(31) Kenyataan Yang Menyakitkan

11.6K 664 233
                                    

Hai haiii ii udah balik lagi aja nih. Hehe karena upnya cepet jangan lupa vote dan komennya ya... haturnuhun😊😊😊

Ps : menyebabkan bingung, kesal, mual, pengen ngamuk, gak habis pikir, berfikir cerita ini aneh, dll. Segera hubungi dokter jika terjangkit salah satunya yaaa...

¤♡¤HAPPYREADINGGENGS¤♡¤

Dengan langkah yang riang gembira gue memasuki gedung fakultas gue. Hari ini skripsi gue bakalan diacc oleh Pak Bagas dan gue begitu senang bukan main. Akhirnya perjuangan gue akan segera membuahkan hasil.

Gue membuka hp gue untuk memberitahu Pak Bagas kalau gue sudah sampai di kampus dan sedang menunggu di kelas. Setelah mengetikkam pesan untuk Pak Bagas gue pun hanya bisa berdiam diri. Ingin membuka wattpad, tapi sayangnya cuma kuota chat doang. Karena bete gue pun keluar kelas dan menatap ke bawah dari balkon. Tiba-tiba saja mata gue menangkap sosok Pak Bagas yang tengah berjalan terburu-buru menuju ruang lab. Senyum gue seketika mengembang melihat dia, gue pun berniat untuk menyusulnya. Tapi senyum gue perlahan memudar saat melihat ada seorang wanita berambut pendek yang tengah mengekorinya. Sesekali mereka terlihat tengah berbicara. Seketika saja gue mendadak kepo tingkat akut. Apakah itu mahasiswinya?

Gue pun turun ke bawah dan langaung mengikuti Pak Bagas dan wanita misterius itu sampai di lab.

Nafas gue terengah-engah karena harus berlari-lari agar tidak tertinggal. Setelah berhasil menyusul mereka gue pun mengintip di balik jendela. Sempat ada beberapa mahasiswa yang menatap aneh dan curigan pada gue. Tapi untungnya mereka tidak menghitaukan gue lagi karena sibuk dengan urusan masing-masing.

Gue mencokel jendela di bagian samping belakang yang sedikit terbuka lalu menyimbulkan sedikit kepala dan menajamkan indera pendengaran gue untuk menguping. Perbicaraan Pak Bagas dan wanita miaterius itu tidak sepenuhnya gue pahami, yang jelas keduanya nampak serius. Wajah Pak Bagas bahkan terlihat menegang.

"Saya akan menikah jadi jangan ganggu saya lagi." kata Pak Bagas dengan nada yang begitu tegas.

Oh ternyata fans fanatiknya Pak Bagas nih.

"Mas, enak banget ya kamu ngomong kaya gitu." kata wanita itu dengan isak tangis.

Tunggu dulu... wanita itu menangis? Sebenarnya siapa dia dan kenapa dia memanggil Pak Bagas dengan sebutan 'Mas' ? Itukah panggilan khusus gue nanti kalau sudah menikah dengan Pak Bagas.

"Kamu tuh bener-bener tega tahu gak!" Wanita itu memukul dada Pak Bagas.

"Saya tidak ingin berurusan apapun lagi dengan kamu. Jadi lebih baik sekarang kamu pergi dan jangan temui saya lagi!" usir Pak Bagas dengan suara yang begitu dingin seperti tidak punya hati sedikitpun.

Gue sampai tercengang dan tidak percaya menyaksikan sendiri sisi lain Pak Bagas yang tidak punya hati ini. Tiba-tiba saja dia dingin dengan sorot mata yang mengintimidasi, tak membekaskan sedikitpun sosok periang dan hangatnya yang hobi tertawa.

"Setelah apa yang kita lalui malam itu dan kamu membuang aku begitu saja? Enak sekali jadi laki-laki."

Hah maksud wanita itu apa ya? Kok ambigu. Perasaan gue mulai tidak enak dan tidak tenang.

"Tutup mulut kamu!" Desis Pak Bagas seraya mencengkram lengan atas wanita itu.

"Aaah... sakit Mas..." wanita itu terlihat kesakitan sekaligus rapuh. Tapi hal itu tidak sedikitpun menurunkan kadar intimidasi Pak Bagas.

Gue ingin menyela. Tidak tega juga melihat wanita itu diperlakukan kasar. Tapi di sisi lain rasa oanasaram gue memaksa gue untuk tetap diam di tempat untuk mengetahui semuanya. Gue tidal ingin berspekukasi terlalu jauh tentang hal ini.

Pak Doktor, ACC Dong! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang