15.Pak Dino, You're Evil!

16.1K 905 225
                                    

Hai selamat malam semuanya. Seperti biasa di malam-malam sepi kalian ii mau berbaik hati nemenin nih wkwkkwkwkk... #autonimpukii...

Sebelumnya... ii mau ngasih tahu, sebelum baca part ini pastikan kalian duduk dulu ya karena part ini tuh panjaaaaaaaaaang banget kaya chocollatos. Terus pastikan juga gak ada benda-benda tajam dan mudah pecah di sekitar kalian yaa... soalnya mungkin kalain bakalan diajak kesel. Buat yang lagi badmood mending jangan dulu baca yaaa...

Oke deh sekian.

Jangan lupa ramein notifikasi ii dengan vote dan komen kalian ya...

ditunggu loh.

Oh ya satu lagi, punten sebelumnya maaf yaaa... ii mau ngasih tahu aja kalau ii lebih seneng dipanggil ii atau kalau mau embel-embel pake kak atau mba aja hehe...

Follow juga Ig ii

hanarisa123

***HarppyReadingGengs***

Malam yang tidak gue tunggu-tunggu akhirnya tiba. Mematut diri di depan cermin dengan tampang yang lesu adalah kegiatan yang sedang gue lakukan saat ini. Kegiatan? Sebenarnya gue tidak melakukan apa-apa selain bercermin, meratapi diri yang sebentar lagi akan bertemu dengan Pak Dino dan keluarganya. Gue curiga, pertemuan ini adalah pertemuan yang menjadi kedok untuk membahas perihal perjodohan itu lebih lanjut lagi.

Menghela nafas berat, lagi-lagi itu yang bisa gue lakukan untuk saat ini. Setidaknya hal itu bisa sedikit meringankan beban di hati gue. Menikah dengan Pak Dio adalah sesuatu yang paling tidak gue inginkan. Tapi... jika pada akhirnya dia memang takdir gue, ya gue bisa apa selain coba untuk menerima semuanya.

Seandainya gue punya senjata untuk membatalkan perjodohan ini, gue pasti akan menggunakannya sebaik mungkin. Sayangnya satu-satunya senjata yang gue punya adalah tawaran Pak Bagas untuk menikah dengannya. Dan itu artinya gue harus menerima kesepakatan konyol yang Pak Bagas ajukan.

Ah omong-omong soal tawaran itu, sepertinya gue mencium aroma-aroma penasaran di sekitar gue. Entah itu dari mana, gue hanya merasakannya saja. Mungkin insting atau apa. Jadi adakah yang ingin menjadi pendengar pertama kisah gue tadi pagi dengan Pak Bagas? Mumpung gue belum menceritakannya pada siapa-siapa termasuk keluarga gue maupun sahabat-sahabat gue.

Ada enggak nih?

Aish... ya udah anggap aja ada.

Oke deh jadi kemarin itu tuuuh... Eh tapi vote dulu dong biar adil😏😎😚😙😘🍎. Dududu dudu duduu...

Oke oke... gue tahu gue ngeselin abis. Santai broh... pasti gue ceritain. Jadi selow... selow... dari pada galau mending nyari tempat duduk yang aman dan nyaman ya dan pastikan juga gak ada benda tajam di sekitar kalian karena mungkin kalian bakalan kesal sendiri saat gue menceritakannya. Ekhm... oke kita mulai, jadi kemarin itu...

Tok... tok... tok...

Suara yang berasal dari ketukan di daun pintu kamar gue membuyarkan pikiran gue yang hendak memutar kembali kejadian tadi pagi. Bersamaan dengan itu pintu kamar gue pun terbuka dan menampakkan sosok mama gue yang sudah berpakaian rapi.

"Anna... udah belum?" tanya mama gue membuat gue menoleh ke arahnya, "Itu Nak Dino sama neneknya udah ada di ruang tamu." tanpa sadar gue meringis kecil mendengar bahwa Pak Dino dan neneknya sudah ada di ruang tamu,"Mereka udah nungguin, ayo cepet keluar."

"Iya, Ma, bantar lagi Anna keluar." kata gue berusaha terdengar normal, tidak terlihat males pake banget.

"Ya udah jangan lama-lama ya... gak enak soalnya." Mama menutup pintu setelah mengatakan itu.

Pak Doktor, ACC Dong! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang