45

12.8K 395 4
                                    

Malam ini, aku menemani kak Riki di rumah sakit. Besoknya aku kuliah masuk siang.

"Kak, besok adek kuliah, kakak sama mama atau uni Resha?" tanyaku

"Terserah aja dek, yang penting ada yang nemenin kakak" jawab kak Riki

"Hmm yaudah, kakak tidur ya, adek juga udah ngantuk"

"Adek tidur dimana?"

"Tuhh disitu" ucapku sambil menunjuk sofa

"Dek"

"Iya kakak?"

"Maafin kakak"

"Loh? Maaf buat apa?"

"Kakak sakit, jadinya ngerepotin kamu"

"Kakak, nih adek bilangin,kakak itu sama sekali ga menyusahkan adek, ga bikin adek repot, justru adek yang merasa bikin kakak jadi repot. Adek merasa beruntung banget, bisa menjadi milik kakak, kakak gausah khawatir kalau masalah kakak yang dirawat ini, sama sekali ga menyusahkan, karena ini adalah kewajiban adek kepada kakak" ucapku

Kak Riki hampir menangis. Dan segera memelukku.

"Loh jangan nangis kak, nanti aku ikutan sedih"

"Makasih udah bersabar untuk kakak, makasih udah selalu ada di samping kakak di saat kakak susah seperti ini"

"Sudah kewajiban adek sebagai istrinya kakak"

"Kakak sayang adek"

"Adek juga,yaudah, kakak tidur ya"

"Iya"

. . . . .

Pagi harinya, jam 8, mama sudah datang ke rumah sakit. Menggantikan aku menemani kak Riki.
Jam 9 aku pulang, lalu sesampainya di rumah bersiap siap untuk pergi ke kampus.
Sebelum ke kampus, aku menelfon Wina terlebih dahulu.

"Wina, hari ini ada jadwal kan?"

"Iya ada, nanti jam 11"

"Okey"

. . . . .

"Ara!!"

Aku menoleh ke belakang, ternyata Jihan.

"Eh iya Jihan, gimana sama bang Kahfinya?" tanyaku

"Alhamdulillah, jadian!!"

"Yeeayy pajak pajak pajak" tiba tiba terdengar suara Wina dari arah belakang kami berdiri

"Pajak pajak mulu, iya iya nanti abis jam kita makan makan"

"Yeaay makasih Jihan sayangg" ucap Wina

"Hemm" balas Jihan

Aku sedikit murung. Masih ingat kak Riki.

"Ra, kamu kenapa?" tanya Wina

"Kak Riki sakit, di rawat" ucapku

"Astagfirullah, sakit apa?" tanya Jihan

"Demam tinggi, dua hari yang lalu kan dia ga bisa di telfon, nyatanya dia ikut sama temennya mencari pelaku pembunuhan yang waktu itu beritanya heboh,pas besok paginya, dia pulang, luka di perut, lebam wajahnya juga banyak" jelasku

"Ya Allah, semoga kak Riki cepat sembuh ya"

"Iyaa aamiin"

"Lah terus, demamnya kapan Ra?" tanya Wina

"Kemaren, pas dia abis tidur siang"

"Nanti kami liat kak Riki, boleh?" tanya Jihan

"Boleh kok"

"Nanti aku ajak bang Kahfi,kamu ajak siapa Wina?" tanya Jihan

"Emmm, siapa ya?" Wina bingung

"Assalamualaikum, ada apa nih? Ngumpul rame gini?"

Aku melihat sumber suara, ternyata bang Zafran.

"Waalaikumsallam" jawab kami bertiga

"Ini bang, kak Riki demam, di rawat, Jihan sama Wina katanya mau ikut liat kak Riki, abang mau ikut juga?" tanyaku pada bang Zafran

"Loh, bang Riki sakit? Sejak kapan?"tanya bang Zafran

"Kemaren bang" jawabku

"Hmm, yaudah nanti abang ikut sama kalian ya, Jihan, Wina" jawab bang Zafran

"Okey bang" jawab Wina sambil senyum

Selesai jam, kami langsung ke rumah sakit. Tidak jadi di traktir Jihan, kapan kapan saja. Bang Kahfi nya Jihan, langsung menyusul ke rumah sakit saja.
. . . . .

"Assalamualaikum" ucap kami semua

Aku masuk terlebih dahulu ke ruangan kak Riki.

"Waalaikumsallam"

Ternyata ada bunda dan ayah juga di dalam ruangan.

Aku menghampiri kak Riki setelah bersalaman dengan mama,bunda,dan ayah.

Sedangkan bang Kahfi, duduk dekat ayah. Bang Zafran juga. Jihan dan Wina juga duduk dekat bunda dan mama.

"Kakak"

"Adek"

"Gimana kak?"

"Alhamdulillah udah agak mendingan"

"Alhamdulillah, bentar ya kak,aku ke kamar mandi dulu"

"Iya"

Saat aku hendak ke kamar mandi, bang Zafran dan bang Kahfi menghampiri kak Riki. Disusul juga dengan Jihan dan Wina.

. . . . .

"Yaudah Ra,kami pulang dulu ya, kak Riki, semoga cepat sembuh" ucap Jihan dan Wina

"Iya, makasih ya, aamiin" ucap ku mewakili kak Riki, sedangkan kak Riki hanya senyum

"Bang Riki, kami pulang dulu ya, lekas sembuh" ucap bang Zafran dan bang Kahfi

"Iya bro, makasih, aamiin"

"Yaudah, kami pamit, assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

Setelah mereka pulang, datanglah bang Dika dengan dua paperbag di tangannya.

"Assalamualaikum" ucap bang Dika

"Waalaikumsallam"

"Mama, Riki, maaf Dika baru bisa datang" ucap bang Dika

"Iya Dika gapapa kok" ucap mama

"Iya bang, gapapa" ucap kak Riki

"Ini ada makan siang untuk bunda, ayah, mama, juga Ara"ucap bang Dika sambil menyodorkan paperbag tadi. Dan segera di ambil alih oleh bunda dan juga mama, kebetulan sebentar lagi papa akan datang.

"Nah Ara, yang ini, khusus untuk Riki. Makanan yang sama seperti kamu di rawat dulu, buat Riki, suapin Riki sana" ucap bang Dika

"Iya bang, makasih ya"ucapku

"Makasih bang" ucap kak Riki

Saat aku sedang asyik menyuapi kak Riki, papa datang, lalu dia bergabung makan siang bersama.
. . . . .

Sore harinya, aku, bunda, ayah, mama, dan papa pulang ke rumah masing masing. Kak Riki ditemani oleh bang Dika sampai aku datang kembali.

Setelah membersihkan badan, dan bersiap ke rumah sakit lagi, aku menelfon Wina. Menanyakan apakah besok ada jadwal atau tidak.

"Wina, besok ada jadwal gak?"

"Enggak Ra, barusan dosennya bilang kalau dia gabisa datang, lagian besok kita cuma sama dosen itu aja"

"Hmm okedeh"

Dan setelah itu, aku segera menuju ke rumah sakit.

. . . . .

Malamnya...
Banyak teman kak Riki yang datang, dan juga beberapa ibu bhayangkari. Bang Dika masih setia menemani kami berdua sampai jam 10 malam, setelah itu, bang Dika pulang, dan kami bersiap siap istirahat.

•••••

Vote dan komen jangan lupa ❤❤


Abdi Negaraku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang