Rose memilih diam dirumahnya sendiri. Jennie, Jisoo, dan Lisa tidak menemani Rose. Awalnya Chanyeol ingin menemani Rose, tapi Rose halang dengan halus, Rose berbicara pada Chanyeol bahwa ia takut ada orang yang melihat mereka berdua di tempat yang sepi, ya walaupun itu rumah Rose sendiri.
Rose membaringkan tubuhnya di ranjang, ia tetap ingat dengan kata kata Nayeon tadi. Ya, Rose mendengar semuanya, tetapi tidak begitu jelas. Tapi ada omongan Nayeon yang berbicara tentangnya. Rose mengingat dengan jelas omongan itu. Aku akan terus mengejarmu, Oppa. Dan aku akan menghancurkan Rose. Rose terus mengingat omongan Nayeon itu, tetapi tak hanya omongan Nayeon yang ia ingat.
Rose juga mengingat ancaman Chanyeol pada Nayeon. Jangan kau lakukan itu, jika kau melakukan itu, kau akan menyesal selamanya, Nayeon.
Rose memejamkan matanya berusaha untuk tidur dan melupakan omongan atau ancaman ancaman Nayeon untuknya, tetapi hal itu tidak terjadi. Rose tidak bisa tidur, ia terus mengingat ancaman itu.
Sungguh sangat sakit rasanya jika diancam seperti itu.
Rose berjalan keluar dari kamar dan membuat teh hangat untuknya, Rose merasakan sesuatu yang ganjal di dalam rumahnya. Ia merasa ada yang mengikutinya sejak tadi. Tapi siapa? Apakah ada orang yang menyelinap masuk ke rumahnya?
Alangkah terkejutnya Rose saat ia sedang fokus menambahkan gula untuk teh hangatnya itu, tiba tiba ada seseorang yang memeluknya dari belakang. "Ini aku Chanyeol." Ternyata Chanyeol lah yang mengikuti Rose sampai kerumahnya.
"Maaf, maafkan aku." Ucap Chanyeol dan tak melepas pelukannya pada pinggang Rose.
"Maafkan aku, Chagiya. Aku tahu, kau tadi mendengar percakapanku dengan Nayeon, kan? Tenaga saja Chagiya. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu." Chanyeol membalikkan badan Rose.
Mata mereka bertemu Chanyeol memeluk Rose dengan sangat erat, Rose yang kaget hanya bisa diam membeku. "Balaslah pelukanku, Chaeyoung-ah" Pinta Chanyeol. Tangan Rose bergerak untuk membalas pelukan Chanyeol.
Setelah beberapa detik, Rose melepaskan pelukan mereka. Chanyeol mencium kening Rose. "Aku tidak akan meninggalkanmu, Chaeng. Sampai kapanpu, aku tidak akan membiarkan satu orang pun menyakitimu dan mengganggu hubungan kita. Aku janji, Chagiya." Chanyeol mencium pipi Kiri Rose. "Aku juga berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu, Oppa. Aku janji." Rose memeluk Chanyeol lagi.
.
.
.
"Apa maksudmu, Oppa?" Tanya Jisoo. "Eumm.. Ah, sudah sampai. Apa kau mau makan? Aku yakin kau pasti lapar." Seketika Jisoo lupa dengan pertanyaannya kepada Junmyeon tadi. "Kau peka sekali, Oppa." Ucap Jisoo dengan nada menggoda.
Jisoo duduk dihadapan Junmyeon, dan Jisoo meminta tolong Junmyeon agar memfotoinya dulu, karena Jisoo memang seperti Lisa. Ia suka berfoto foto untuk mengabadikan kenangan itu.
Junmyeon selesai memfotoi Jisoo. Ia bergumam sedikit. "Cantik." Gumam Junmyeon dan nyaris tak terdengar oleh Jisoo. "Kau mengatakan apa, Oppa? Suaramu kecil sekali." Ucap Jisoo. "Kau meledekku?" Tanya Junmyeon. "Aniyo, Oppa. Aku hanya bercanda." Jisoo terkekeh. Junmyeon merasa kesal saat Jisoo meledeknya, tetapi rasa kesal itu tergantikan dengan rasa bahagia. Ia bahagia karena ia dapat melihat Jisoo tersenyum lagi.
"Teruslah tersenyum, Jisoo-ya. Kau cantik bila tersenyum." Junmyeon mengelus kepala Jisoo. "Aku memang cantik, Oppa." Narsis Jisoo. Junmyeon terkekeh atas ucapan Jisoo.
.
.
.
"Eumm... Oppa, bagaimana kalau kita memasak pancake?" Tanya Rose. "Ayo, aku ingin memasak Pancake." Ucap Chanyeol semangat. "Eit.. Tapi, aku ingin mangga dulu." Ucap Rose. "Kau ini, seperti sedang mengidam saja." Goda Chanyeol. "Aww" Rose mencubit pelan lengan Namjachingunya itu.
"Ah, Oppa." Rose kesal dengan kata kata Chanyeol itu. Mana bisa ia mengidam coba? Memangnya tidak boleh jika seorang Yeoja memakan Mangga?
"Aku bercanda, ya sudah ayo kita membeli mangga" Chanyeol menggandeng tangan Rose ke motornya. "Peganganlah, Chagiya." Pinta Chanyeol. "Aniyo." Ucap Rose. "Wae? Aku takut kau jatuh, Chagi" Ucap Chanyeol. "Ya sudah" Rose memeluk pinggang Chanyeol.
"Ahjussi.. Apakah mangga ini tidak ada yang asam? Tanya Rose. "Ada, tetapi itu asam sekali, Noona." Ucap Pendagang itu. "Ya sudah, aku beli yang itu" Rose menunjuk mangga yang sudah agak matang dengan jari telunjuknya. "Ne. Aku bungkuskan." Rose mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playing with fire
Фанфик"Terlalu sulit menjalani cinta sesama idol." -Rose "Kalau aku boleh mengulang waktu, aku pasti akan memilih berbicara 'tidak' daripada harus berbicara 'iya'." - Rose