Sudut Penceritaan (Point of View)
oleh As Laksana
Salah satu keputusan penting yang akan anda ambil dalam proses penulisan adalah memilih sudut penceritaan. Ada sejumlah sudut penceritaan yang bisa anda pilih. lima di bawah ini merupakan pilihan yang paling sering digunakan.
1. Sudut penceritaan orang pertama
Penutur cerita adalah "aku" atau “kami”. Hanya segala sesuatu yang didengar dilihat, dirasakan, atau diketahui oleh si pencerita yang bisa anda ungkapkan. Dengan menggunakan sudut penceritaan orang pertama ini, anda tidak bisa melukiskan apa yang ada di dalam hati atau pikiran karakter lain.
Contoh: Aku melihat nenek begalan terhuyung-huyung melintasi kamarku. Kaki kaki tuanya tampak sudah tak terlalu kuat untuk menopang berat tubuhnya. Muka nenek tampak murung. Ia gelisah memikirkan bibiku yang bertekad menjadi pembantu rumah tangga di Hongkong.
Contoh di atas keliru karena si penutur tiba tiba memasuki perasaan orang lain.
Mestinya:
Aku melihat nenek berjalan terhuyung-huyung melintasi kamarku. Kaki-kaki tuanya tampak sudah tak terlalu kuat untuk menopang berat tubuhnya. Muka nenek tampak murung. "Aku gelisah memikirkan bibimu yang bertekad menjadi pembantu rumah tangga di Hongkong." katanya.2. Sudut penceritaan orang kedua
Narator menggunakan kata ganti orang “kau", “kamu", atau “anda" seolah-olah pembaca adalah pelaku dalam cerita. Cara penuturan seperti ini lazim digunakan dalam cerita "pilih sendiri petualanganmu".
Contoh: Kau tahu bagaimana itu semua terjadi. Kau merasa bahwa kau mestinya tidak campur tangan. kau pikir perempuan itu akan mengamuk jika kau melarangnya melakukan apa yang ia sukai. Tapi ketika ia akhirnya harus berurusan dengan polisi, kau habis habisan menyalahkan dirimu kenapa kau terlalu memberikan kebebasan kepadanya.
3. Sudut penceritaan orang ketiga, objektif
Penutur cerita melihat semua tindakan, tetapi ia tidak bisa membaca isi pikiran setiap karakter. Ia melukiskan segala hal sebatas apa yang bisa ditangkap oleh indera.
Gaya seperti ini digunakan oleh Ernest Hemingway dalam menuturkan cerita ceritanya. Ia hanya merekam segala tindakan dan kejadian dengan gaya pelaporan seorang wartawan. Dengan cara itu juga ia menggambarkan suasana hati seseorang.
4. Sudut penceritaan orang ketiga, dengan filter dari satu karakter tertentu.
lni hampir sama dengan jika anda menggunakan sudut pandang orang pertama, hanya kejadian atau tindakan dituturkan dari sudut pandang seseorang: apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dipikir, atau diinginkan oleh "ia".
Artinya, anda bisa melongok isi pikirannya, tetapi tetap tidak bisa melihat isi pikiran karakter lain selain karakter satu ini. Anda bisa menggunakan sudut pandang lebih dari satu orang dalam cerita anda.
Dalam sebuah novel, misalnya, pergantian sudut pandang penceritaan bisa anda lakukan pada masing masing bab atau pada setiap berganti adegan.
5. Sudut penceritaan orang ketiga, tak terbatas
Dengan menggunakan sudut pandang ini, anda berlaku sebagai tuhan yang mengetahui apa saja yang tampak maupun tersembunyi di dalam hati setiap karakter dalam cerita anda.
Ketika menggunakan sudut penceritaan mahatahu ini, anda harus hati-hati. Anda memang bisa berpindah pindah memasuki isi pikiran siapa pun yang anda cerimkan, tetapi jangan membingungkan pembaca, Ada baiknya anda menggunakan kalimat transisi jika perpindahan sudu! penceritaan itu terjadi dalam satu adegan.
Dalam contoh di atas, ada dua kalimat transisi yang mengantar perpindahan dari sudut penceritaan Seto yang ingin memapah neneknya ke orang tua yang merasa kehilangan karena ditinggal oleh anak terkecilnya.
Sumber: Buku Creative Writing
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilmu Sastra
Non-FictionSegalanya tentang sastra Resapi Pelajari Materi diambil dari beberapa sumber