Sudah satu minggu kak Riki bertugas. Dan selama itu pula lah, aku hanya bisa melihat wajahnya melalui videocall.
Kata orang, obat rindu itu hanya bertemu. Jadi, kalau tidak bertemu, ya siap siap saja menahan rasa rindu yang semakin mendalam.Hari ini, rencananya, aku, bunda, ayah, dan bang Dika akan berbuka bersama di rumah mama nya kak Riki. Dan kebetulan juga suami uni Resha, papinya Oliv pulang. Jadi, nanti sekaligus kumpul kumpul keluarga. Bang Ray, abangnya kak Riki juga ikut, sama istrinya juga, dan anak anaknya juga.
. . . . .
Jam 5 sore, aku, bunda, ayah dan bang Dika sudah menuju ke rumah mama.
Hanya memerlukan waktu 20 menit, aku sudah sampai di rumah mama."Assalamualaikum" ucap kami
"Waalaikumsallam" terdengar sahutan dari dalam rumah
Tak lama, datang mama dan papa.
"Ayo ayo, silahkan masuk, semuanya udah ngumpul di dalam" ucap papa
Kami masuk ke dalam rumah, dan saat aku berjalan ke arah dapur hendak meletakkan puding yang aku bawa, tiba tiba ada yang memeluk kakiku.
"Onty Alaaa!"
Aku melihat ke bawah, ternyata Oliv.
"Iya Oliv"
Aku meletakkan puding tadi ke atas meja, lalu beralih ke Oliv.
"Oliv kangen onty"
"Aunty juga kangen Oliv"
"Om Iki mana?"
"Om Riki kerja"
"Dak kesini?"
"Enggak sayang"
"Pulangnya lama?"
"Iya, lama"
"Kayak papi?"
Aku mengangguk.
"Oliv kangen om Iki" ucap Oliv dengan mata nya yang mulai berkaca kaca. Tak lama, tangisnya pun pecah.
"Oliv mau om Iki huaaa!!!"
Tangisnya pun makin lama, makin kencang, dan membuat mami dan papi nya menghampiri kami yang masih di dapur.
"Loh loh, Oliv kenapa nangis nak? Katanya kangen aunty Ara, itu aunty udah ada" ucap uni Resha
"Dia kangen kak Riki,uni" jawabku
Oliv mengangguk mendengar aku berbicara itu.
"Owalah kangen om nya, yaudah Oliv telfon aja om Riki nya" ucap papinya
"Tefon?" tanya Oliv
"Iya" jawab papinya
Tangisnya mulai reda, dan aku mengambil hp yang ada di dalam tas kecilku.
Aku mengajak Oliv duduk di taman belakang. Dan videocall kak Riki.
"Assalamualaikum kak, kakak sibuk?"
"Waalaikumsallam, enggak dek, ini lagi istirahat,jadi ke rumah mama?"
"Jadi, ini di rumah mama"
"Hmm"
"Om Ikiii!!!" teriak Oliv. Kak Riki sedikit terkejut.
"Iya Oliv, ada apa?"
"Kenapa om dak kesini?" tanya Oliv
"Om lagi kerja, gabisa"
"Oliv kangen om"
"Iya, nanti kalau om udah pulang, om ketemu sama Oliv ya? Kita jalan jalan"
"Beneran om?"
"Iya"
"Yeaay sayang om"
Kak Riki tersenyum. Tak lama, datang dua orang ponakan kak Riki, Taufik dan Tio.
"Om Riki!!!" ucap Taufik dan Tio.
"Hey, apa kabar?"
"Baik om, sehat, om gimana?"
"Alhamdulillah sehat juga"
"Kami main dulu ya om, dadahh"
"Dahh"
Kemudian ketiga anak kecil itu, Oliv, Taufik dan Tio, pergi ke ruang keluarga untuk bermain.
"Hmm, yaudah kak, adek matiin dulu ya telfonnya, assalamualaikum"
"Waalaikumsallam"
. . . . . .
Tak terasa, lebaran tinggal 2 hari lagi, tapi kak Riki belum tahu pasti, entah jadi pulang, entah tidak. Malam ini, aku, bunda, uni Khadijah, dan bang Dika berencana akan membuat kue lebaran. Kami hanya membuat beberapa macam kue saja, selebihnya beli.
Saat kami sibuk membuat kue, tiba tiba ayah datang ke dapur.
"Dika, di luar ada temen kamu nyariin" ucap ayah kepada bang Dika
"Iya yah"
Bang Dika pergi ke luar, menemui temannya, sedangkan ayah, duduk di dapur menemani kami membuat kue. Sedangkan bang Alan, dia tidur, baru pulang dari rumah sakit setelah berbuka puasa tadi.
"Riki kapan pulang dek?" tanya ayah
"Belum tau yah, dia masih ragu, entah bisa pulang, entah tidak"
"Hmm, ya memang gitu, ayah pun dulu pernah ga pulang pas lebaran karena pergi tugas, tapi waktu itu ayah belum menikah sama bundamu"
"Terus, nenek sama kakek, gak rindu sama ayah?"
"Ya rindu lah, orang tua mana yang gak rindu sama anaknya yang gabisa pulang pas lebaran"
"Hmm, eh, ngomongin nenek, aku jadi kangen sama nenek deh yah, lebaran nanti, kita ke rumah nenek ya ayah?"
"Iya"
Kemudian, kami melanjutkan membuat kue. Dan ayah, pergi ke ruang tamu untuk menonton tv. Bang Dika juga sudah kembali ke dapur.
. . . . .
"Dek, bangun, sahur dulu"
Aku menggeliat, lalu mengucek mata, dan duduk.
"Kak Riki!!!" ucapku yang melihat kak Riki duduk di depanku.
"Iya ini kakak"
Aku langsung memeluk kak Riki. Melepaskan segala kerinduan selama dua minggu ini tidak bertemu.
"Adek kangen"
"Kakak juga"
"Kakak kapan sampai di rumah?"
"Satu jam yang lewat"
"Terus, kakak gak tidur?"
"Tidur kok, tadi pas di mobil"
"Hmm gitu"
"Yaudah yuk, ke dapur,sahur, kayaknya semuanya udah nunggu"
"Iya"
. . . . .
Siangnya, aku dan kak Riki pulang ke rumah kami. Hanya sebentar, untuk membersihkan, lalu mengambil beberapa baju, dan kembali ke rumah ayah dan bunda. Hari raya idul fitri nanti, aku dan kak Riki akan tinggal di rumah ayah dan bunda.
Setelah dari rumah,aku dan kak Riki pergi ke rumah mama, kata mama, dia kangen kak Riki. Jadilah, hari ini kami rencananya akan berbuka puasa di rumah mama.
Dan lagi, saat di rumah mama, Oliv tidak mau dilepaskan dari kak Riki, bahkan, saat mandi sore pun, dia minta dimandikan oleh kak Riki, sampai menyuapi Oliv makan juga. Papi dan maminya Oliv hanya tersenyum melihat Oliv yang begitu manja dengan kak Riki.
•••••
Haii 😀😀
Kangen sama Oliv, atau kak Riki sama dek Ara? 😄
Kasih bintang sama komen yaaa ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Abdi Negaraku
Short StoryNamaku Mutiara Pertiwi Akbar. Saat tamat SMA, di usia 18 tahun lebih beberapa bulan, aku sudah menikah. Eits,bukan korban perjodohan orangtua, tapi keinginan aku dan suamiku, kak Riki. Kak Riki merupakan seorang polisi. Menjadi istri polisi di usia...