Beberapa hari setelah di wisuda, aku, Wina, dan Jihan sedang berunding di rumahku. Rencana nya, nanti setelah Jihan menikah, kami akan membuka butik milik kami bertiga. Bukan hanya butik, tapi ada salonnya juga. Jadi, bagi calon pengantin, habis bikin baju sama kami, lalu makeup nya kami juga, wkwk.
Iya, memang kami sudah memiliki rencana ini sejak semester 6 lalu. Urusan desain baju pengantin, kami bertiga bisa,kalau makeup, yang lebih bagus di antara kami bertiga ya aku. Biasanya kan pengantin suka pake henna tuh, nah, itu ke ahliannya Wina. Kalau Jihan? Dia hebat bikin hairdo/hijabdo. Yang spesialis untuk gayain rambut/hijab itu. Lengkap sudah. Kalau nge-job, ketiga nya langsung ikut.
Dan khusus untuk pernikahan Jihan yang akan dilaksanakan beberapa bulan lagi, kami yang akan mendandaninya.Aku ingat waktu Jihan ke rumah ayah dan bunda dengan bang Kahfi, menemui senior nya bang Kahfi, yang merupakan ayah. Padahal kan, Jihan itu sudah kenal sama ayah dan bunda. Tapi pas mereka dalam situasi yang berbeda, Jihan canggung berbicara dengan bunda. Biasanya ngomong kayak ibu dan anak, lah waktu itu ngomong kayak formal militer gitu. Serius, saat itu aku ngakak banget sama kak Riki ngintip mereka dari dapur. Selesai urusan formalnya mereka, barulah Jihan bernafas lega. Bunda dan ayah terkekeh melihat Jihan.
. . . . .
Oke, tentang rencana pembangunan salon dan butik kami, sepertinya sudah mendapat izin dari seluruh pihak. Orangtua, dan suami kami sudah beri izin. Asalkan jangan ada yang sampai bertengkar karena hanya masalah pekerjaan. Dan pembangunan nya akan dilaksanakan setelah Jihan menikah saja, kalau dilakukan sekarang, otomatis Jihan sibuk juga dengan masalah ini. Jadinya di jadwalkan setelah dia menikah saja, agar lebih santai sedikit.
. . . . .
Waktu berlalu, dan sekarang aku dan Wina sedang sibuk mendandani Jihan yang akan menikah hari ini.
Untuk akad nikah nya, Jihan memakai baju gaun warna putih yang dia desain dan jahit sendiri. Aku yang makeupin, Wina yang pasangin white henna nya, sedangkan untuk jilbabnya, Jihan pasang sendiri, dan aku bantu untuk merapikannya.
Dan jangan lupakan Rahma, dia juga sudah di sini, menemani kami sambil sibuk live di instagram."Haaii selamat pagii, aku lagi nemenin calon anak daro nihh" ucap Rahma memulai live nya di ig sambil melihatkan kamera hp nya ke arah kami
Saat asik nya live dan foto foto, tiba tiba pintu kamar Jihan di ketuk, dan di sahuti oleh Jihan.
"Masuk aja!"
Ternyata para lelaki abdi negara yang mencari istrinya.
Siapa lagi kalau bukan kak Riki, bang Lutfi, dan bang Adhi.
"Lah ternyata para lelaki" ucapku
"Kirain siapa" sahut Wina
"Hayuk kita foto" ucap Rahma
"Hayukk" sahut kami semua.
Terpaksalah para lelaki kami minta untuk menjadi fotografer dadakan. Kami yang sudah menikah, jadi flashback waktu menikah dulu. Jadinya foto ala ala pengantin gitu, hadeuu!.
. . . . .
Akad nikah Jihan sudah berlalu dua jam yang lalu, dan sekarang aku sedang mengganti warna lipstick Jihan setelah mengganti baju gaunnya dengan baju adat minang. Iya,sehabis akad nikah langsung resepsi. Di rumah nya saja. Upacara pedang pora nya akan dilaksanakan pas resepsi di rumah bang Kahfi.
Aku sibuk memakaikan Jihan hijab warna emas. Sedangkan Wina sibuk melukis henna warna maroon di tangan Jihan. Sedangkan fotografer nya, sibuk mengambil momen fotonya. Begitu juga dengan videografernya.
Kak Riki and the geng, bang Lutfi dan bang Adhi, sibuk memasangkan baju adat ke bang Kahfi. Jangan salah, kak Riki and the geng sudah satu minggu kami latih untuk memakaikan baju adat. Wkwk.
. . . . .
Resepsi di rumah Jihan hanya satu hari sampai malam.
Besoknya langsung di lanjut di rumah bang Kahfi.Pagi pagi, kembali aku dan Wina, serta kak Riki dan bang Lutfi pergi ke rumah Jihan. Rahma dan bang Adhi juga. Tentunya kami sudah mandi dan dandan dong. Gak takut keringetan? Ga takut makeup nya lecek? Ga lah, kan masih pagi, kamar Jihan juga ada ac, jadi ga kepanasan wkwk.
Ok, skip.
Hari ini Jihan tetap memakai suntiang dan baju adat warna hijau lumut. Katanya biar serasi sama baju PDU bang Kahfi.
Selesai berdandan, dan semua keluarga sudah siap, kami berangkat ke rumah bang Kahfi. Sesampainya di gerbang depan kompleks perumahan bang Kahfi, kami di sambut dengan Tari Pasambahan khas minang. Lalu berjalan di iringi bunyi dari alat musik khas minang, yaitu 'tambua tansa'. Hampir sampai di dekat tenda rumah bang Kahfi, pasukan pedang pora sudah menanti, saat mempelai sudah siap, langsung pedang pora nya di mulai.
Aku yang berjalan sambil memeluk lengan kak Riki, berbisik.
"Adek jadi inget upacara kita dulu kak"
"Iya dek, kakak juga"
. . . . .
Selama dua hari ini, aku dan kak Riki sibuk mengurus pernikahan Jihan. Di hari ketiga, kami tepar. Kelelahan. Untung saja sekarang tanggal merah, alias libur. Jadinya kak Riki tidak terlalu sibuk. Pergi ke kantor jam 7,pulang lagi jam 10. Dan dia tidur sampai waktu shalat zuhur tiba. Begitu pun aku. Saat waktu shalat, kami bangun.
Benar benar hari yang melelahkan, tapi aku bahagia, karena temanku menikah.
•••••
Jangan lupa vote dan komen yaa gaeess 😊😊❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Abdi Negaraku
Historia CortaNamaku Mutiara Pertiwi Akbar. Saat tamat SMA, di usia 18 tahun lebih beberapa bulan, aku sudah menikah. Eits,bukan korban perjodohan orangtua, tapi keinginan aku dan suamiku, kak Riki. Kak Riki merupakan seorang polisi. Menjadi istri polisi di usia...