Pak Doktor, ACC Dong! ✔

20. Curhat dan Bimbingan Sama Calon Imam

Alohaaaaaaloo.... ii balik lagi. Ada yang seneng gak ii balik lagi bawa cerita ini? Jadi gini gengs... kata-kata 'SELESAI' kemarin tuh maksudnya selsai part yang sebelumnya. Hahaaaa... maaf yaaa🙏ii suka iseng dan jail soalnya lagi mengemban misi rahasia juga jadi anggap aja kemarin tuh prank dari ii. Duduudu dudu duduuu...😙😙😙

Pengan bahas dulu yang kemarin nih, ii gak nyangka ternyata cerita ini lumayan banyak yang minat. Kemarin kebanyakan minta gak mau selesai dulu. Ada juga yang minta dilanjut sampe nikah, bahkan punya anak, anaknya nikah dan punya anak lagi gitu aja terus kaya anime Naruto. Terus ada juga yang penasaran sama malam pertama mereka digangguin enek atau enggak, astagaaaa...

ii jadii terharu padahal dulu tuh sempet kehilangan semangat buat ngegarap cerita ini. Makasih yaa temen-temen udah jadi penyemangat.

Dan ternyata gengs... ii masih banyak PR yaaa... kemarin tuh pada nanya lanjutan skripsi Anna gimana, nasib Pak Dino gimana, Milan, sama Vikro juga gimana. Terus juga ada yang nanya Chandra itu siapa wkwkkw.... buat yang belum ngeh siapa Chandra di part ini bakalan di bahas dikit.

Oke deh langsung aja. Jangan pula vote, komen, dan follow yaaa.. makasih.

Oh ya ini area 17+ , oke dede gemay dilaran baca.

***HappyReadingGengs***

Hari ini Aas dan Asa tengah berada di kamar gue. Mereka berdua habis menjenguk nenek yang dua hari yang lalu baru pulang dari rumah sakit. Sejak Pak Bagas datang dan mengutarakan niatnya secara langsung untuk melamar gue, kondisi kesehatan nenek membaik dengan drastis. Mungkin efek senang karena sebentar lagi gue bakalan menikah sesuai harapannya meski bukan dengan Pak Dino. Gue masih belum mengerti sebenarnya kenapa nenek bisa berubah pikiran dengan cepat dan mengikhlaskan perjodohan yang sudah direncanakannya dengan nenek Pak Dino sejak usia muda itu. Entahlah, gue belum sempat nanya-nanya. Mungkin nanti.

"Hmm... mati lo mati..." Aas terus mengoceh sendiri dari tadi sambil mengutak-atik layar hpnya. Dia sedang bermain game. Akhir-akhir ini dia memang lebih sering main game, katanya untuk membunuh kejenuhan sekaligus untuk melupakan sejenak Kak Chandra yang tidak peka padanya. Ya gimana mau peka, pedekate sama orangnya aja kagak.

Di sisi lain, Asa yang tengah senderan di tembok mulutnya sibuk mengunyah roti yang disuguhkan sementara matanya terpokus pada layar hpnya dan tangannya sibuk men-scroll. Jika Aas memilih bermain game untuk mengisi waktu luangnya, Asa lebih memilih membaca cerita di wattpad. Dulu gue juga aktif di wattpad, tapi sekarang sudah tidak aktif lagi. Hanya sesekali gue membuka wattpad jika sedang bosan dan itu pun cuma liat-liat doang terus keluar lagi.

Gue lihat Asa kembali melahap roti yang tersaji untuk kesekian kalinya. Ini sudah roti ke tiga dan Asa belum menunjukan tanda-tanda perutnya kenyang. Asa ini yang paling doyan makan di antara kami bertiga, tapi anehnya badannya gak melar-melar. Dia malah kurus padahal makannya paling banyak.

Kedua anak itu jika sudah asik dengan dunianya sendiri, maka meraka akan melupakan orang-orang disekitarnya termasuk gue yang tengah mengerjakan skripsi ini. Bukannya bantuin, mereka malah asik sendiri. Paling mereka bantuin sekenanya aja, kalau gue nanya dan mereka tahu jawabannya. Coba aja Milan jadi ikut ke sini, gue jadi ada yang bantuin secara full. Sayangnya Milan batal ikut ngejenguk nenek karena Mamanya meminta dia menjenguk neneknya yang juga kebetulan sakit.

Di saat gue tengah asik-asiknya menggarap skripsi tiba-tiba gue kepikiran untuk menceritakan bahwa gue akan dilamar Pak Bagas. Selama ini gue emang belum cerita apa-apa perihal Pak Bagas yang mengatakan kalau dia ingin menikahi gue termasuk kesepakatan konyol yang dia ajukan. Gue malu menceritakannya dan takut ditertawakan ujung-ujungnya, saat gue menceritakan kalau gue dijodohkan dengan Pak Dino aja mereka puas banget ngetawain gue. Ya... setelah gue simpan rapat-rapat kenyataan gue yang dijodohkan dnegan Pak Dino dari mereka berdua, pada akhirnya gue cerita juga dan sesuai dengan yang gue duga mereka menertawakan gue. Sialan banget.