"Dek, bangun, subuh dulu"
"Ehmm iyaa"
"Adekk.. Bangunn.. Kakak ga kuat buat gendong kamu ke wc"
"Iya"
Aku segera duduk, dan menuju kamar mandi untuk berwudhu. Lalu sholat subuh berjamaah dengan kak Riki.
. . . . .
"Beneran gapapa ga kakak anterin?" tanya kak Riki saat aku ingin pergi ke kampus
"Beneran kakak, gapapa kok, adek bawa mobil sendiri aja, insyaallah gapapa" jawabku
"Hmm yaudah deh, nanti kalau ada apa apa telfon kakak ya"
"Iya kak,yaudah,adek berangkat dulu ya kak"
"Iya hati hati"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsallam"
Dan segera aku menuju mobil, dan berangkat ke kampus.
Sesampainya di kampus, aku langsung menuju kelas, tapi kelas masih sepi. Satu orang pun tidak ada di kelas. Heran kenapa tidak ada orang, aku segera melihat hp. Banyak chat masuk sejak subuh tadi. Dan salah satunya dari Wina dan Jihan, juga dari grup. Ternyata oh ternyata... Hari ini.. Ga ada jadwal ngampus. Aduhh..
Akhirnya aku balik lagi ke mobil, dan menuju pulang. Sebelum pulang aku beli bubur ayam dulu,karena tadi belum sempat sarapan. Makannya di rumah saja dengan kak Riki.
. . . . .
"Loh, adek kok udah pulang?" tanya kak Riki heran
"Ga ada jadwal hari ini kak, jadwalnya kosong, aku ga sempat liat grup subuh tadi soalnya"
"Hmm, lain kali, liat informasi dari grupnya ya dek, mana tau penting"
"Iya kak, hmm kak, makan yuk, adek beli bubur ayam tadi"
"Ayok"
Selesai makan, kami ke ruang keluarga dan duduk di kasur santai, kak Riki menonton tv, sedangkan aku, membuat desain baju gaun untuk mengasah kemampuanku. Dan di masukkan ke dalam koleksi desain baju milikku.
Tak terasa, aku melihat kak Riki tertidur, aku perbaiki posisinya, dan aku selimuti, karena cuaca hari ini memang sedikit dingin.
Aku tinggalkan kak Riki, lalu aku ke dapur, memasak untuk makan siang nanti. Dan selesai memasak, aku kembali ke ruang keluarga.
"Adekk, adekk, adekk" aku mendengar suara kak Riki menggigil
"Ya Allah, kakak" aku segera menghampiri kak Riki yang meringkuk kedinginan
Aku meraba dahi kak Riki. Panas. Tapi dia merasa dingin.
"Ayok ke rumah sakit" ucapku cemas
"Kakak ga kuat jalan dek"
"Ya Allah"
Aku panik. Bingung. Cemas.
Dan langsung aku keluar rumah, memanggil mbak Ayu, tetangga sebelah rumah."Assalamualaikum mbak, ada di rumah gak?"
"Waalaikumsallam, eh Ara,kenapa?"
"Mas Wahyu di rumah ga mbak? Minta tolong bimbing kak Riki ke mobil,dia demam, ga kuat aku bimbing kak Riki sendirian"
"Ya Allah, ada, bentar"
Tak lama, keluar mas Wahyu dan mbak Ayu.
"Ayok Ra sekalian mbak temenin"
"Iya mbak"
Dan sesampainya di rumah, kak Riki langsung di bimbing oleh mas Wahyu masuk ke mobil, yang membawa mobil mas Wahyu. Aku duduk di samping kak Riki, di barisan nomor dua.
"Bunda udah di telfon Ra?" tanya mbak Ayu
"Astagfirullah,iya lupa"
Segera aku menelfon bunda.
Aku melihat kak Riki tertidur, tapi badannya masih menggigil.
Aku menangis melihat kak Riki seperti itu. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, tak hentinya aku berdoa agar kak Riki lekas membaik.. . . . .
Sesampainya di rumah sakit, kak Riki langsung di periksa oleh dokter. Kata dokter demam tinggi. Dan setelah itu langsung di pindahkan ke ruang rawat inap. Kak Riki masih tidur saat dipindahkan ke ruang rawat inap.
"Makasih ya mbak Ayu, mas Wahyu, udah bantuin kami" ucapku saat mbak Ayu dan mas Wahyu ingin pulang
"Iya Ara, sama sama, yaudah kami pulang dulu, di depan udah ada adeknya mbak yang jemput"
"Iya mbak, hati hati dijalan"
Setelah mbak Ayu dan mas Wahyu pulang, ayah dan bunda datang,dan juga mama dan papa.
"Ya Allah nak" ucap mama dan bunda serentak
"Kenapa Riki bisa demam gini nak?" tanya mama
"Gatau juga ma, tadi aku ke kampus sebentar, terus aku pulang, kami makan. Abis makan, kak Riki ketiduran, aku tinggal ke dapur buat masak makanan nanti siang, eh pas aku liat lagi selesai masak, dia menggigil gitu ma, badannya panas, tapi dia kedinginan" jawabku
"Kata dokter sakit apa nak?"
"Demam tinggi ma"
Setelah itu mama dan bunda duduk dekat papa dan ayah.
Tak lama, terdengar bunyi pintu di buka. Ternyata uni Resha, Oliv, bang Alan, dan uni Khadijah."Om Ikii" ucap Oliv melihat om Rikinya
"Stt, om Riki bobo, jangan berisik ya" ucap uni Resha
"Om Iki kenapa mi?"
"Om Riki demam"
"Demam?"
"Iya"
Lalu aku melihat Oliv berjalan menghampiri tempat tidur kak Riki.
"Mamii" panggil Oliv pada uni Resha
Uni Resha menghampirinya
"Iya kenapa?"
"Mau peyuk om Iki, bial cepat sembuh"
Uni Resha menggendongnya, lalu mendudukkan Oliv di samping kak Riki.
"Om Iki cepat sembuh" ucap Oliv sambil memeluk kak Riki lalu mengusap pipi kak Riki
Aku terharu melihatnya. Dan menghampiri Oliv.
"Onty Ala" ucapnya pelan, tapi antusias
"Iya" ucapku sambil tersenyum
"Gendong"
"Yok sini" ucap ku sambil merentangkan tangan
Saat aku ingin mengajak Oliv melihat pemandangan dari jendela, kak Riki bangun.
"Alhamdulillah" ucap kami semua
"Kakak dimana dek? Kenapa?"tanya kak Riki padaku
"Kakak di rumah sakit, kakak demam" jawabku
"Kakak haus dek"
"Sebentar, biar mama ambilkan, Ara lagi gendong Oliv" ucap mama
"Oliv, sini" ucap kak Riki
"Onty yok tempat om" aku mendudukannya di samping kak Riki tidur
"Om kangen sama Oliv"
"Oliv juga" ucap Oliv sambil merebahkan badannya disamping kak Riki, lalu memeluk kak Riki
"Om cepat sembuh ya"ucap Oliv
"Aamiin" ucap kak Riki sambil mencium pipi gembul Oliv
•••••
Haii 😀
Kak Riki demam 😞
Btw jangan lupa vote dan komen 😗
❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Abdi Negaraku
Cerita PendekNamaku Mutiara Pertiwi Akbar. Saat tamat SMA, di usia 18 tahun lebih beberapa bulan, aku sudah menikah. Eits,bukan korban perjodohan orangtua, tapi keinginan aku dan suamiku, kak Riki. Kak Riki merupakan seorang polisi. Menjadi istri polisi di usia...