Selamat pagi, siang, sore, malam
Kali ini, saya membawa teori penulisan yang acap kali kita abaikan pemakaiannya. Meskipun artinya hampir sama, tetapi kita lupa bahwa sedikit perbedaan itu ternyata bisa menjadi kesalahan yang sangat fatal. Baiklah, simak penjelasan saya di bawah mengenai kata "namun", "tapi", dan "tetapi".
Kata sambung "namun", "tetapi", dan "tapi" digunakan untuk menunjukkan pertentangan atau perlawanan. Ketiga konjungsi ini kerap saling dipertukarkan dalam penggunaannya. Sebenarnya, ada perbedaan arti dan penggunaan ketiga kata ini.
"Namun" adalah konjungsi antarkalimat untuk menyambungkan dengan kalimat sebelumnya. Ia diletakkan di awal kalimat dan diikuti oleh koma. Dalam bahasa Inggris, konjungsi yang setara dengan "namun" adalah "however". Ungkapan "akan tetapi" dapat dipakai sebagai sinonim "namun".
"Tetapi" adalah konjungsi intrakalimat untuk menyambungkan dua unsur setara di dalam suatu kalimat. Ia diletakkan di tengah kalimat dan didahului oleh koma. Dalam bahasa Inggris, konjungsi yang setara dengan "tetapi" adalah "but".
"Tapi" adalah bentuk tidak baku dari tetapi. Konjungsi ini sebaiknya dihindari pemakaiannya dalam ragam formal.
Contoh penggunaan yang tepat:
Anak itu sebenarnya pandai. Namun, ia malas.
Anak itu sebenarnya pandai, tetapi malas.Contoh penggunaan yang kurang tepat:
Anak itu sebenarnya pandai. Tetapi, ia malas.
Anak itu sebenarnya pandai, namun malas.Secara sederhana, pola penulisan ketiga kata ini dapat dituliskan seperti ini:
Namun, ....
..., tetapi/tapi ....Tetapi berasal dari kata Sanskerta 'tathapi'.
"Tapi" saya duga sekadar pemendekan oleh pengguna. Asal kata "namun" belum saya temukan.
Are you understand, All? 🤣
Well, if you do not understand yet, please ask to me!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilmu Sastra
Non-FictionSegalanya tentang sastra Resapi Pelajari Materi diambil dari beberapa sumber