agar aku bersemangat menyelesaikan kuliahku. Hasilnya, aku berhasil melewati masa masa sulit itu. Alhamdulillah.

Bagaimana tentang para abangku?

Bang Dika? Alhamdulillah dia sudah menikah. Uni ipar ku bernama Diza. Bang Dika menikah di tahun kedua saat aku kuliah. Tepatnya saat aku semester 3 menuju semester 4. Uni Diza dia seorang guru SD di kota Solok. Dia masih keturunan minang juga. Mereka bertemu saat bang Dika main ke Solok, ke kebun teh. Setelah menikah, bang Dika masih dinas di Padang. Setahun setelah mereka menikah, dikaruniai anak. Laki laki. Namanya Dhafi.

Bang Alan dan Uni Khadijah, anak pertama mereka sudah lahir, berjenis kelamin laki laki, bernama Umar. Dua tahun setelah Umar lahir, uni Khadijah kembali hamil. Sembilan bulan sudah itu, lahir lah adiknya Umar. Perempuan. Diberi nama Ayana. Mereka sekarang masih tinggal di Padang.

Sedangkan Bang Zaki dan Uni Zizi, mereka dikaruniai anak kembar. Laki laki dan perempuan. Namanya Zio dan Zia. Ya, mereka sepakat memberi nama anaknya dengan huruf awal 'Z'. Mereka? Masih di Aceh.

Sedangkan ketiga sahabatku? Rahma, Wina, dan Jihan?
Rahma  saat ini bekerja di perusahaan milik keluarganya. Enam bulan yang lalu, dia sudah menikah dengan seorang anggota TNI Angkatan Laut. Namanya bang Adhi. Memang, mereka tinggal di pulau Jawa, tapi komunikasi kami tetap lancar. Dan rencananya saat aku wisuda, mereka akan pulang ke Padang.

Wina? Ah, sahabatku satu ini,dia sudah menikah saat kami masih kuliah semester 7. Belum terlalu lama. Suaminya seorang TNI Angkatan Udara. Namanya bang Lutfi. Dinas di Padang juga.

Sedangkan Jihan? Dia berencana akan menikah dengan bang Kahfi, masih pacarnya yang waktu itu,anggota TNI Angkatan Darat. Jarak dua bulan setelah kami wisuda, dia akan menikah dengan bang Kahfi.

Rahma, Wina, dan Jihan sudah pernah bertemu. Dan mereka juga sudah akrab.

Aku dan kak Riki? Ceritanya di bawah...

                        ❤❤❤❤❤

"Gimana dek, sidangnya tadi?" tanya kak Riki saat aku keluar dari ruangan sidang skripsi

"Alhamdulillah kak, lancar. Adek akan segera di wisudakan"

"Alhamdulillah" ucap kak Riki yang spontan langsung memelukku

"Ayok, kita ke rumah bunda, kasih tau bunda"

"Ayok"

Aku dan kak Riki segera menuju rumah bunda.

Sesampainya di rumah bunda,aku melihat mobil bang Alan.

"Wah kak, ada Umar sama Ayana kayaknya deh kak"

"Iya, udah lama ga ketemu mereka"

"Iya"

Aku dan kak Riki segera memasuki rumah. Tapi saat memasuki rumah. Sepi. Tak ada orang. Dan tiba tiba, kak Riki yang tadi di samping ku, entah hilang kemana.

"Kakak..."

"Bunda..."

"Ayah..."

"Bang..."

"Uni..."

Aku segera menuju ke ruang keluarga yang terletak di tengah,namun tetap, tak ada orang. Ke kamar, tak ada juga. Aku kembali ke ruang tamu. Dan...

"Happy birthday Araa!!!" teriak semua orang yang ada di rumah

"Loh?" aku kaget. Mencoba mengingat lagi, dan ternyata hari ini aku ulang tahun.

Kak Riki membawa kue. Umar dan Ayana membawa buket bunga. Sedangkan bunda, ayah, mama, papa, dan para abang serta para uni, kompak menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

"Berdoa dulu sebelum tiup lilinnya"

Setelah itu, aku meniup lilin. Umar dan Ayana memberikan buket bunga tadi untukku.

"Semoga umurnya berkah ya nak, makin sukses, sehat selalu" ucap ayah mewakili bunda, mama, dan papa

"Aamiin, makasih ayah, bunda, mama, dan papa"

Lalu berganti para abang dan uni iparku.

Selesai itu. Kami makan siang bersama.

"Gimana sidangnya tadi nak?" tanya mama

"Alhamdulillah lancar ma"

"Alhamdulillah"jawab semua orang di rumah

"Kapan wisudanya dek?" tanya bang Alan

"Tiga minggu lagi bang"

"Udah bikin baju dek?" tanya bang Dika

"Belum sih, besok lah adek beli bahannya, jait sendiri aja"

"Haha iya juga ya, masa desainer bikin baju ke orang lain"

"Hehehe iya"

"Nanti ayah, bunda, mama, papa, kak riki, abang abang, dan uni uni, datang ya ke acara wisuda aku"

"Insyaallah"

•••••

Setelah pulang dari rumah bunda di sore harinya, aku mengajak kak Riki ke toko bahan baju. Ingin membeli dasar baju yang akan aku jahit dan aku gunakan saat wisuda nanti.

"Mau beli warna apa dek?" tanya kak Riki saat kami sampai di toko

"Hmmm, pink, kayak bhayangkari aja? Brokat sama songket nantinya?"

"Bagus juga sih,tapi songketnya gausah yang terlalu banyak motif, yang simpel aja"

"Okey"

"Eh tapi kak, batik aja deh buat rok nya. Kakak beli juga. Biar ada baju couple kita"

"Boleh juga, yaudah gapapa"

Setelah memilih bahan yang bagus, kami membayarnya, lalu pulang.

Sesampainya di rumah,sudah sore,aku mandi,istirahat sebentar. Malamnya aku membuat desain untuk baju ku itu.

"Gak capek dek?"

"Dikit kak, ga terlalu kok"

"Gausah di paksakan sibuknya"

"Iya kakak"

"Terus, baju kakak, kamu yang jahit?"

"Iya dong, biar hemat biaya kan, lagian baju kemeja, ga ribet kok"

"Yaudah"

Dan setelah menyelesaikan desain baju ku, aku segera tidur. Kak Riki juga.

•••••

Haii...
Gimana part ini? Aku bikin si Ara udah mau wisuda, biar ga bosan aku nulisnya.. Karena terlalu lama menceritakan tentang kisah kuliahnya Ara, itu aku rasa terlalu membosankan. Lagi pula, tidak ada konflik yang berarti di saat Ara kuliah.

Abdi Negaraku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang