Chapter 25

1.2K 56 0
                                    

Sehabis diantar oleh Arga, Putri segera masuk ke dalam rumah. Ia malangkah menuju dapur, guna mengambil air mineral untuknya minum.

Seusai minum, Putri menuju ke kamar dan mulai meletakkan tasnya di atas sofa. Ia pun segera merebahkan diri di atas ranjang. Tiba-tiba, ia teringat kejadian tadi saat bersama Arga, sebelum dirinya masuk ke rumah.

Flashback on.

Saat di perjalanan pulang, Arga tak henti-hentinya tersenyum karena melihat Putri yang salah tingkah.

"Arga, gak usah senyum senyum terus, gue malu."

"Kenapa malu sama gue, gua suka sama pipi lo yang merah itu. Rasanya pingin gue cium."

Putri melotot saat Arga berucap seperti itu, ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Pipinya pun kembali merah dan jantungnya berdetak sangat kencang.

"Tuh, kan, merah lagi. Mau dicium beneran, ya, sama gue," ujar Arga seraya tersenyum lebar.

"ARGA," teriak Putri seraya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Arga yang melihat tingkah Putri pun tertawa, karena merasa gemas dan lucu. Rasanya ia ingin membawa putri ke rumah dan tinggal bersamanya, agar bisa melihat tingkah Putri yang seperti ini setiap hari.

Putri yang terkenal jutek dan dingin, bisa malu dan salah tingkah jika berhadapan dengan Arga. Sungguh ajaib.

"Udah jangan ditutupin gitu mukanya. Gue jadi gak bisa liat muka lo yang merah itu."

"Arga."

"Iya-iya, enggak lagi." Arga mengacak rambut Putri dengan pelan.

Sampailah mereka di kediaman Putri. Ia turun dan di susul oleh Arga. Ketika sampai di depan pintu, Arga menatap Putri secara intens, kedua bola mata mereka saling bertemu.

Lama mereka berada di posisi seperti itu, hingga Arga memajukan tubuhnya hingga wajah mereka nyaris bersentuhan.

Cup.

Kenyal, basah, manis. Itulah yang di rasakan Putri saat ini. Ia terkejut saat Arga mencium tepat di bibirnya yang tipis, hanya sebentar tidak lama. Namun, dapat membuat Putri seakan terbang melayang.

Arga yang melihat keterkejutan Putri, tersenyum lebar. Ia pun membawa Putri kedalam pelukannya yang hangat. Putri masih shock atas kejadian itu. Ia hanya diam tanpa membalas atau juga menolak dekapan hangat seorang Arga.

Mereka masih dalam posisi saling berpelukan. Tapi Arga, mulai berbicara sesuatu pada Putri yang dapat membuat hatinya tersentuh.

"Gue nyaman sama lo, Put. Gue sayang bahkan cinta. Gue gak bisa janji untuk selalu bersama lo, tapi gue akan berusaha untuk tetap berada di sisi lo saat susah maupun senang."

Arga melepaskan pelukannya dan menatap Putri kembali, ia mengecup kening Putri lama.

"Gak usah kasih gue jawaban, karena gue bukan nembak lo. Gue hanya menyatakan perasaan gue yang sebenarnya. Karena kalo dipendam terlalu lama, semakin buat gue gak tenang. Jadi, lo gak usah pikirin jawaban apapun. I Love You Putri Natasya Wijaya."

Seusai mengatakan hal itu, Arga pergi meninggalkan Putri yang diam di teras rumah dengan raut yang bingung campur bahagia. Arga lah yang mampu membuatnya senyaman itu. Arga yang membuat hidupnya seakan berwarna.

Flashback Off.

"Oh, my gosh! This is my first kiss." Putri bergumam seraya memegang kedua bibirnya. Ia merasakan jantungnya berdetak kembali, ksrena teringat kejadian tadi bersama Arga.

Putri tak henti-hentinya tersenyum memikirkan itu. Yang ia lakukan sejak tadi ialah, berguling-guling di ranjang dengan bantal yang sudah berserakan di bawah lantai. Ia juga tak bisa menampik akan perasaannya sendiri, jika dirinya mencintai seorang Arga.

"Arghh, gue bisa gila kalo kaya gini!" teriak Putri, seraya menyembunyikan wajahnya ke dalam selimutnya.

________

Terima kasih ❤

Cold Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang