BC (S) : Mati Lampu

11.8K 387 72
                                    

Alohaloooo geeengs... ii balik lagi di cerita ini. 😅😅😅 Sebenernya sih ii tuh mau ngetik cerita PDILY, cuma karena... hmmm spoiler nih yaaaa... karena part depan itu bakalan ada konflik ya hmmm lumayan lah ya jadi ii tuh belum dapet feelnya gitu wkwkwk... dan karena tadi sore om Baek siara langsung di igeee uwu seneng dong ya ii, terus juga itu orang cuma kedengeran suara sama tawanya sementara layarnya hideng alias gelap gak keliatan apa-apa, tiba-tiba muncullah ide ini wkwkwk gitu weh pokoknya hihii 😆😆😆.

Jangan lupa Vote dan Komennya yaaa😆😆 makasih loooh udah bela-belain noel bintangnya.

💑HappyReadingGengs💑

Bruk...

Aw... gue meringis kecil karena sebuah lengan mendarat manis di wajah gue. Sialan! Tangan siapa sih? Ganggu tidur anak sultan aja.

Gue pun segera menyingkirkan lengan yang berat banget kaya dosa satu kampung itu dengan kasar. Tak lama kemudian terdengar lenguhan tepat di telinga gue. Geli sumpah. Kayanya sih ini lenguhan tutup panci gue nih. Yakin gue. Soalnya kan yang tidur di samping gue itu ya dia. Dan pasti tangan tadi juga milik pak dosen kesayangan gue ini. Eh kesayangan mama sih.

"Eeeeuuh... Maaas..." gue ikut-ikutan melenguh sambil menggaruk pipi. Duuh kok panas sih?

"Hmmm...?"

"Sanaan geli..." ucap gue setengah sadar dengan suara khas orang ngantuk.

"Hmmmm..." Hmmm hmmman Nissa Sabyan Tutup Panci gue malah makin tinggi.

"Geliiii..." Gue berbalik menghadapnya dan mendorongnya dengan lemah. Tenaga gue kan belum pulih soalnya masih antara sadar dan tidak sadar.

Bukannya menjauh Tutup Panci gue malah merengkuh gue ke dalam pelukan dia hingga kini gak ada jarak sedikitpun di antara kami. Hal itu tentu saja ebiat gue rasanya makin gerah.

Duuuut...

Aaah leganya...

"Hhhh..." Tutup Panci gue mendengus menahan tawa. Hembusan nafasnya tepat di depan kening gue.

"Haha haahaaaa...." Dan perlahan tapi pasti tawanya mulai berkumandang.

Ckckckkckk... lagi tidur aja tetep aja bisa ketawa.

Gara-gara tawanya yang terdengar renyah meski serak karena mungkin kebangun dari tidur, gue jadi ikut-ikutan ketawa. Suami Tutup Panci gue mengeratkan pelukannya sambil mengelus-elus rambut gue. Tapi karena engap lama-lama dikekep, gue pun melepaskan diri dan sadar sesuatu.

Kok gelap sih?

"Mas... buuuuaaaaangun... gelaaaap..." kata gue seraya mengguncang bahu suami gue yang kesadarannya entah masih di mana.

"Maaas... kita gak lagi di liang kubur kan?" tanya gue linglung. Sumpah ini gelap gulita banget.

"Hahh?" Cuma itu respon suami gue.

"Maaaas..." Gue makin gencar mengguncang bahunya.

"Kenapa sih, Yang? Ribut aja. Ini udah malem looaaaah." katanya seraya menguap. "Buruan tidur sebelum saya tidurin." imbuhnya jail.

"Maaas iiih..."

"Heheheeee..." Dia malah cengengesan. Kalau dalam keadaan terang mukanya pasti minta ditampol banget. "Udah ayo bobo lagi." lanjutnya seraya kembali memeluk gue.

"Tapi di sini gelap, tadikan lampunya dinyalain." kata gue masih keras kepala entah sebenarnya mempermasalahkan apa.

"Mati lampu kali. Udah ayooo tidur lagi..."

Pak Doktor, ACC Dong! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang