Sesi Curhat

661 26 0
                                    


Bio narsumnya:

Nama : Andi Anis Magfiroh (Anis)
Usia : 20 tahun
Alamat : Enrekang Sulawesi Selatan
Domisili : Kab. Gowa Sulawesi Selatan
Pendidikan :
- TK ABA Curio tahun 2005
- SD Negeri 181 Curio tahun 2011
- SMP Negeri 4 Alla' tahun 2014
- SMA Negeri 1 Anggeraja tahun 2017
- S1 jurusan Pendidikan Agama Islam tahun 2017 sampai sekarang

Kegiatan harian :
- Kuliah
- Menulis di waktu senggang
- Kerja part timedi hari libur dan freelance

Karya yang sudah terbit, baru antologi bersama:
-  Antologi cerpen "Tentang Rasa"
- Antologi puisi "Before You Forget Me"
- Antologi puisi "Serpihan Rindu"
- Antologi cerpen kolab "Nano-nano story"

Untuk karya solo belum ada, baru persiapan naskah. Semoga dilancarkan tahun ini😊

Akun sosmed :
Fb : Andi Anis Magfiroh
Ig : @andianismagfiroh
Wp : @andianismagfiroh_28

Baiklah teman-teman, sebelumnya aku ucapkan Assalamu’alaikum Wr. Wb sahabat karyasastraku. Bagaimana kabarnya malam ini? Semoga dalam keadaan baik-baik saja ya. Teman-teman sudah pada kenal sama aku ‘kan? Yups. Namaku Andi Anis Magfiroh, sering disapa Anis. Jangan dipanggil Mas atau Pak ya. Aku ini perempuan asli, gak pake palsu-palsu. Malam ini aku tidak memberikan materi kepada teman-teman, hanya memberi sedikit motivasi biar teman-teman tidak mudah patah semangat. Jika aku ada salah kata, mohon di koreksi dan silakan berpendapat, karena aku juga masih dalam tahap belajar. Sama seperti teman-teman, jadi marilah kita belajar bersama.

Topik kita malam ini adalah “Berani mencoba, berani menanggung resiko”.🤗

Berani mencoba, berani menanggung resiko, maksudnya bagaimana? Ya, sebelum teman-teman memutuskan menjadi seorang penulis, pebisnis dll, sebagian besar hanya bermodal coba-coba. Sama seperti aku yang awal menulis hanya sekedar ingin mencoba karena terinspirasi dari beberapa buku dan cerita watttpad. Berani mencoba, artinya setelah teman-teman memilih suatu profesi atau kegiatan, teman-teman harus siap dengan segala resikonya.

Misalnya, teman-teman memilih menjadi penulis maka teman-teman harus siap dengan segala resikonya. Contohnya saja, karya teman-teman diplagiat oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Dan hal itu tidak menutup kemungkinan untuk terjadi, karena tidak semua orang memahami tentang hak cipta.

Teman-teman paham ‘kan dengan istilah plagiat. Jika belum, teman-teman bisa search google atau buka KBBI.

Intinya semua pekerjaan dan profesi memiliki resiko masing-masing. Kenapa aku berkata demikian, karena aku ingin teman-teman tahu, bahwa semua tindakan atau pilihan yang kita ambil dalam hidup ini memiliki resiko. Jika ia tidak mengantar pada sukses, maka ia akan membuat kita rugi. Itulah hidup, selalu ada tantangannya sebelum kita meraih sebuah sukses.

So, buat sahabat karyasastraku. Jika ada diantara kalian yang tulisannya pernah diplagiat misalnya atau diakuin oleh orang lain sebagai karyanya. Jangan patah semangat, tetaplah berkarya dan jangan berhenti. Jika kamu berhenti sama saja kamu menyia-nyiakan potensi yang ada dalam dirimu, menyia-nyiakan kesempatan yang Allah berikan kepadamu untuk belajar dan berproses. Berproses dulu, sebelum menuai hasil.
Mungkin sudah terlalu panjang ya aku menulis, mungkin itu dulu yang aku berikan hehe. Sebelum mengakhiri, aku berikan sedikit motivasi buat teman-teman. Bukan motivasi buat teman-teman saja sih, tapi buat diriku pribadi juga yang masih labil ini.

“Berani mencoba, harus berani menghadapi resikonya. Seorang profesional tidak akan pernah mencapai puncak kesuksesan dan keprofesionalannya tanpa melewati sebuah proses. Tanpa ada drama jatuh bangun, itu seperti mustahil. Jika teman-teman berkata, dia jadi penulis tidak pernah terlihat terpuruk dan jatuh, itu hanya terlihat dari luarnya saja. Teman-teman tidak tahu saja apa yang ia telah lewati untuk mencapai puncak itu. So, terus berproses dan nikmati setiap proses itu dengan lapang dada dan tersenyum. Tanamkan dalam diri untuk selalu menjadi pribadi yang tidak mudah goyah, tidak mudah patah. Jangan karena sudah merasakan sakitnya diplagiat atau dikritik pedas, lantas memilih berhenti. Karena berhenti sama saja dengan kamu mengakhiri segalanya yang pernah kamu perjuangkan sebelum kamu merasakan manisnya sebuah kesuksesan.”

Sekian, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.😊 Selamat membaca😊

@⁨Kk anis GK⁩
Kak Ninisssssss. Cara mencari jati diri gimana ya? Aku tuh mau bikin CV tapi kayak gak kenal diri sendiri :"

Hum langsung aku jawab ya.

Gini, jati diri itu bisa diperoleh jika kita selalu mendekatkan diri kepada Allah. Terus berdoa dan meminta bantuan kepada-Nya. Adapun mengenai CV untuk kerja, itu tidak mencantumkan jati diri koq. Cuman memasukkan data diri, dan pendidikan juga pengalaman.🤗

#curhatdonk

Ka anis kita harus gmna ngadepin orang yg suka minta novel gratisan?dri kmrn bnyk yg mnta pdhl kita nerbitin buku biar sekalian punya tabungan.

Hihi kalo itu aku juga ngerasain. Coba deh, temennya suruh nulis sendiri. Suruh ngerasain dulu gimana susahnya menulis dan menjadikan ide-ide kita itu jadi satu dalam sebuah karya tulisan yang bagus dan rapi, juga disukai pembaca.

Kalau aku, becandain saja. Bilangin nulis itu gak segampang yang dibayangin. Perlu tenaga ekstra untuk menuangkan setiap ide untuk menjadi sebuah karya yang bisa diterbitkan. Dan apakah kamu tidak mau menghargai usahaku? Tp sambil becanda ya. Jangan serius, ntar malah diajak baku hantam klo diseriusin. Intinya jgn baper🤗. Rezeki kita gak hanya di temen deket kita koq. Klo temen deket kita gak mau beli, kan masih banyak orang di luaran sana yang mau beli☺. Semangat🤗

#CurhatdongMamahNinis

Upaya semangat seperti apa si? Untuk menghilangkan rasa malas yang membandel di dalam diri:v😂

Uhhh kalau hilangin malas ya pasti harus niat dulu. Kalo kamu gak niat pasti akan malas terus. Contohnya pas kamu libur, hari ahad misalnya. Biasanya 'kan kalau hari libur, maunya tuh tidur terus 'kan ya. Tapi, coba kamu bangun pagi langsung memulai kerjakan apa yang bisa kamu kerjakan, rasa malas itu perlahan hilang sendiri. Karena yang susah memang memulainya itu. Tapi, cobalah untuk memulai sebelum berkata, aku malas deh lakuin itu dan mau tidur saja. Itu malah membuat kamu semakin malas. *pengalaman🤭

@⁨Kk anis GK⁩ kak, klo misal sewaktu kita menulis, trus dipertengahan kita males buat ngelanjutin, pengen nulis yang lain padahal yg sebelum ny belum tuntas. Gimna solusinya kak anis??

Kalau masalah ini, yang hilang semangat saat di pertengahan menulis. Semua orang pasti merasakan hal itu. Termasuk aku. Tapi, langkah awal yang bisa dilakukan adalah istirahat sejenak, cari hal yang bisa membuat rasa malas dan jenuh itu hilang.

Mengenai ide baru, bisa tuliskan pada sebuah note terlebih dahulu, untuk dikerjakan setelah yang satu selesai. aku masih alami juga sih, tp setelah istirahat yang cukup, aku bisa lagi kok untuk memulainya. Semangat💪🏻

*#CURHATDONGMAMAHNINIS! NGEGAS KAN AKUNYA.*

Kak, gimana sih semisal impian kita terhalang restu orang tua. Dibantah dosa gak?

Uwow..

Humm restu orang tua adalah hal yang utama yang harus kita dapatkan. Tanpa restu mereka, apalah kita ini. Tidak akan jadi apa-apa.

Tapi menurutku seperti ini, selagi orang tua masih membiayai hidup kita, masih memberi kita kesempatan untuk melakukan yang kita ingin. Misal kamu ingin menulis, orang tua kamu gak suka dan tidak kasih restu. Tapi mereka masih memberi fasilitas yang bisa menunjang hobi kamu untuk menulis. Itu sama saja mereka mendukung, hanya saja caranya berbeda. Mereka hanya ingin tahu, seberapa kuat kamu akan berjuang untuk hal yang kamu sukai. Seberapa lama kamu ingin bertahan pada sesuatu yang kamu sukai.

Pengalamanku, awalnya aku sangat ditentang oleh orang tua untuk ambil kuliah jurusan pendidikan apalagi pendidikan Agama, kata mereka aku bisa apa setelah lulus nanti kalau ambil pendidikan. Sudah ada banyak guru di Indonesia. Mereka mau aku ambil jurusan kedokteran. Tapi, aku bersikeras dan berusaha untuk tetap mengambil pendidikan agama. Aku jelasin perlahan ke mereka, sambil bercanda. Kerjaan itu mengikut di belakang. Dia bukan untuk dikejar. Lagian aku adalah wanita, tidak wajib untuk bekerja, aku punya saudara laki-laki 3 yang wajib hukumnya menafkahiku sebagai saudara perempuannya dan kelak aku juga akan memiliki suami yang wajib menafkahiku. Aku sekolah, memilih pendidikan agama, karena aku sadar bahwa wanita berhak untuk cerdas, berhak untuk menentukan jalan hidupnya. Dan seorang anak berhak lahir dari rahim ibu yang cerdas. Dan sekarang, mereka mendukungku, tpi itu juga disertai bukti bahwa aku bisa mendapat nilai bagus tidak di bawah rata2 karena itu adalah pilihanku.

Orang tua hanya butuh bukti dari anaknya. Anaknya juga harus bisa membuktikan bahwa dia bisa dengan pilihannya. Bisa menanggung resiko dari pilihannya.

Ilmu SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang