55 - End

30.3K 533 25
                                    

Sudah dua bulan berlalu. Itu artinya usia kehamilanku sudah tiga bulan, karena aku baru tahu kehamilanku di saat sudah minggu ke empat/ usia satu bulan. Kebanyakan orang hamil, akan mengalami mual mual di pagi hari, tak selera makan, mager. Lain hal nya dengan diriku. Setiap pagi, aku selalu bersemangat untuk mengawali hari. Jarang sekali namanya aku mual mual. Selera makan? Aku sangat sering makan atau ngemil, hingga berat badanku sudah bertambah 4 kg dalam jangka waktu 3 bulan. Baju banyak yang sempit, terpaksa aku membeli. Apalagi baju seragam Bhayangkari ku yang pertama di buat,sudah sempit. Pekerjaan,masih aku jalani, toh ga terlalu menguras pikiran juga. Berbeda dengan Wina, di awal kehamilannya, dia harus bedrest, karena kelelahan, juga dia tidak mau makan, hal itu lah yang menyebabkannya bedrest.
Dan, info yang baru aku dapat dari sahabatku, Rahma, dia juga mengatakan kalau dia sedang hamil juga, baru 2 minggu. Kompakan kami hamilnya?

. . . . .

Siang ini aku ada di butik. Bersama Wina dan Jihan. Aku dan Wina sibuk ngemil buah pepaya, sedangkan Jihan, dia hanya melihat kami dengan pandangan yang cukup sulit di artikan.

"Kamu kenapa Jihan?" tanyaku

"Aku pengen pepaya, tapi kenapa perut ku nolak ya pas aku makan, kemaren beli pepaya juga, malahan muntah abis makannya"

"Kamu hamil kali" ucap Wina

"Eh? Masa?"

"Ayuk ke RS, kami temenin periksa" tawarku

Awalnya Jihan ragu, tapi dia tetap mengikuti kami berdua. Kami menuju RS tempat aku di periksa dua bulan yang lalu. Sesampainya di rumah sakit,kami langsung mengambil nomor antrian untuk Jihan. Dan sampai pada gilirannya,kami bertiga masuk ke ruangan dokternya.

"Siang mbak Qilla!" sapa kami bertiga pada dokter yang kira kira umurnya 3 tahun di atas kami

"Lah, kalian bertiga lagi, silahkan duduk" jawab dokter itu dengan sedikit kekehan

Setelah duduk, kami mengatakan bahwa Jihan ingin di periksa. Lalu dokter mengarahkan Jihan untuk berbaring di tempat periksa.

"Ada dedek bayi di perut Jihan, selamat ya"

"Benarkah?" tanya Jihan antusias

"Iya, tuh lihat" ucap dokter mengarahkan Jihan untuk melihat monitor

"Alhamdulillah" ucap kami bertiga

"Kalian kok hamilnya kompakan ya" ucap mbak Qilla sedikit tertawa

"Takdir mungkin mbak"

Selesai periksa, kami menebus vitamin dan obat untuk Jihan di apotik.

. . . . .

Hari ini tidak ada kegiatan bagiku dan dua sahabatku di butik, jadi kami pulang saja.
Sesampainya di rumah, aku melihat motor kak Riki yang sudah terparkir di garase.

"Assalamualaikum" ucapku sambil membuka pintu rumah

"Waalaikumsallam" terdengar sahutan kak Riki dari dapur

"Udah pulang dek?"

"He em, baru balik dari RS"

"Ngapain ke RS lagi? Kan periksa nya udah dua hari yang lalu?"

"Nemenin Jihan"

"Dia sakit?"

"Bukan, ada calon bayi di perutnya"

"Dia juga hamil?"

"Iya, Rahma tadi telfon, katanya dia juga hamil"

"Walah!! Kenapa kalian berempat hamilnya kompak ya?" ucap kak Riki sambil tertawa

Abdi Negaraku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang