Sejak tadi, hati Flowra mendadak panas mendengarkan teman-temannya jika Putri dan Arga memiliki hubungan spesial. Kedekatan mereka akhir-akhir ini membuat satu sekolah begitu heboh.
Dia juga sempat mendengar, kalau Arga mencium Putri lagi sehabis istirahat menuju kelasnya ini, hingga membuat perasaannya menjadi hancur. Orang yang selalu ia rindukan hingga bertekad menemuinya, kini justru dekat dengan perempuan lain.
Dulu Arga selalu bilang, jika dirinya penting untuk Arga. Dirinya adalah orang yang spesial. Tapi sekarang, semua itu sudah beda. Sangat jelas, karena posisinya sudah digantikan oleh perempuan lain. Perempuan dengan sikap dingin dan cuek.
Flowra pikir, Arga belum bisa move on darinya. Namun, dugaannya salah. Yang ia pikirkan sekarang, bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Arga? Status mereka belum jelas. Tidak ada kata putus, baik itu dari Arga maupun Flowra.
"Gue harus apa sekarang? Apa gue harus mempertegas hubungan gue sama Arga? Jujur aja, gue gak rela kalo sampe Arga direbut sama si cewek es dan sok cantik itu. Well, gue bakalan rebut lo kembali Arga. Gimanapun caranya, lo harus tetap menjadi milik gue." Flowra bergumam dalam hati. Ia muak dengan semuanya. Ia marah kala perempuan yang duduk di sampingnya ialah alasan Arga berubah.
***
Sehabis bel pulang berbunyi, Arga langsung membereskan alat tulis ke dalam tasnya.
"Ga, buru-buru amat. Mau ke mana, si?" tanya Vino yang penasaran melihat Arga yang terburu-buru.
"Putri," jawab Arga singkat.
Vino yang bingung pun langsung menoleh ke arah Dion. Sedangkan yang ditoleh, hanya manaikkan bahunya tanda tidak tahu juga.
David yang melihat kebingungan dua sahabatnya pun segera menjawab, "Jemput Putri."
"Hah?" Vino dan Dion kompak menjawab dengan raut yang bingung.
"Serius, Ga? Lo ada hubungan apa sama Putri?" tanya Vino seraya memandang Arga lekat.
"Proses." Hanya kata itu yang Arga ucapkan. Setelahnya, ia pergi begitu saja keluar kelas menuju kelas Putri.
"Gue masih gak ngerti," ujar Vino seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Arga lagi pdkt sama Putri," jelas David yang melihat Vino kebingungan.
"Serius lu, Dav? Pantesan aja akhir-akhir ini dia lengket banget sama Putri, udah kaya perangko." Dion berujar seraya menganggukkan kepalanya.
"Gak nyangka gue, Arga bisa buka hati lagi."
"Dia juga manusia kali, Vin."
"Iya, tapi, kan, lo tau sendiri, gimana susahnya dia buat move on." Seusai dengan percakapan itu, mereka mulai melenggang pergi meninggalkan kelas yang sudah mulai sepi.
Arga yang telah sampai di kelas Putri, segera mengajak Putri untuk pulang bersama. "Yuk!"
"Eh?" Putri terkejut dengan kedatangan Arga yang tiba-tiba, yang kini berdiri di samping kursinya.
"Lo gak lupa, kan?" tanya Arga menegaskan.
"Oh, enggak, yuk!"
"Vin, Key, gue duluan, ya."
"Oh, iya-iya, Put. Lo duluan aja," jawab Vina dengan nada yang ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl (End)
Ficção AdolescenteHidup dalam kukungan kesepian adalah kesehariannya selama ini. Tak ada kepastian dari kedua orang tuanya untuk datang bahkan memberi kasih sayang padanya. Sunyi, sepi, dan sedih. Seperti tak ada kebahagiaan yang nyata, begitu datar dan monoton. Sela...