Chapter 14

1.2K 59 2
                                    

Cukup lama Arga berlari di lapangan yang luas itu. Hingga ia menyelesaikannya dengan baik. Ia pun mendaratkan bokongnya di bangku dengan seragam yang dibuka, menyisakan kaos putih polos yang mencetak tubuh atletisnya. Keringat bercucuran di tubuh Arga. Hal itu mampu membuat yang melihatnya seketika meleleh tak karuan.

"Anjir, Arga cool banget."

"Ya, iyalah gebetan gue itu."

"Lebih tepatnya, gebetan semua cewek-cewek SMA Angkasa."

"Ya, ampun kak Arga, ganteng banget. Pengen gue lapin keringetnya, deh. Bikin gemes."

"Badannya sispack banget, Ya Allah. Gak kuku, gak nana."

Seperti itulah teriakan-teriakan mereka, yang sangat mengganggu sekali di telinga Arga.

Dari kejauhan tanpa Arga ketahui, ada sepasang mata yang melihat ke arah lapangan dengan senyum lebar. Ia benar-benar tak sabar ingin sekali menghampiri Arga.

Saat melihat siswi yang lewat seraya membawa botol air mineral, orang itu segera menghentikan langkahnya. "Tunggu-tunggu! Boleh gue beli minumnya?"

"Tapi ... iya, deh, boleh." Siswi kelas sepuluh itu pun, meyerahkan botol air mineral tersebut pada siswi yang memintanya.

"Ini uangnya. Lo nanti beli lagi aja."

"Tapi, ini kebanyakan."

"Gak apa-apa, ambil aja. By the way, thanks, ya." Siswi kelas sepuluh itu pun pergi, meninggalkan siswi yang saat ini tengah menatap ke arah lapangan.

Siswi itu pun tersenyum lebar, seraya melangkah menghampiri seseorang yang ia rindukan selama ini.

***

"Kantin, yuk!" ajak Dion pada Vino dan David.

"Eh, si, Arga ada di lapangan, ni. Telat tuh anak." Vino menjawab seraya membaca pesan yang di kirim oleh Arga.

"Serius?"

"Ini dia chat gue."

"Vid, ayo ke lapangan dulu, samperin si Arga!" Vino berujar seraya mengajak David yang masih terdiam di bangkunya.

"Iya." David menjawab dengan singkat. Seusai itu, mereka pun melenggang pergi menuju lapangan menyusul Arga di sana.

Saat di koridor, mereka tak sengaja bertemu dengan Putri, Keyla, dan Vina.

"Hai, Kak." Vina menyapa disertai senyuman riang.

"Hai, Vin. Mau pada ke kantin?"

"Iya, Kak. Kalian mau ke mana?"

"Mau nyusul Arga di lapangan"

"Oh, pantesan. Di sana banyak orang yang teriak-teriak gitu. Ternyata ada Kak Arga, toh."

"Biasa telat masuk, paling abis di hukum lari," ujar Vino menjelaskan.

"Em, gitu."

"Kak, kita ke kantin duluan, ya. Udah laper banget soalnya." Pamit Vina pada David, Dion, dan Vino.

Dan sampai akhirnya, mereka berpisah di koridor. Putri, Keyla, dan Vina pergi ke kantin. Sementara Vino, David, dan Dion menuju lapangan.

Cold Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang