Alohalooo gaes... ii kambek. Sesuai janji ii mau lanjutin cerita Anna ngambil ijazah itu wkwkwk... buat cerita selanjutnya ngantri dulu yuuups...
Oh ya buat cerita 'Calon Bunda' , 'Bad lecturer' sama 'Run Away' ii gak tahu bakalan bisa dilanjut lagi apa enggak soalnya laptop ii rusak lagi. Dan draf dan lanjutan cerita itu ada di laptop jadi yaa gitu... semoga masih bisa diperbaiki yaaaa 😊😊😊.
V O T E
A N D
C O M M E N T💸HAPPY READING GENGS💸
Suasana kantin jam lima ini gak terlalu rame sama mahasiswa yang tengah mengisi perut atau sekedar nongkrong-nongkrong di sini. Jadi gue bisa menikmati waktu santai gue tanpa harus melihat wajah-wajah mengenaskan para mahasiswa yang baru keluar dari kelas dosen killer.
Tadi begitu selesai tandatangan ijazah, gue gak langsung pulang karena Aas sama Asa ngajak nongkrong dulu di kantin. Katanya biar keliatan masih mahasiswa-mahasiswa gemesh. Aas juga bilang katanya dia kangen suasana kampus. Intan yang tadi bareng kami bertiga pun mutusin buat gak langsung pulang dan ikut gabung sama A3.
Berkat hasutan-hasutan Asmiranda Reina dan Hasana Faula Yazria plus bujuk-rayu Saudari Intan Melani Putri, akhirnya gue pun ikut gabung di meja ini. Sebenernya gue juga kangen suasana kampus sih, jadi ya hati gue makin mantep buat nongkrong dulu macem anak kuliahan.
Gue memperhatikan sekitar, ada beberapa mahasiswa yang tengah antri, berkumpul di meja dengan sisa-sisa makan mereka, ngobrol sambil menyantap makanan mereka, diam di pojokan sambil main hp, diakusi membahas tugas dengan banyak buku dan laptop di meja, dan masih banyak kegiatan lainnya yang mengingatkan gue betapa menyenangkannya jadi mahasiswa tuh meski banyak capenya. Iya dulu sih cape, tapi sekarang? Kangen.
Hiruk-pikuk serta suara riuh dari obrolan para mahasiswa cukup mengobati rasa rindu gue pada kampus ini dan semua kenangannya. Rasanya baru kemarin gue jadi maba, sekarang udah jadi alumnus lagi.
"Jadi lo manggil Pak Bagas mas?" tanya Asa di tengah-tengah obrolan kami. Suaranya agak gak jelas karena dia ngomong sambil makan baso pesenannya.
Ya jadi kami sedang mengobrol membicarakan kejadian tadi waktu tanda tangan ijazah. Kejadian yang bikin gue salah tingkah sampai kabur dari kelas. Soal Tutup Panci gue, gue gak tahu lagi nasib dia selanjutnya karena gue kerubu cabut.
"Elah gak usah dibahas lagi deh." kata gue seraya menyeruput kuah baso pesanan gue yang udah lima kali gue tambahin sambel. Nah sekarang pas pedesnya.
"Ululuuuh... to tuit banget sih." Asa melancarkan jurus mengodanya.
"Mas Bagas uuuuccch..." Aas ikut menimpali. Gadis itu memonyong-monyongkan bibirnya manjah. Asa dan Intan yang melihatnya dibuat tertawa.
"Jijik!" Gue menggedikkan bahu.
"Sumpah ya tadi mula lo lawak banget. Merah gitu." Asa kembali mengoceh.
"Bukan merah lagi hahaha... udah jadi lautan darah. Pak Bagasnya juga lagi malah kaya yang sengaja gitu." kata Intan yang diam-diam gue angguki. Gadis berkacamata itu lalu menuangkan kecap ke mangkuknya entah udah yang keberapa.
"Gak usah ngetawain. Makan aja basonya yang bener." ucap gue sambil mengjadiahkan pelototan pada mereka bertiga.
"Sori sori soalnya telinga gue masih aneh aja gitu dengernya." kata Asa yang diangguki Aas dan Intan.
"Lo pikir waktu awal-awal gue juga gak aneh apa dengernya?!" tanya gue seraya melahap baso di garpu yang gue pegang, lalu mengunyahnya cepat-cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Doktor, ACC Dong! ✔
RomansaPART SUDAH TIDAK LENGKAP Complete✔😊 Prolog dan Part 1-37 serta ekstra part di tengah cerita. Bonchap menyusul. Hanya kisah seorang mahasiswi bernama Anna yang diteror nikah terus sama neneknya di saat dia kesulitan dapet acc dari dosen pembimbingny...