Chapter 10

1.6K 66 0
                                    

Arga yang baru sampai di depan pintu rumahnya, langsung dihadiahi pertanyaan konyol dari Arsen.


"Bang, lo abis lari apa abis mejeng si lama banget? ...

"Oh, lo pasti bareng cewek, kan, di sana? ...

"Oke, gak perlu dijawab, gue udah tau kalo lo abis sama cewek. Dia cantik gak, Bang?"

"Berisik!" Hanya kata itu yang keluar dari mulut Arga. Setelahnya, ia meninggalkan Arsen menuju kamarnya begitu saja.

"Si, anjir! Gue ngomong banyak, dia cuma bales gitu doang. Dosa apa gue, punya abang modelan tembok gitu." Arsen bergumam dengan nada yang sedikit kesal. Lalu ia pun memutuskan pergi ke halaman belakang, menemui Ardian dan Cintya di sana.

"Ma, pa," ucap Arsen menyapa kedua orang tuanya.

"Abang udah pulang, Dek?" jawab Cintya pada Arsen

"Udah, Ma, baru aja. Sekarang dia lagi ada di kamar."

Cintya pun memasuki rumah dan menuju dapur untuk memasak. Sedangkan Arsen, kini tengah duduk di samping Ardian. Cukup lama mereka saling bercakap, sampai akhirnya Ardian pemit untuk menghampiri Arga yang berada di kamarnya. Ia hanya ingin berbicara sebentar dengan putra pertamanya itu.

"Arga," panggil Ardian, seraya mengetuk pintu kamar milik Arga.

"Buka aja, Pa, gak dikunci!" sahut Arga dari dalam.

Ardian pun membuka pintu tersebut, dan menghampiri Arga yang tengah duduk ditepi ranjang. Terlihat jelas kalau Arga baru saja selesai mandi.

"Ada apa, Pa?"

"Are you okay?" Beberapa detik mereka terdiam, hingga akhirnya Arga membuka suaranya kembali.

"Pa, Arga mulai buka hati lagi."

"Oh, ya? Bagus dong kalo gitu. Siapa namanya?"

"Masih rahasia, Pa."

"Kapan mau kenalin ke Papa dan mama?"

"Nanti, kalo aku udah siap."

"Yakin dengan pilihanmu itu?"

"InsyaAllah yakin, Pa."

"Gimana kalau dia balik lagi? Kamu ingin kembali ke masa lalu atau tetap pada pilihanmu sekarang?"

Arga terdiam sejenak untuk memikirkan jawaban yang tepat. Apa dia akan berlabuh di tempat yang sama yaitu masa lalu, atau pilihan yang sekarang?

"Dengan kamu terdiam seperti ini, berarti kamu masih ada rasa dengan dia."

"Enggak, Pa. Rasa aku ke dia udah lebur," jawab Arga dengan nada yang tegas.

"Oke, kalau memang begitu. Sekarang Papa tanya sekali lagi, bagaimana jika dia kembali lagi, dan kamu akan pilih siapa?"

"Aku ...."

"Arga, Papa tau kamu pasti bisa menyelesaikan masalah hatimu sendiri. Tapi, Ga, pikirkan itu baik-baik, ya. Jangan sampai kamu menyesal dan sakit untuk kedua kalinya. Atau jangan sampai kamu juga menyakiti perempuan yang sekarang membuatmu nyaman. Mungkin kamu belum bisa jawan sekarang, karena hati kamu masih bimbang untuk menemui pilihanmu itu. Oke, cukup untuk bahasan ini. Jangan terlalu dipikirin banget, ya, Ga, santai aja. Turun yuk, kita makan!"

"Aku udah makan."

"Di mana? Sama siapa? Biasanya pagi gini maunya makan di rumah aja."

"Rumah temen."

"David, Vino, Dion?"

"Bukan."

"Cewek?"

"Iya."

Cold Girl (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang