Alohaloooo ii kambek lagi. Ini bukan Pak Bagas Pov kaya yang ii pernah bilang. Ini tuh selingan aja dalam rangka: ii kangen Pak Bagas sama Anna, buat pengganti sementara BC : 3 yang suka ii unpub kalau siang #ngebebenjokeun yang suka telat baca biar gak cemberut😅😅😅, untuk menyalurkan imajinasi ii gara-gara download foto" baru tutup panci, dan sambil nunggu dospem yang tiba-tiba gak bisa datang 😅😅😅.🌷🌷Happy Reading Gengs🌷🌷
Wajah cemberut dengan bibir bawah yang lebih maju ke depan menjadi pemandangan yang gue lihat sejak enam hari yang lalu, tepatnya setelah gue dan Pak Bagas Tutup Panci alias suami gue itu pulang Honeymoon. Lebih spesifiknya lagi saat gue memberitahukan dia bahwa gue... hmmm ya gitu deh. Sejak saat itu mood-nya benar-benar terlihat hancur. Pak Bagas memang tidak menyalahkan atau mendiamkan gue, tapi tetap saja gue jadi kecipratan imbas bad mood-nya.
Kata orang, sifat asli seseorang akan terlihat yang sebenar-benarnya oleh pasangannya itu ketika mereka sudah menikah. Dan sekarang gue mengakui hal itu. Karena apa? Karena sekarang gue tahu kalau Pak Bagas itu ternyata manjanya ngalahin bayi besar. Kalau sudah merajuk seperti sekarang ini dia tidak ada bedanya dengan anak kecil. Dasar tutup panci! Dia benar-benar tidak sadar umur bahwa dia itu sebenarnya sudah layak jadi om-om.
"Mas..." panggil gue saat Pak Bagas duduk di tepi tempat tidur sambil membuka kancing kemejanya. Dia baru saja pulang mengajar dari kampus.
"Hm?"
"Kenapa sih itu muka cemberut lagi?" tanya gue yang lama-lama jengah juga dengan kelakuannya. Sudah cukup enam hari ini gue bersabar menghadapi manusia jelmaan tutup panci tanpa jakun ini.
"Cape aja..." jawabnya seraya menghela nafas. Dia lalu membaringkan diri di tempat tidur dengan semua kancing bajunya yang terbuka, menyisakan kaos putih yang dia pakai untuk dalaman.
Gue berjalan menuju tempat tidur, lalu merengsak naik dan duduk di samping suami gue yang saat ini tengah memejamkan mata.
"Saya pijitin ya?" tanya gue menawarkan servis seorang istri.
Pak Bagas mengangguk sebagai jawaban. Setelah ada persetujuan gue pun mulai memijat-mijat lengan atas Pak Bagas.
"Atasan dikit dong." katanya yang langsung gue turuti.
"Sebelah sini... sebelah sini..." Pak Bagas membalikkan tubuhnya menghadap gue sambil menepuk-nepuk bahu kirinya.
"Agak kencengan dikit." lanjutnya meminta lebih ekstra tenaga gue. Sebagai istri yang berbakti pada suami, gue pun kembali menurut.
"Segini?" tanya gue meminta pendapat dia.
"Kencengan dikit lagi." jawabnya.
Gue pun kembali menambah pasokan tenaga gue untuk memberikan servis pijatan terbaik gue.
"Aaaaah... aaahh... hahahaa jangan kenceng-kenceng... " Pak Bagas menjauhkan diri yang membuat gue menyerngit, heran sekaligus kesal.
"Tadi katanya yang kenceng?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Doktor, ACC Dong! ✔
RomancePART SUDAH TIDAK LENGKAP Complete✔😊 Prolog dan Part 1-37 serta ekstra part di tengah cerita. Bonchap menyusul. Hanya kisah seorang mahasiswi bernama Anna yang diteror nikah terus sama neneknya di saat dia kesulitan dapet acc dari dosen pembimbingny...