30.Kisah Cinta Setiap Insan

14.1K 646 176
                                    

Alohalohalo... ii balik lagi. Ada yang kangen gak nih sama ii? Atau sama Pak Bagasnya aja.😆😆😆

Mau kangen sama siappun jangan lupa vote dan komennya ya teman'teman. Hatur nuhun😘😘😘

Ps : Baca saat santai dan disarankan duduk juga ya. Ii udah kasih keterangan 18+ jadi dedek emes harap bubar barisan jalan.

♡♡♡HappyReadingGengs♡♡♡

Sore ini gue,mama, dan enek tengah sibuk menyiapkan masakan untuk acara nanti malam di mana keluarga Pak Bagas akan datang ke sini seperti yang sudah dibicarakan. Sejak pagi memang gue sibuk sekali mempersiapkan berbagai keperluan apalagi hidangan yang akan disajikan. Apalagi mama yang juga harus mengurus toko rotinya. Sementara Enek gue paling membantu yang ringan-ringan saja.

Bukan hanya gue, mama, dan enek saja yang disunukkan hari ini, sepulang sekolah sesekali Amelia pun ikut membantu.

Gue tersenyum kecil membayangkan nanti malam Pak Bagas sekeluarga akan berkunjung ke sini untuk berailaturahmi sekaligus membicarakan tentang lamaran Pak Bagas. Tapi saat teringat kejadian tergulung badai bersama Pak Bagas saat melihat calon rumah masa depan gue, senyum gue seketika berubah jadi kekehan geli.

Dipikir-pikir benar juga apa yang dikatakan Pak Bagas, pasti ada saja kejadian aneh jika gue dengan dia. Sebenarnya bukan saat dengan Pak Bagas saja sih, dengan Vikro, Pak Dino, atau Milan pun gue pernah mengalami hal-hal konyol yang memalukan tapi jika diingat-ingat sekarang itu bikin ngakak. Apalagi denga Milan, sudah tidak terhitung.

Tapi kejadian saat tergulung badai sampai mencolok lubang hidung Pak Bagas itu memang kejadian paling memalukan sejauh ini. Sampai sekarang gue masih malu jika bertatap muka dengan Pak Bagas.

"Permisi, eh Neng Anna mamanya mana? saya mau ngambil pesenan roti saya." tanya seorang ibu yang baru saja masuk ke toko roti mama.

Ibu itu namanya Bu Halimah, salah satu langanan roti mama. Beliau juga yang berjasa mempromosikan roti mama ke teman-teman arisannya. Sebenarnya memang banyak yang memesan roti buatan mama untuk acara-acara keluarga, arisan, syukuran, atau acara lainnya.

"Eh Bu Halimah, mama ada di dapur." jawab gue yang saat itu memang sedang menjaga toko, "sebentar Anna panggilin dulu ya."

"Iya, Neng."

Gue pun pergi ke dapur untuk memanggil mama. Sementara mama menemui Bu Halimah gue menggantikan mama memasak.

___♡___

Malam yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Gue sudah berdandan secantik, serapi, dan sesopan mungkin. Long dress berwarna kream dengan lengan sampai siku menjadi pilihan gue. Dress ini termasuk dress tersimpel yang gue punya karena tidak ada aksesoris apapun sebagai pelengkapnya. Hanya bagian depannya saja yang dibuat gergaris-garis samar dan lengannya yang dibuat agak mengembung seperti balon.

Untuk rambut, gue hanya menyanggulnya saja dan itu pun sanggul di bawah. Amelia yang membantu gue menyanggul dan memberi masukan supaya dibagian sisi kanan sanggulannya diberi jepitan kecil sebagai aksesoris agar terlihat lebih cantik katanya. Gue menurut-menurut saja dan dalam hati membenarkan kata-katanya.

Jantung gue berdetak dengan tidak karuan saat Luna mengirim pesan pada gue bahwa dia dan keluarganya sudah hampir sampai di rumah gue. Mungkin Pak Bagas yang memberitahunya. Dan saat mobil Pak Bagas tiba di halaman rumah, rasabya gue pengen makan beling. Deg-degan banget woooy.

"Assalamualaikum..." dari balik pintu luar gue dengar suara Pak Bagas memberi salam.

"Waalikumussalam..." jawab ayah dan mama kompak.

Pak Doktor, ACC Dong! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang