SASTRA ADILUHUNG

692 39 6
                                    

SASTRA ADILUHUNG
Oleh Kak Tendi Murti

Pernah dengar karya adiluhung? Bedanya apa dengan karya populer? Lalu pertanyaan selanjutnya kita harus masuk ke yang mana?

Sebelum membahas ke sana, mari kita bahas dulu adiluhung itu Makhluk seperti apa sih.

Menurut KBBI. adiluhung: Tinggi mutunya. Seni budaya yang bernilai. Wajib dipelihara.

Bagi pegiat literasi, karya adiluhung dan karya populer selalu menjadi perdebatan. Bahkan bagi yang baru mulai nulis jadi kebingungan “sebenarnya saya harus nulis yang seperti apa? Mending masuk ke mana?”

Apalagi ketika baca karya karya adiluhung, langsung pada komen begini:

⁃ Et dah, tulisan gw jadi kayak kerupuk melempem pas baca tulisan adiluhung.
⁃ Langsung insecure gini pas baca Sastra Adiluhung.
⁃ Kopi mana kopi, kok nggak ketelen ya tulisan. Melangittt banget nih tulisan.

Hahaha, memang tulisan Sastra Adiluhung keren, membuat hati tersentuh, makjleb. Ini bagi yang suka dengan otak Atik kata. Tapi akan sangat berbeda dengan orang yang nggak terlalu suka otak-Atik kata.

Dan memang akan sangat tergantung pada niat si pembaca untuk apa dia baca buku.

“Lalu saya harus gimana kang? Mesti nulis karya Adiluhung atau yang karya Populer?”

Jawabannya terserah, bebas, sekarepmu. Siapa saja tidak bisa membatasi apakah harus yang adiluhung atau populer.

Balik lagi ke tujuan kita menulis. Kalau memang ingin menikmati tulisan dan tidak terlalu peduli apakah pesannya mau sampai ke pembaca atau tidak, tulislah sesuatu yang ingin Anda tulis.

Tapi kalau ingin menyampaikan pesan ke khalayak ramai, maka tulislah dengan gaya tulisan yang memudahkan mereka pahami apa yang ingin Anda sampaikan.

Karena pembaca punya banyak niatan:
⁃ Membaca hanya untuk hiburan.
⁃ Membaca untuk penelitian.
⁃ Membaca untuk pemahaman.
⁃ Membaca untuk menyelesaikan persoalan.
⁃ Membaca untuk motivasi kehidupan.

Tentukan target pembaca Anda, lalu mari mulai berkarya.

Dengerin tuh, kata kak Tendi Murti. Jangan lupa ya gaizzz, gabung di Chanel nya. Seratus rius. 🌋

Salam Literasi!

Ilmu SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang