Setting Dalam Cerita

5.2K 275 16
                                    

Membangun setting cerita

Setting dalam bahasa Indonesia ialah latar.
Latar ini bisa berarti tempat, waktu, suasana, dan lain-lain, yang berhubungan dengan pembentukan dunia yang ditempati oleh karakter-karakter fiksi. Penulis fiksi fantasi biasanya menyebut latar sebagai universe.

Membangun setting  dalam sebuah karya dapat dimulai dengan langkah sederhana yakni eksplorasi terhadap penginderaan yang kita miliki, yakni indera pendengaran, penglihatan dan penciuman kita.  Setting diharapkan tergambarkan secara spesifik untuk membuat pembaca cerita seolah-olah berada dalam tempat kejadian, melihat, mendengar serta merasakan suasana disana. Misalnya saja:

*Seorang gadis dengan rambut sebahu duduk termenung di sebuah kursi taman. Entah apa yang ia renungkan hingga seolah tak mempedulikan waktu yang kian beranjak sore.*

Itu contoh di atas sudah tercantum beberapa setting, yaitu waktu (sore) Dan tempat (taman).

Beberapa hal yang dapat membangun sebuah latar dalam cerita:

1. Membuat latar tempat sesuai dengan lokasi asli atau nyata. Hal ini bisa dengan baca-baca di peta, google maps, atau bahkan datang langsung ke lokasi untuk melihat suasana tempat.

2. Membuat latar waktu sesuai periode waktu yang nyata atau asli. Misal, kejadian yang terjadi di tanggal 17 Agustus 2017, pukul 09.00 pagi sampai 12.00 siang, adalah anak-anak SD yang lomba makan kerupuk di perumahan, maka tuliskanlah sesuai realita. Perubahan waktu ini nantinya akan membantu pembaca untuk memvisualisasikan perpindahan adegan dalam fiksi. Ini juga termasuk waktu tahunan, seperti hari besar negara, hari besar agama,  festival,  yang harus di sesuaikan dengan waktu nyata.

3. Menjaga beberapa hal sesuai aslinya. Jika Anda punya karakter yang ingin melakukan perjalanan waktu, maka coba pahami beberapa teori tentang ruang, waktu, juga perjalanan waktu sehingga hal itu bisa dipercaya. Maka dari itu, sebagai penulis fiksi, kita harus banyak riset dengan membaca universe milik penulis lain. Selain membaca, bisa juga mempelajari universe dari film-film, karena banyak universe yang dieksekusi sangat baik secara visual walau diambil dari buku.

4. Ikuti aturan dari dunia Anda. Jika Anda membuat fiksi fantasi, maka Anda harus membuat aturan-aturan, undang-undang, bahkan norma-norma yang berlaku dalam dunia Anda. Contohnya seperti kisah Harry Potter, lengkap sekali aturan-aturan di sekolah Hogwarts bukan? Kemudian aturan waktu tidur, kelahiran, aturan lainnya yang tidak menyimpang dari dunia nyata. Nah, kira-kira seperti itu.

Latar adalah elemen penting dalam fiksi, sama pentingnya ketika kalian membuat karakter yang dapat dipercaya dan dekat dengan kalian. Oleh karena itu, banyaklah riset. Bahkan, kalau bisa, bicaralah dengan orang ahli dalam bidang-bidang yang kalian ingin bahas dalam fiksi dan pelajari sebanyak mungkin semampu kalian. Jangan lupa untuk tetap menggambarkan kehidupan standar si tokoh, seperti makan, ke sekolah, ke kantor, mandi, dan lain-lain, tapi tak perlu jadi penanda pengganti waktu. Misalnya, setiap pagi si A mandi jam sekian, makan ini jam sekian, dan blablabla.

Yang patut diperhatikan adalah buat latar itu jangan sampai terlihat menonton. Jangan hanya itu-itu saja tempat yang digunakan.

Kunci dalam sebuah setting ialah:

- Tempat, tempat tinggal, tempat yang bersejarah, tempat favorite, tempat yang biasa di lewati, dll.

-Waktu, waktu Yang sedang berlangsung, waktu Yang telah dilalui dan penting, waktu yang akan datang.

-Suasana, ini berpemgaruh pada tempat dan waktu.

-Mood atau perasaan tokoh. Misal pada tempat tertentu sang tokoh memiliki trauma, dll.

Sumber : Grup TP

Ilmu SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang