Menulis Non-Fiksi

870 24 0
                                    

#MateriKSGK
#MenulisNon-Fiksi

Menulis buku non fiksi membutuhkan beberapa tahapan. Adapun langkah-langkah awal untuk memulainya, yaitu:

1. Tentukan Tema

Langkah pertama dan terutama memanglah menentukan tema apa yang hendak ditulis. Saat tema sudah di dapat, barulah dapat menentukan langkah selanjutnya untuk memulai menulis. Tema bukanlah judul. Misalkan:

Tema: Memotivasi Muslimah Agar Selalu Percaya Diri

Judul: Energi Percaya Diri Sang Bidadari Bumi

Sudah mengerti bedanya? Tema adalah garis besar dari isi buku yang akan kita tulis. Sedangkan judul, hanyalah pemercantik luarnya saja. Karena judul selalu mengandung unsur: bagaimana lebih menarik perhatian calon pembaca, bombastis, dan unik. Di lain kesempatan akan kita bahas mengenai bagaimana cara membuat judul yang powerful.

2. Kumpulkan Referensi

Carilah semua referensi yang memungkinkan untuk mendukung naskah yang sesuai dengan tema tersebut. Untuk referensi dibagi menjadi dua macam, yaitu: Referensi Utama, dan Referensi Pendukung.

Usahakan untuk *Referensi Utama* minimal tiga sampai lima buku. Sedangkan untuk *referensi pendukung*, terserah jumlahnya. Semakin banyak semakin bagus. Untuk Referensi Utama, usahakan jangan berasal dari artikel di internet atau koran. Usahakanlah Referensi Utama berupa buku. Sedangkan untuk Referensi Pendukung lebih fleksibel. Bisa berupa artikel di internet, koran, ataupun dari catatan sendiri yang berasal dari ceramah, renungan, dan lain sebagainya.

Jangan lupa, baca semua referensi tersebut dengan seksama. Karena dengan membaca semua referensi yang berhubungan dengan tema yang akan digarap nantinya itu, akan semakin memperkaya wawasan kita dan semakin mempermudah untuk penulisannya.
Jangan lupa catat atau menggarisbawahi bagian-bagian terpenting dari referensi yang menjadi poin acuan dari gagasan yang terdapat dalam buku tersebut.

3. Brainstorming

Pemetaan Tema
Setelah membaca tuntas semua referensi, dan juga mencatat dan menandai bagian-bagian yang terpenting, maka dengan begitu kita akan semakin mudah untuk mendapatkan tambahan-tambahan ide dari tema utama yang sudah kita tentukan, karena otak kita sudah dipenuhi dengan wawasan seputar tema yang sudah kita tentukan tersebut. Tambahan-tambahan ide tersebut akan semakin memperluwes kita untuk melakukan brainstorming pemetaan tema.

Cara dari brainstorming pemetaan tema adalah dengan mencatatkan semua yang ada di otak kita mengenai tema yang sudah kita tentukan tersebut. Catatlah di mana saja. Boleh di kertas, atau langsung di komputer. Catatlah kata kunci apa saja. Ketik semua ide yang muncul di kepala. Tidak perlu mengurutkan. Ide yang Anda ketik bisa berupa kata kunci, frasa, fakta, atau pertanyaan penting mengenai tema tersebut. Pokoknya catatlah apa saja lintasa yang ada di pikiran yang akan kita tulis di naskah nantinya.

Setelah semua ide tersebut diketik, bacalah ulang dan seleksi mana yang akan dipertahankan, dibuang, atau malah ada yang mau kita revisi. Setelah itu kelompokkan ide yang berkaitan antara satu dan yang lain dalam satu kelompok. Setiap kelompok merefleksikan satu pokok pikiran yang akan kita tulis, dan satu pokok pikiran tersebut akan menjadi satu bab utuh.

Setelah dikelompokkan, urutkan semua pokok pikiran yang terdapat dalam kelompok tersebut, dan aturlah sedemikian rupa versi kita sendiri. Tentukan mana yang menjadi bagian pembuka, isi, dan penutup. Di sini, seakan-akan kita sedang membuat “daftar isi awal” naskah.

Baca kembali urutan pokok pikiran tersebut. Urutkan dan tambahkan keterangan tambahan untuk detail bila diperlukan. Bila pokok pikiran tersebut memerlukan data tambahan, baca referensi lagi seperlunya. Itu akan semakin memperkaya lagi naskah kita.

4. Saatnya Menulis

Sekarang, saatnya menuliskan berdasarkan pemetaan yang sudah kita buat tadi. Jangan lupa untuk selalu menyediakan referensinya di sisi samping tempat kita menulis. Saat sewaktu-waktu pikiran mulai mampet, bacalah referensi lagi untuk mendapatkan pencerahan. Jadilah diri sendiri dalam menulis. *Tak perlu mengikuti gaya penulis lain.* Menulislah seperti kita tengah berbicara dengan pembaca. Oleh karena itu, berbicaralah yang nyaman dan mengasikkan, sehingga lawan bicara kita juga betah saat mendengarkan buah-buah pikiran yang kita keluarkan.

ttd.
Fachmy Casofa

Sumber: https://writhink.wordpress.com/2011/01/07/tips-langkah-awal-menulis-buku-non-fiksi/

Ilmu SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang