Arga, David, Vino, dan Dion kini mulai melangkah menuju area parkir. Mereka dititah untuk segera ke sana oleh Vina dan Keyla.
"Putri mana?" tanya Arga saat mereka sudah sampai di parkiran.
"Itu dia, Ga. Dia ikut sama Flowra. Gue gak tau apa yang mereka mau bicarain, tapi feeling gue gak enak, kaya ada yang janggal. Akhir-akhir ini kita tau perlakuan Flo gak baik sama Putri. Dan juga, Flo gak mungkin ajak Putri pergi gitu aja tanpa sebab. Gue takut terjadi apa-apa sama Putri, Ga. Gue rasa, ini juga ada hubungannya sama lo." Keyla menjelaskan pada Arga dengan raut yang cemas.
"Gue bakalan lacak nomor HP-nya, gue juga minta bantuan kalian. Dan lo berdua gak usah ikut, langsung balik aja ke rumah!"
"Enggak-enggak, gak bisa gitu. Kita berdua harus ikut. Gue gak mau, ya, saat sahabat gue lagi kesusahan gini, tapi gue malah enak-enakan di rumah." Vina tak terima kala Arga menitahnya untuk kembali ke rumah.
"Ya udah, terserah kalian."
Sampai akhirnya, mereka pun pergi meninggalkan kawasan sekolah. Mereka sempat mampir ke warung kopi, untuk mencari dan melacak di mana letak Putri berada.
***
"Turun!" perintah Flowra pada Putri.
"Hm."
"Ayo masuk!"
"Kok bicarainnya di tempat kaya gini? Lo mau jebak gue?" tanya Putri dengan raut yang bingung.
Tak ada jawaban lagi dari Flowra, dan Putri juga masih saja mengikuti arah ke mana Flowra berjalan. Kini mereka tengah berada di sebuah ruangan yang penuh dengan kayu dan debu. Terdapat satu kursi dan tali tambang di dalamnya. Pertanyaan Putri, untuk apa mereka ke sini kalau hanya ingin membicarakan sesuatu? Kenapa tidak di tempat yang lebih baik saja? Apa dirinya benar-benar dijebak oleh Flowra?
Putri pun berbalik ke arah Flowra yang berdiri didekat pintu masuk. Matanya membulat, kala ada dua orang laki-laki dengan tampilan seram dan berbadan kekar layaknya seorang preman di sana. Ia bingung, kenapa ada preman seperti itu di sini? Jujur saja ia sangat takut. Putri pun mencoba menstabilkan ketakutannya, dengan raut yang datar.
"Apa maksud dari semua ini?"
"Ikat dia!" Perintah Flowra pada kedua preman tersebut.
"Apa-apaan ini! Kalian mau ngapain? Lepasin! Flo, ini maksudnya apa?" teriak Putri dengan tubuh yang meronta-ronta minta dilepaskan.
Setelah mengikat Putri, kedua preman itu pun keluar atas perintah Flowra. Kemudian Flowra pun menghampiri Putri yang duduk di kursi, dengan tangan dan kaki diikat cukup kencang.
"Mau lo apa, Flo?"
"Uh, santai dong. Bahkan gue belum bermain-main sama lo."
Flowra memegang sebuah kain dan langsung mengikatnya ke mulut Putri. Putri yang diperlakukan seperti itu, hanya bisa menggeram dan meronta minta dilepaskan.
"Lo mau minta gue lepasin? Gue harus kasih kejutan dulu buat lo, baru lo bisa gue bebasin."
Perlahan-lahan jari-jemari Flowra bermain di setiap lekuk wajah Putri. Lalu, beralih ke kepala dan mengelusnya dengan pelan. Setelah itu, dirinya langsung menjambaknya tanpa perasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl (End)
Ficção AdolescenteHidup dalam kukungan kesepian adalah kesehariannya selama ini. Tak ada kepastian dari kedua orang tuanya untuk datang bahkan memberi kasih sayang padanya. Sunyi, sepi, dan sedih. Seperti tak ada kebahagiaan yang nyata, begitu datar dan monoton. Sela...