2 minggu kemudian
"Kau kemana saja, Oppa?" Tanya Jennie pada Namja didepannya. "Jennie-ya, aku sangat merindukanmu." Namja itu memeluk Jennie. "Jongin Oppa, kau belum jawab pertanyaan ku. Kau darimana saja?" Tanya Jennie. "Aku keluar kota bersama keluargaku, Chagi. Maaf kalau aku tak mengabarimu dulu." Ucap Jongin dan melepas pelukannya pada Jennie. "Hmm.. Baiklah, tak apa apa." Jennie mengangguk, tetapi pikirannya tidak tenang sekarang. Kenapa Jongin tidak mengabarinya? Biasanyakan ia mengabarinya. Ya, walaupun itu hal yang tidak terlalu penting.
"Kenapa melamun?" Tanya Jongin kepada Jennie. "Aniyo. Aku tidak melamun." Jennie tersenyum pada Jongin. "Baiklah, aku pergi." Jongin pamit pada Jennie. "Ne. Hati hati, Oppa." Ucap Jennie. Setelah Jongin pergi, Jennie melamun lagi. 'Kenapa Jongin Oppa bisa berubah seperti itu?' Batin Jennie
"Jongin Oppa, aku benar benar merindukanmu." Lirih Jennie. "Apa kau tahu, Oppa? Aku merindukanmu yang dulu. Bukan yang sekarang." Jennie mulai terisak.
.
.
.
"Yak!! Chaeyeon-ah.. Mengapa kau malu di depan Jaehyun Oppa?" Tanya Rose. "Yak!! Rose, kenapa kau membentakku. Sudah tahu aku malu jika berdekatan dengan Jaehyun Oppa." Ucap Chaeyeon. "Kau ini, ayolah. Ini bukan dilingkungan sekolah. Apa kau tahu? Ini kesempatanmu, Chaeyeon." Jelas Rose. "Tapi--" Omongan Chaeyeon terpotong oleh Rose. "Tidak ada tapi tapian. Ayolah Chaey." Mohon Rose. "Hm.. Menurutku mending nanti saja, disini waktunya benar benar tidak tepat." Ucap Chaeyeon.
"Hmm.. Baiklah, terserah kau saja." Ucap Rose. "Oh iya, Aku tidak melihat Chanyeol Oppa. Dia kemana?" Tanya Chaeyeon. "Entahlah, akhir akhir ini Chanyeol Oppa mulai menjauhiku." Ucap Rose murung. "Mwo?!! Apa kalian ada masalah?" Tanya Chaeyeon kaget. "Ani. Sepertinya tidak." Ucap Rose. "Yasudah, kita makan saja dulu. Aku sudah lapar." Ucap Chaeyeon memegang perutnya. "Oke. Ayo." Rose menarik tangan Chaeyeon ke restoran yang ada di dekatnya.
"...Chaey. Aku ingin ke toilet sebentar." Ucap Rose pada Chaeyeon. "Silahkan." Ucap Chaeyeon.
Rose berjalan menuju ke toiler perempuan yang ada di restoran itu. Saat ia akan masuk ke Toilet, ia melihat seorang Namja dan Yeoja sedang berbincang sambil berpegangan tangan. Namja itu memunggungi Rose, jadi Rose tak bisa melihat dengan jelas wajah Namja itu. Tetapi, samar samar ia bisa melihat wajah Yeoja yang ada dihadapan Namja itu.
"Nayeon eonnie." Lirih Rose. Rose agak sedikit bingung siapa Namja yang tadi bersama Nayeon. Namja itu tidak terlalu tinggi, ya mungkin jika disamakan dengan Rose, Namja itu hanya berbeda beberapa centi darinya.
Rose keluar dari Toilet dan menemui Chaeyeon. "Sudah?" Tanya Chaeyeon. "Ne. Sudah" Rose mengangguk. "Chaeng.. Bukankah itu Lisa?" Chaeyeon menunjuk meja yang agak jauh dari mejanya. "Eh? Itu Lisa." Rose berjalan menuju meja yang ditempati sang maknae Blackpink itu. "Yak!! Lisa-ya. Tadi kucari cari kau, ternyata kau disini." Ucap Rose. "Hehe.. Mianhae Rosie. Aku minta maaf sekali." Ucap Lisa meminta maaf.
"Sehun Oppa, apa kau melihat Chanyeol Oppa?" Tanya Rose. "Tadi sih aku lihat Chanyeol sedang ada dekat sungai han." Ucap Sehun. "Ah.. Terimakasih infonya." Ucap Rose. "Hmm.. Chaeyeonie, tidak apa apa kalau kau pulang sendiri? Aku ingin menemui Chanyeol Oppa di sungai han." Ucap Rose. "Tidak apa apa." Chaeyeon tersenyum pada Rose. "Chaey.. Kau sebaiknya pulang dengan kami saja." Ajak Lisa. "Aku takut mengganggu kencanmu dengan Sehun Oppa." Ucap Chaeyeon merasa bersalah. "Aniyo. tidak akan." Ucap Lisa.
.
.
.
"Chan Oppa, hiks tenangkan aku. Kumohon." Ucap Yeoja yang duduk disebelah Chanyeol. Mau tak mau, Chanyeol merangkul pundak Yeoja itu. "Sudahlah, jangan menangis lagi." Chanyeol mengelus punggung Yeoja itu. Yeoja itu menyenderkan kepalanya di pundak lebar Chanyeol. Chanyeol hanya diam mematung.
"Chanyeol Oppa!!" Rose tiba tiba datang, Chanyeol bisa melihat rasa kecewa dari mata Rose. "Chagiya, Aku bisa jelaskan." Chanyeol berdiri untuk menahan tangan Rose, tetapi dengan cepat Rose menepis tangan Chanyeol. "Oh aku tahu, kenapa kau menghindariku akhir akhir ini. Apa karena Yeoja ini?!!" Rose membentak Chanyeol dengan menunjuk Yeoja yang sedang menangis, ia adalah adik kelas Chanyeol dan Rose, Nancy. "Aku bisa jelaskan semuanya, Chaeng.." Ucap Chanyeol. "Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, Oppa." Rose tidak bisa lagi membendung air matanya, Rose menangis sambil menundukkan kepalanya. "Chaeng.." Chanyeol hendak menyentuh pundak gadis itu, tetapi Rose malah semakin menjauh dari Chanyeol.
"Kau.. Urus saja Yeoja ini, Aku pergi." Rose menatap Chanyeol dengan dingin, dan pergi meninggalkan Chanyeol yang mematung.
.
.
.
"Apa kau benar benar ingin pulang ke Malbourne?" Tanya Jisoo. "Ne, Eonnie. Eomma ingin bertemu denganku. Dan aku juga merindukan Eomma." Rose tersenyum tipis. "Apa Chanyeol Oppa mengetahui ini semua?" Tanya Jennie. "... Aku tidak tahu, aku sudah tidak peduli dengannya." Ucap Rose. "Lalu bagaimana dengan sekolahmu?" Tanya Lisa. "Aku akan pindah sekolah" Ucap Rose. "Apa kau akan kembali ke korea?" Tanya Jisoo. "Aku pasti akan kembali ke korea, Eonnie." Ucap Rose. Jisoo, Jennie, dan Lisa memeluk Rose.
Rose akan berangkat sekarang ke Malbourne. Mereka berempat sudah berada dibandara. "Jaga dirimu, Chaeng. Kami pasti akan merindukanmu." Ucap Jisoo. "Aku juga pasti akan merindukan kalian." Ucap Rose. Mereka berempat berpelukan lagi.
"Bye, Everyone. Bye, Seoul. Goodbye. Eonnie, Lisa." Rose pamit pada mereka. 'Goodbye Chanyeol.' Batin Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playing with fire
Fanfiction"Terlalu sulit menjalani cinta sesama idol." -Rose "Kalau aku boleh mengulang waktu, aku pasti akan memilih berbicara 'tidak' daripada harus berbicara 'iya'." - Rose