BC : 3

15.2K 579 128
                                    

Alohalooo... ii kambek setelah sekian lamaaaaa... lama pokoknya ya 😆😆😆. Maaf ya baru bisa up lagi soalnya sekarang lagi fokus skripsi dulu. Doain supaya lancar dan bisa wisuda tahun ini 😊😊😊 aamiin.

🌷🌷🌷

OST BC : 3
KEMESRAAN - IWAN FALS

♡♡♡Happy Reading Gengs♡♡♡

Gue bergulung dengan selimut setelah melaksanakan shalat subuh. Mata gue masih mengantuk dan terasa berat sekali. Apalagi sekarang gue tengah berbaring di atas kasur yang empuk, eeeum tambah membuat kantuk gue semakin menjadi.

Gue melirik pintu, Pak Bagas masih belum kembali dari mesjid. Sebenarnya gue ingin menunggu dia, tapi apa daya jika mata gue malah dalam mode lia watt gini.

Dengan kemalasan yang semakin menguasai, gue pun menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuh gue. Tapi saat gue ingin memejamkan mata tiba-tiba saja gue teringat kejadian semalam. Kejadian konyol yang berakhir tragis kalau gue boleh lebay sedikit. Ya gimana tidak disebut tragis sih kalau semalam acaran romantis gue dan Pak Bagas harus gagal total gara-gara kepiting doang. Padahal suasan sudah mendukung sekali. Pak Bagas pun sudah terpengaruh dan tergerak instingnya untuk meraup kenikmatan. Iiih Anna apaan sih bahasanya geli banget. Gue jadi berguling-guling tidak jelas.

Oke, kembali ke kepiting sialan itu. Kalian harus tahu jempol gue bengkak gara-gara hal itu. Jalan gue pun jadi tertatih-tatih. Pokoknya kondisi gue memprihatiankan banget. Jangan dibayangin lo semua gak akan kuat. Biar gue aja. Eah... gue udah mirip Dilan belom nih?

Lah dari kepiting kok malah jadi ngomongin Dilan sih? Gak nyambung. Oke kita kembali ke permasalahan pokok.

Tadi sampai mana?

Ah kepiting sialan!

Tapi Si Tutup Panci juga sialan!

Eh ini ngumpat suami pagi-pagi gini dosa gak sih?

Ah bodo amat, yang jelas gue kesel sama dia. Ya gimana gak kesel sih, kalau pas gue menjerit-jerit kesakitan dia malah asik ngetawain sambil megangin 'Burung Daranya'. Iya sih gue tahu dia juga kesakitan, tapi gue heran aja kok ada ya manusia yang tengah kesakitan tapi masih bisa menertawakan penderitaan orang lain. Kadang gue berpikir Pak Bagas itu di atas normal. Heran saja, kelakuannya ajaib. Ibaratnya seajaib-ajaibnya tujuh keajaiban dunia, Pak Bagas itu jauh lebih ajaib. Rasanya kelakuan dan gelarnya itu tidak sinkron. Tidak serasi. Tidak pas. Terlalu mencolok. Harusnya dia dimasukan ke dalam daftar keajaiban dunia.

Saat sedang asik memikirkan keajaiban Pak Bagas beserta keajaiban dunia, tiba-tiba ada yang menyibak selimut yang menutupi gue. Oh No... ada penyusup.

Gue kaget bukan main saat sebuah tangan meraih dan menarik pinggang gue. Apalagi kejadian selanjutnya yang tambah membuat gue kaget. Bagaimana gue tidak kaget jika tiba-tiba wajah gue dihujami ciuman mulai dari pipi, kening, hidung, mata, dan berakhir di bibir. Untuk di bagian akhir itu duarasinya lebih lama dan gerakannya lebih intens dari sebelum-sebelumnya.

Awalnya gue berontak, tentu saja. Siapa yang tidak kaget tiba-tiba diserang di pagi hari seperti itu, membuat mata gue yang tadi ngantuk langsung kembali segar. Gue bahkan sudah menyiapkan bogeman gue untuk hadiahkan pada seseorang yang berani-beraninya menyusup ke kediaman gue saat ini. Tapi saat ciuman memabukan itu mendarat pertama kali di pipi gue, gue langsung mengenali siapa seseorang itu.

"Uh..."

Astaga astaga astaga...
😲😲😲 Itu suara apaan?

Suara kentut gue perasaan gak seseksi itu deh. Biasanya kan suaranya itu 'duuuuuuut...' atau kalau gak 'peeeees...' Kok ini terdengar manis manja gitu ya?

Pak Doktor, ACC Dong! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang