Chapter 15

1.4K 60 0
                                    

Putri, Vina, dan Keyla saat ini tengah asik mengobrol. Namun, pandangan mereka teralihkan ke area lapangan. Sepertinya di sana telah terjadi sesuatu.

Vina pun mulai bersuara karena ia penasaran dengan kejadian di lapangan. "Key, Put, itu bukannya Arga sama Flo, ya? Kok mereka kaya akrab gitu, si?"

"Iya, Vin. Kok mereka bisa akrab gitu, padahal Flo kan anak baru. Feeling gue gak enak, deh." keyla menjawab dengan halis yang bertaut.

Sedangkan Putri, kini tengah memikirkan ucapan kedua sahabatnya. Ia juga sama penasarannya dengan hubungan Arga dan Flowra.

"Kenapa mereka bisa deket, ya, sejak kapan? Sedangkan Flo itu anak baru. Atau mungkin, dia emang masa lalunya Arga. Arrghh, kenapa gue jadi mikirin mereka, si?" Putri bergumam dalam hati. Ia tidak seberani itu mengungkapkan isi hatinya pada kedua sahabatnya.

Vina dan Keyla masih terus memandang ke arah lapangan. Dengan mulut mereka yang terus mengoceh tanpa henti. Seakan mereka ini tengah menonton pertunjukan seru.

Jujur saja Putri jengah dengan kedua sahabatnya ini. Mereka terus saja membicarakan hal yang menurutnya tidak begitu penting. Apalagi ini berhubungan dengan masa lalu seseorang. "Kalian udah selesai, merhatiin mereka?"

Vina menoleh ke arah Putri, ia meringis kala dirinya yang terus memerhatikan sosok Arga dan para sahabatnya di lapangan.

"Maaf, ya, Put. Kita malah ngomongin mereka yang entah apa permasalahannya. Kita balik ke kelas aja, deh, yuk!"

Dan mereka bertiga pun, pergi meninggalkan kantin menuju ruang kelas. Karena lima menit lagi, bel masuk akan segera berbunyi. Saat di jalan, kebetulan mereka melewati toilet, Putri pun meminta izin pada kedua sahabatnya untuk ke sana.

"Gue ke toilet dulu. Kalian duluan aja!"

Keyla menatap Putri dengan lekat. "Kita temenin aja, ya, Put."

"Gak usah, takut lama. Kalian duluan aja! Nanti kalo ada guru dateng, langsung hubungin gue."

Keyla pun pasrah akan ucapan dari Putri. Dan akhirnya, dirinya pergi bersama Vina, meninggalkan Putri sendirian masuk ke toilet.

Saat ini Putri tengah berdiri di hadapan cermin. Kebetulan juga, tidak ada siapa-siapa di sana.

"Kenapa gue jadi mikirin kejadian tadi, ya? Lagi pula, gue juga bukan siapa-siapanya Arga. Kenapa juga jadi repot mikirin mereka." Monolognya seraya menghadap cermin, menatap pantulannya sendiri dengan wajah yang terlihat bingung dan penasaran.

Putri pun memilih untuk membasuh wajahnya agar terlihat segar. seusai itu, ia mulai membersihkannya dengan tisu yang sempat ia beli tadi di kantin.

Karena dirasa sudah lebih segar, Putri pun beranjak dari toilet menuju kelas. Saat baru saja keluar dari pintu toilet, ia tak sengaja berpapasan dengan Flowra, yang kentara jelas kalau habis menangis. Dengan hidung yang merah dan mata yang sembab.

Tapi setelah itu, Putri memilih untuk meneruskan jalan menuju kelas. Karena ia tak mau jika nanti di hukum karena terlambatnya masuk ke kelas.

***

Arga, Vino, Dion, dan David saat ini tengah berada di rooftop. Mereka sedang membolos, karena sudah tidak ada semangat untuk belajar.

"Kenapa dia balik lagi coba? Belum puas juga liat si Arga stres gara-gara dia?" sungut Vino kesal, di sela makan keripik kentangnya.

David yang tepat berada di samping Arga, bertanya seraya menatap lekat sahabatnya itu. "Lo beneran udah move on, kan?"

Helaan nafas keluar begitu saja dari mulut Arga. "Udah, Dav."

Cold Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang