"Ternyata yang dikatakan Eomma itu benar, cinta itu seperti bermain dengan api. Contohnya, Jisoo eonnie. Dia terluka karena Cinta. Cinta itu kejam.. Sangat kejam. Menghukum orang yang tidak bersalah" Rose bergumam di taman sekolahnya. "Mengapa cinta bisa sekejam itu?" Rose berbicara sendiri lagi.
"Cinta itu tidak kejam Chaeng..." Ucap Chanyeol yang tiba tiba datang dan duduk di sebelah Rose. "Benarkah begitu? Aku tidak terlalu percaya jika cinta itu benar benar baik." Rose tersenyum pahit. "Cinta itu baik, apa kau tidak tahu hubungan kita kan baik. Itu terjadi karena kita berdua saling memberikan kasih sayang dan tidak meninggalkan satu sama lain." Jelas Chanyeol.
"Tapi Jisoo eonnie, dia terluka karena Cinta." Elak Rose. "Itu takdir, Chagiya.. Jika takdir tidak mengizinkan kyungsoo dan jisoo bersama, maka mereka juga tidak akan bisa bersama." Chanyeol mengusap puncuk kepala Rose, "Apakah takdir mengizinkan hubungan kita, Oppa?" Tanya Rose. "Semoga saja takdir mengizinkan hubungan kita, lagipula kita berdua kan mirip seperti adik kakak, dan kita juga mempunyai nama yang sama. Kau Park Chaeyoung dan aku Park Chanyeol." Chanyeol tersenyum pada Rose. "Semoga saja takdir tidak mempermainkan kita, Oppa. Aku ingin kau tetap bersamaku. Dan jangan pernah meninggalkanku, kapanpun." Rose memeluk Chanyeol.
"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, kapanpun."
.
.
.
Flashback
"Jisoo-ssi, tunggu aku.." Kyung-soo berlari mengejar Jisoo. "Kejar aku, Oppa." Jisoo berlari semakin kencang yang membuat Kyung-soo kewalahan. "Sudahlah, sini. Akan ku beli kan ice cream untukmu." Jisoo menghampiri kyungsoo yang tertinggal jauh dibelakang. "Ice cream?" Mata Jisoo berbinar binar saat mendengar kata Ice Cream. "Ne. Ayo.. Kau suka rasa apa?" Tanya Kyung-soo. "Aish Oppa. Apa kau lupa? Kita sudah berpacaran hampir 2 tahun, tapi kau sudah lupa Ice Cream kesukaanku." Jisoo mengembungkan pipinya. "Oppa bercanda, Jisoo-ya. Ya sudah, ayo kita ke tempat Ice Cream itu."
"Oppa.. Lihat sini." Jisoo menjahili Kyung-soo dengan mencolek hidungnya dengan Ice Cream. "Kau nakal Jisoo-ya" Kyung-soo dengan cepat melakukan apa yang telah Jisoo lakukan, Kyung-soo mencolek pipi Jisoo dengan Ice Cream coklat kesukaannya.
Flashback Off
Sekelebat memori tentang Kyung-soo terlintas di pikiran Jisoo. Jisoo menumpahkan air matanya sekali lagi, kali ini ia menangis dalam diam. Jisoo sebenarnya adalah orang yang tidak mudah menangis, dan dia bukan orang yang senang memperlihatkan kesedihannya pada orang lain. Tetapi, Jisoo sudah tidak tahan dengan air mata yang siap meluncur dari matanya menuju pipi mulusnya.
"Berapa banyak lagi air mata yang akan kau tumpahkan hanya untuk Kyungsoo?" Tanya Junmyeon yang tiba tiba datang dan duduk di bangku sebelah Jisoo. "Oppa..." Jisoo memeluk Junmyeon dengan tiba tiba dan membuat Junmyeon terkejut. Detak jantung Junmyeon berdetak sangat kencang. "Kyungsoo Oppa hari ini tidak masuk. Apa kau bisa mengantar ku sepulang sekolah ke rumah Kyungsoo Oppa?" Tanya Jisoo. Jisoo melepas pelukannya pada Junmyeon, "Baiklah.. Aku akan mengantarmu, Jisoo-ya. Tetapi jangan menangis lagi." Junmyeon memberikan tisu pada Jisoo. "Ne, Gomawo Oppa"
.
.
.
Ada yang mau gw kasih tau soal Chanyeol Exo, dan itu hal yang baru gw sadarin. Waktu Chanyeol ngehadirin SBS GAYO DAEJUN, Rose kan agak sedikit ngelirik ke Chanyeol ye. Nah gak tau kenapa satu halu terlintas di pikiran gw.
Liat deh, baju belakang Chanyeol kan Bolong gitu, nah apa jangan jangan Rose bukan ngeliat Chanyeol nya, tapi dia malah ngeliat Body Chanyeol yang bagus itu dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playing with fire
Fanfiction"Terlalu sulit menjalani cinta sesama idol." -Rose "Kalau aku boleh mengulang waktu, aku pasti akan memilih berbicara 'tidak' daripada harus berbicara 'iya'." - Rose