Alohaloooooo... ii balik lagi. Mohon maaf nih kalau part kali ini banyak banget kekurangannya dari part-part sebelumnya soalnya ii ngetiknya di hp. Hmmm biasa laptop ii nya yaaa gitu deh 😆 (ngelus dada aja).
Oke deh jangan lupa ramein notif ii ya kawan... makasih love loveee dududu dududu duduuuuu 😍🍎
Oh ya part ini gak ada haha hihinya... biasa aja. Maaf juga typonya yaaa...
***HappyReadingGengs***
Lagu Cheer Up dari Twice yang mengalun ke telinga gue lewat headset membuat gue menghentak-hentakkan kaki sambil membolak-balikkan pempek alias empek-empek -bukan empok-empok apalagi emak-emak- yang sedang gue goreng. Ya sesuai dengan yang Pak Bagas bilang, dia bawain gue oleh-oleh pempek yang banyak.Gue kira waktu itu dia bercanda bilang ingin membawakan gue oleh-oleh pempek yang banyak, tapi ternyata dia bawain banyak banget. Selain bawain pempek, dia juga bawain oleh-oleh kuliner khas Palembang lainnya yaitu kue Maksuba dan kue delapan jam. Lucu ya nama kuenya, kata Pak Bagas kue Maksuba ini bahan dasarnya telor bebek dan susu kental manis. Bentuknya itu mirip kue lapis gitu dan warnanya kecoklatan. Sementara itu kalau kue delapan jam itu katanya pembuatannya itu dikukus bukan dipanggang memerlukan waktu delapan jam. Makanya kenapa disebut kue delapan jam. Terus kata Pak Bagas ini kedua kue ini biasanya disajikan di hari-hari raya atau apa tadi tuh.
Kedua kue itu keliatan enak, gue tidak sabar ingin mencicipi tapi gimana ya pempek juga menggoda banget.
Omong-omong, Pak Bagas bawa banyak oleh-oleh tuh katanya sih, sekalian bagiin tetangga juga. Hmmm sa ae ya ngambil hati orang rumahnya tuh, sampe tetangga aja diambil hatinya. Apa kabar hati gue?
"Chingureul mannaneura Shy shy shy..." gue ikut bernyanyi lirik bagian Sana, lengkap dengan kepalan tangan yang gue taruh di pipi -tepatnya di bawah mata gue-. Tidak lupa juga kepala gue yang gue lenggokkan ke keri dan ke kanan seperti yang Sana Twice lakukan di MVnya. Mencoba semirip dan semenggemaskan mungkin seperti penyanyi aslinya.
Imut gak sih gue pose ginian? Atau malah keliatan alay?
Kata orang Sana Twice itu mirip gue. Gue selalu ngakak tiap ada orang yang beranggapan seperti itu. Rasanya tidak mungkin seorang bintang papan atas seperti Sana Twice disanding-sandingkan dengan gue yang gak ada hari tanpa ngerusuh ini. Hmmmm gue sama Sana ya levelnya jelas beda jauh banget lah. Ibarat lumut sama awan. Tapi meski begitu sebenarnya jika gue sedang bercermin, diam-diam gue mengakui hal itu. Wajah kami lumayan miriplah.
Andai nasibnya juga mirip. Eh tapi gue tidak boleh membanding-bandingkan hidup gue dengan hidup orang lain. Bukankah kita harus tetap mensyukuri hidup? Masih dikasih kesempatan untuk bernafas bebas saja kita harus bersyukur. Di luar sana ada orang-orang yang bernafas saja rasanya sakit dan susah, bahkan ada yang harus bayar mahal-mahal segala. Terkadang apa yang kita lihat mengagumkan dan menyenangkan tidak semua seindah seperti yang ada pada kenyataannya. Semua tergantung bagaimana cara kita menyikapinya, mensyukuri atau justru mendustakannya.
Gue suka ngeri mendengar kabar si A diguna-guna karena ada yang iri pada kesuksesannya. Padahal mereka yang saat ini sukses bukan berarti mereka tidak mengalami hal-hal pahit yang mungkin sedang kita alami saat ini. Hanya saja kita tidak melihat prosesnya karena yang kita lihat saat ini hanyalah hasilnya.Jadi apa kita yang hanya tahu hasil ini patut untuk mencela atau menghakimi orang-orang di luaran sana yang sudah berjuang mati-matian demi mengejar cita-citanya hingga terlihat sukses di mata kita?
Tidak menampik, kadang gue sendiri juga iri melihat kesuksesan orang lain. Tapi gue berusaha untuk menjadikan itu semua motivasi supaya lebih maju. Lagipula apa hak gue untuk menghakimi kehidupan orang lain? Bukankah sudut pandang seseorang itu tergantung dari apa yang dia alami? Seperti contohnya saat gue kesal karena teman gue datang terlambat padahal kita janjiannya jam sembilan, katanya adiknya minta dibuatin tugas sekolah dulu dan mintanya dadakan jadi dia kesiangan bangunnya. Saat itu semua penjelasan yang dia bilang terdengar seperti alasan karena ini bukan yang pertama atau kedua kalinya dia terlambat. Tapi saat hal itu terjadi pada gue sendiri, di mana gue telat datang karena membantu mama membut roti, gue paham bagaimana di posisi dia. Terkadang hanya diri sendirilah yang bisa mengerti keadaan yang saat ini tengah kita rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Doktor, ACC Dong! ✔
RomancePART SUDAH TIDAK LENGKAP Complete✔😊 Prolog dan Part 1-37 serta ekstra part di tengah cerita. Bonchap menyusul. Hanya kisah seorang mahasiswi bernama Anna yang diteror nikah terus sama neneknya di saat dia kesulitan dapet acc dari dosen pembimbingny...