Satu bulan kemudian setelah ujian.
Seluruh kelas XII SMA Angkasa, tengah berkumpul di aula, untuk mengumumkan kelulusan mereka. Banyak dari mereka yang diam-diam merapalkan do'a, agar dirinya dan seluruh murid kelas XII di tahun ini lulus.
Banyak dari mereka yang menunjukkan raut panik dan gugup. Karena mereka takut, jika ada yang tidak lolos dalam kelulusan tahun ini.
Wakil kepala sekolah, yakni pak Wahyu Syarif, sudah berada di atas panggung. Ia akan memberi sambutan kepada seluruh anak kelas XII yang memenuhi aula ini. Sontak hal tersebut, mampu membuat semuanya diam memperhatikan.
Ketika ia memberitahukan, bahwa akan diumumkannya kelulusan tahun ini. Membuat mereka terkesiap dan ada yang saling memeluk, juga memejamkan mata mereka. Guna menetralkan rasa gugup yang luar biasa.
"Kepada seluruh murid kelas XII SMA Angkasa. Selamat atas kelulusan kalian semua, dan sekolah kita ... lulus 100%. Terima kasih telah berjuang hingga akhir. Sampai bertemu kembali di jenjang berikutnya, dengan versi yang lebih baik lagi." Pak Wahyu berujar dengan penuh semangat, sekaligus memberi selamat kepada kelas dua belas SMA Angkasa yang kini telah lulus.
Mereka semua lantas bersorak-sorai merangkul satu sama lain memberi selamat. Suatu kebanggan tersendiri bagi mereka, ketika mereka kini telah lulus dengan baik. Akhirnya usai juga perjuangan yang cukup lama dan melelahkan, di masa putih abu-abu ini.
Perjuangan mereka sebenarnya belum berakhir. Karena setelah ini, mereka akan meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi dengan tingkatan belajar yang lebih tinggi juga. Guna menemukan versi mereka yang lebih baik.
***
Arga, Vino, David, dan Dion berjalan beriringan di koridor. Banyak tatapan memuja untuk mereka dari siswi-siswi kelas sebelas dan sepuluh.
"Akhirnya kita lulus juga, guys. Makan-makan lah, buat ngerayain kelulusan kita," ujar Vino pada ketiga sahabatnya.
"Boleh juga. Kita ajak cewek-cewek juga buat ngerayain ini. Pasti mereka seneng, denger kita lulus semua." Dion menjawab ucapan Vino.
"Ya udah, kalo gitu gue ke kelas ayang gue dulu. Nanti gue nyusul ke kelas mereka." Seusai mengatakan itu, Vino pergi menuju kelas XI IPS 1. Kelas yang dihuni oleh kekasih dari Alvino, yakni Ashila Dwi Arum. Dia perempuan yang baik juga lucu.
David, Arga, dan Dion melangkah menuju kelas XI IPA1. Ketika sampai di sana, mereka segera menghampiri ketiga gadis yang kini sedang bersenda gurau.
Arga mendaratkan bokongnya di samping Putri, yang kebetulan memang kosong. Sedangkan David dan Dion, mengambil bangku kosong yang ada di belakangnya, supaya mereka dapat mengobrol bersama dengan leluasa.
"Gimana tadi pengumumannya, kalian lulus semua, kan?" tanya Putri penuh harap.
"Lulus dong. Terlebih SMA kita lulus 100%," ujar Dion bangga, menjawab pertanyaan Putri.
"Syukurlah. Selamat, ya, untuk kalian semua. Gue ikut seneng, atas apa yang udah kalian perjuangkan selama ini."
"Oh iya, kita rencana mau adain acara makan-makan. Kamu ikut, ya?" tanya Arga pada Putri.
"Iya, aku pasti ikut, kok. Masa untuk ngerayain kelulusan pacar sendiri aku gak ikut."
"Hai, guys." Vino menyapa mereka saat memasuki kelas XI IPA1 bersama kekasihnya, Ashila.
"Hai Shil, sini gabung!" ujar Vina pada Ashila.
Mereka pun larut dalam obrolan mereka, hingga bel pulang berbunyi dengan nyaring. Seusai itu, mereka bubar dari kelas.
Mereka sudah merencanakan, kalau acara makan-makan itu akan diadakan di rumah Arga. Vina juga tadi mengusulkan, kalau acaranya barbecuean saja.
Sehabis pulang berganti pakaian, mereka pun langsung berbelanja. Tak lupa mereka juga bagi-bagi tugas dalam berbelanja, agar tak merepotkan orang rumah.
***
Saat ini, Arga dan Putri sudah dalam perjalanan untuk berbelanja. Sebelumnya, Arga sudah meminta izin terlebih dahulu pada Wijaya melalui telepon, karena kebetulan beliau belum pulang dari kantor. Ketika mendapat izin dari Wijaya, Putri dan Arga segera bergegas keluar rumah untuk belanja.
Mereka semua sudah berada di rumah Arga, tepat pada pukul 17:30 sore.
Putri, Vina, Keyla, Ashila, dan mama Cintya, kini tengah berada di dapur menyiapkan bahan untuk acara nanti. Sementara para lelaki, menyiapkan alat-alat masak serta meja untuk di bawa ke halaman belakang rumah.
Tepat pada pukul 20:00 malam, mereka memulai acara barbecuean bersama. Termasuk ada Arsen, Ardian, juga Cintya di dalamnya.
Mereka begitu menikmati acara ini. Banyak obrolan di dalamnya hingga tak kuasa mereka untuk segera beranjak dari sana.
Ardian dan Cintya, sudah kembali ke dalam rumah. Kini hanya ada anak-anak muda sana yang masih berada di halaman belakang. Arsen dan para sahabat Arga, kini tengah bermain truth or dare. Sementara Putri, Vina, Ashila, dan Keyla, membantu merapihkan alat-alat masak ke dapur serta mencucinya.
Waktu telah menunjukan pukul 22:05 malam. Hari sudah begitu larut, dan mereka mulai berpamitan pada Ardian juga Cintya. Seusai itu, mereka pun pergi meninggalkan kediaman Arga.
Momen ini adalah hal yang tidak pernah terlupakan dalam hidup mereka. Kalau mereka, pernah bersenang-senang bersama. Mereka tidak menyangka, bisa sampai sejauh ini berhubungan baik dengan satu sama lain. Selalu ada saat suka maupun duka. Selalu merangkul dan menopang satu sama lain.
Mungkin setelah ini, mereka akan disibukkan dengan belajar kembali di sebuah Universitas yang mereka pilih nanti. Tapi, bukan berarti membuat mereka berhenti berkomunikasi. Di zaman sekarang sudah banyak sekali gadget bukan? Jadi, tidak ada alasan untuk mereka tidak memberi kabar satu sama lain.
________
Terima kasih ❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl (End)
Ficțiune adolescențiHidup dalam kukungan kesepian adalah kesehariannya selama ini. Tak ada kepastian dari kedua orang tuanya untuk datang bahkan memberi kasih sayang padanya. Sunyi, sepi, dan sedih. Seperti tak ada kebahagiaan yang nyata, begitu datar dan monoton. Sela...