Hai... hai gengs... ii balik lagi nih bawa lanjutan cerita ini. Buat yang nunggu dan minta cepet update maaf ya lama... ii nya sibuk mau KKN nih terus semangat ngegarap cerita ini mendadak menurun huhu...
Ekhm oke deh langsung aja...
***Happy Reasding gengs***
"Aaaaaaaaaaaaaaaa..." Jerit gue kaya orang kesetanan.
KOK FOTO PAK DINO SIH?
GUE MERINDING TUJUH RUPA MASA.
Tubuh gue kaya yang kesetrum pas lihat foto Pak Dino. Gimana mungkin laki-laki itu yang mau Nenek jodohin sama gue? Bisa-bisa hidup gue bagai di dalam neraka dunia. Huh, tahu sendiri gimana jutek dan dinginnya Dinosaurus itu.
"Ada apa sih teriak-teriak kaya di hutan?" tanya Nenek gue yang langsung keluar dari dalam kamar begitu ngedenger teriakan gue.
Mama yang sedang berjaga toko di temani Vania, sodara gue, masuk ke dalam rumah dengan wajah yang terheran-heran sekaligus khawatir. Mungkin Mama dan Vania ngedenger teriakan gue yang emang maha dahsyat itu.
"Ada apa, Na?" tanya Mama sambil menghampiri gue. Dibelakangnya, Vania mengekor sambil menggaruk pelipisnya.
"I... i-tu... Itu..." Gue nunjuk-nunjuk foto Pak Dino yang tergeletak di lantai karena tadi refleks gue buang.
"Itu itu apa?" tanya Nenek dengan nada yang menuntut.
Mama menatap gue dan Nenek yang sedang mengambil foto Pak Dino secara bergantian, sementara Vania langsung duduk di samping gue.
"Ini kenapa foto Nak Dino basah kaya gini?" tanya Nenek sambil menatap gue dengan tatapan curiga.
"Gak sengaja kena sembur, Nek." Jawab gue jujur.
Mama menggelengkan kepalanya pas denger jawaban gue, setelah itu Mama langsung kembali lagi ke toko karena ngedenger ada orang yang mau beli. Gue terus memperhatikan Mama sampai tubuh suburnya gak keliatan lagi.
"Kena sembur gimana?" tanya Nenek gue, lalu mengambil duduk di samping kanan gue, "ya ampun ini jadi basah gini kamu apain sih?"
"Nek, itu cucuknya temen Enek yang mau dikenalin ke Anna itu?" tanya gue memastikan meski gue sudah bisa menebak seratus persen jawabannya ya.
"Iya, ini orangnya. Gimana kamu tertarik kan?" tanya Nenek gue dengan mata sayunya yang sekarang terlihat berbinar.
Gue menghela nafas berat pas Nenek dengan bangganya menanyakan hal itu sama gue. Ya ampun boro-boro tertarik, ada rasa pengen ngelirik aja gak ada. Mau seganteng apa pun kalau itu orangnya Pak Dino yang super jutek dan dingin sih ogah banget.
"Mana Eyang? liat dong." Vania yang tadi asik makan cemilan kini beranjak dari duduknya dan pindah duduk di samping Nenek.
"Wiih gantengnya..." Gumam Vania yang masih bisa gue denger.
"Kebetulan besok temen Enek itu mau ke sini dianterin Nak Dino, jadi kamu bisa langsung ketemu dan kenalan sama dia."
"Gak mau!!!" Ringis gue.
"Loh kenapa lagi? Seganteng ini masih juga kamu tolak? Dia itu dosen loh dan udah mapan."
"Iya Nek dia itu dosen di kampus Anna."
"Wah yang bener? Bagus itu, kalian jadi bisa sering ketemu." Nenek keliatan seneng banget.
"Pokoknya enggak." Kata gue sambil menyilangkan tangan di depan wajah.
"Kamu itu maunya yang kaya gimana sih? Dikasih yang kaya gini gak mau, dikasih yang kaya gitu gak mau. Terlalu banyak milih ntar ujung-ujungnya dapat yang lebih selebih-lebihnya, mau kamu?" Tanya Nenek gak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Doktor, ACC Dong! ✔
عاطفيةPART SUDAH TIDAK LENGKAP Complete✔😊 Prolog dan Part 1-37 serta ekstra part di tengah cerita. Bonchap menyusul. Hanya kisah seorang mahasiswi bernama Anna yang diteror nikah terus sama neneknya di saat dia kesulitan dapet acc dari dosen pembimbingny...