19

14.5K 531 3
                                    

Sesuai dengan ucapannya tadi malam, bang Zaki akan membawa calonnya ke rumah. Sepertinya hari ini akan cukup rame di rumah,karena calonnya bang Zaki datang bersama keluarga nya. Bang Alan dan Kak Khadijah juga ke rumah.
Jam 10, keluarga calon bang Zaki sudah datang. Bukan untuk acara tunangan sih, tapi tepatnya untuk menentukan tanggal pernikahan.

Saat ayah, bunda, bang alan dan bang zaki menyambut keluarga calon kakak iparku, aku dan kak Khadijah di dapur sedang sibuk menyiapkan minuman dan beberapa makanan kecil untuk di hidangkan.
Setelah semua yang akan kami hidangkan selesai,aku dan kak Khadijah langsung ke rumah tamu.
Untuk perbincangan kali ini, aku tidak ikut, lebih baik aku di kamar saja,sekalian belajar untuk ujian besok.

. . . . . . .

Sebelum waktu shalat Zuhur, keluarga calon kakak ipar ku sudah pulang, tetapi calon kakak ipar ku masih di sini, karena, yaa, nanti sore, bang Zaki sudah balik lagi ke Aceh, calon kakak ipar ku juga ikut ke Aceh,karena calon kakak iparku juga bekerja di Aceh,dan juga karena mereka akan mempersiapkan pengajuan nikah disana. Oh iya, nama calon kakak ipar ku ini Zizi. Inisial namanya sama dengan bang Zaki. Orangnya, ramah, cantik, juga baik hati, tutur katanya juga lembut, yaa lebih kurang seperti kak Khadijah lah sifatnya. Dan tentunya, dia sangat sayang denganku. Dia bilang, dulu dia sangat ingin adik perempuan, dan baru bisa punya adik perempuan nya sekarang, yaitu aku. Haha.

Setelah waktu shalat zuhur tadi, bang Alan dan kak Khadijah sudah kembali ke rumahnya. Katanya nanti saja bertemu di bandara saat mengantarkan bang Zaki.

. . . . .

"Kak Zizi, kakak kenal sama bang Zaki dimana?"tanyaku

"Hmm kakak kenal sama dia, waktu itu kakak lagi sholat zuhur di mesjid, di Aceh, beberapa hari setelah itu, kakak ketemu lagi, dan satu minggu setelah itu, kakak ketemu lagi, jadi, di pertemuan ketiga kali, abang kamu ngajak kakak kenalan"

"Hmm gitu, terus terus, gimana lagi kak?"

"Di pertemuan ke empat, dia ngajak jalan, di pertemuan ke lima, dia ajak nikah"

"Wuuaa aku gak nyangka,kalau bang Zaki bakalan nikah"

"Hehe iyaa dek, kakak juga seneng, karena kakak akan punya adik perempuan"

"Hehe,semoga lancar hampai hari H yaa kakak"

"Aamiin"

. . . . . .

Sore ini, kami semua mengantarkan bang Zaki dan kak Zizi ke bandara.

"Abang jangan balik duluu"

"Abang dinas adek, kalau abang kelamaan libur, nanti pas nikah abang gabisa libur"

"Hmm iyaa deh, tapi abang harus jaga kesehatan yaa, jangan lupa makan, sholat jangan lupa"

"Iyaaa adek abang, kamu juga gitu, persiapkan diri menjelang ujian yaa"

"Iyaaa abang"

Setelah menangis nangis dengan bang Zaki, aku beralih ke kak Zizi.

"Kakak juga, disana jaga kesehatan yaa, kakak ga boleh telat makan"

"Iyaa calon adik ipar kakak, pastii, kamu juga yaa, jaga kesehatan, jangan sampai sakit, besok ujian kan?"

"Iyaa kakak"

"Semangat yaa, semoga hasil ujiannya bagus, nanti kalau kamu dapat peringkat 1,kakak kasih hadiah"

"Beneran kak?"

"Iyaa adekk"

"Yeeeayy makasih kak Zizi"

"Iyaa sama sama"

Ayah, bunda, dan bang Zaki hanya tersenyum bahagia melihat ku yang dekat dengan kak Zizi. Oh ya, bang Alan dan kak Khadijah tidak jadi ikut ke bandara.

. . . . . .

Yaa, setelah bang Zaki balik ke Aceh lagi, rumah menjadi sepi kembali.
Karena hari ini masih boleh main hp, aku berencana akan menelfon bang Dika. Lalu aku telfon melalui video call. Dan langsung terhubung.

"Assalamualaikum adek"

"Waalaikumsallam bang,abang hari ini gak sibuk kan?"

"Enggak adek, abang lagi di asrama aja sekarang"

"Hmm, abang udah makan?"

"Udah dek, adek udah makan atau belum?"

"Kalau adek mah jangan di tanya lagi bang,apalagi hari minggu, gak pernah absen buat makan hehe"

"Gendut baru tau"

"Ish biarin aja bang"

"Hahaha, o iya dek, bang Zaki kan mau nikah, jadinya kapan? Sebelum kamu kan?"

"Hmm iya bang, bang zaki nikah bulan Februari, aku kan UN bulan April, jadi aku nikahnya habis kelulusan aja"

"Hmm gitu, jadi, udah berapa persen persiapan kamu untuk menjadi seorang istri dek?"

"Hmm kayaknya udah hampir 45% deh bang"

"Kamu bisa masak kan?"

"Bisa lah abang, masa gak bisa, aku kan sering belajar masak sama bunda"

"Baguss, pokoknya nanti kalau kamu udah jadi istri,kamu turutin ucapan suami kamu, gak boleh ngelawan sama suami kamu, denger itu ya"

"Iyaa abangkuu, o iya bang, abang kapan pulang??"

"Duhh sebenarnya abang paling gak sanggup pas di tanya 'abang kapan pulang tu'  ,, sabar aja ya dek, abang juga bingung, mau pulang pas nikahan bang zaki atau pas nikahan kamu"

"Hmm yaudah bang, pokoknya abang jangan sampai ga pulang pulang yaa, harus pulang minimal 2 kali setahun hahah"

"Baru kemaren tu abang pulang dek,udah kamu suruh pulang lagi"

"Hehehe, bang, udahan dulu yaa, ara besok ujian, mau belajar dulu"

"Ujian ya? Hmm iya iya, belajar nya semangat yaaa"

"Pastii abang, udah dulu yaa bang, assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

Sebelum mulai belajar, aku chat kak Riki dulu.

"Kakk"

Dia sedang online, pesan ku langsung di read.

"Iyaaa sayang?? Kenapaa?"

"Aku mau off, seminggu, jadi kita gak bisa komunikasi dulu yaa kakak"

"Seminggu?, nanti kalau kakak kangen gimana?"

"Yaa kalau kakak kangen kesini aja, sekalian temenin ara belajar"

"Hmm iya deh"

"Awas kak, jangan kayak waktu itu lagi, udah mau nikah loh kita"

"Hehe iya iya dedek, gak akan kakak ulangin lagi kok"

"Janji ya?"

"Iyaa janji"

"Hmm yaudah, ara off dulu yaa kak, assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

Semua sudah beres. Jadi nanti pas belajar nyaman.

•••••

Abdi Negaraku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang