NB: disini aku buat Jisung sepantaran sama haechan.
Sinar mentari yang belum sempurna menerangi bumi membuat semua orang masih bergelung manja dengan selimutnya. Tapi tidak dengan bocah yang satu ini. Dia memakai jaket dan syal yang melingkar indah dilehernya. Haechan melangkahkan kaki jenjangnya menuju halte bus. Ia langsung naik bus pertama, 20 menit berlalu akhirnya ia sampai ke halte berikutnya. Ia turun lalu berjalan menuju apartemen seseorang.
Dia tak perlu repot-repot untuk berteriak memanggil sang penghuni apartemen karena ia tau password apartemen ini. Haechan langsung menuju kamar dan tampak seorang pria yang masih tertidur pulas. Dia ikut berbaring disamping sang kekasih setelah melepas jaket dan syal yang ia kenakan. Tangannya bergerak untuk menelusuri setiap inci wajah dihadapannya. Mulai dari pipi tirus kekasihnya lalu alis kemudian turun ke mata, hidung dan yang terakhir bibir kenyalnya. Haechan mulai memajukan kepalanya untuk memberi kecupan ringan di bibir sang kekasih.
Jisung mengerjapkan matanya merasa ada seseorang yang telah mengganggu tidur nyamannya. Saat matanya telah terbuka sempurna, pemandangan pertama yang dilihat bola matanya adalah wajah manis milik Haechan.
"Apa kau tidak ada kerjaan? Ini masih pagi kenapa kau sudah datang kemari dan mengganggu tidur nyenyakku" Nada suaranya terdengar datar. Jisung mencoba menjauhkan badan Haechan namun bocah itu malah memeluknya semakin erat. Ia pasrah dan ingin melanjutkan tidurnya sebelum pria didepannya ini bersuara.
"Jisung ayo bangun. Dan temani aku pergi belanja"
"Tidak mau, pergi sendiri saja sana" Ucap Jisung acuh.
"Aku ingin pergi dengan dirimu. Lalu untuk apa aku datang pagi buta seperti ini jika kau tak mau menemaniku pergi" Haechan tetap tidak gentar ia sudah biasa menghadapi sikap cuek dan dingin yang diberikan oleh sang kekasih.
Mereka sudah menjalin hubungan sekitar 4 tahun lamanya. Jadi hal semacam ini sudah sering terjadi. Melihat Jisung masih tidak bergeming dari tempatnya Haechan pun mengguncang tubuh Jisung.
"Singkirkan tanganmu atau kupatahkan saat ini juga" Mendengar ancaman bahaya Haechan berhenti dan melepaskan pelukannya, bukan karena takut tapi memberi jalan untuk Jisung bangkit dari tidurnya.
"Kau datang sepagi ini pasti kau belum makan kan?" Walaupun kesal sang kekasih telah mengganggu tidurnya ia tidak bisa mengabaikan Haechan begitu saja. Ia mengambil ponselnya dan memesan makanan. Lalu bergegas pergi untuk membersihkan badannya.
Setelah Jisung keluar dari kamar mandi ia terlihat lebih menyegarkan dan terdengar suara bel dari arah pintu. Jisung mengisyaratkan Haechan untuk membuka pintu dengan matanya. Haechan pun segera pergi dan kaget saat membuka pintu.
Kenapa ada tukang pengantar makanan, siapa yang memesan makanan. Apa dia salah tempat? Haechan menerka-nerka.
"Cepat ambil makanannya" Perintah Jisung dari dalam rumah seakan bisa membaca pikiran Haechan. Haechan pun mengambil makanannya dan segera menyajikannya di piring.
Setelah selesai makan Jisung langsung meninggalkan meja makan. Jangan tanya Haechan kemana, dia sibuk membereskan piring kotor. Belum sempat ia mencuci piring terdengar suara Jisung yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Jadi pergi atau tidak" Haechan pun langsung berlari menyusul Jisung tanpa mencuci piring kotor bekas mereka makan tadi. Karena kalau ia memilih untuk mencuci piring dulu, Jisung akan berubah pikiran. Dan lebih sulit lagi membujuknya, seperti dulu saat Haechan mengajak Jisung pergi untuk mengantarkannya ke perpustakaan saat Jisung sudah mau mengantarnya Haechan malah sibuk membereskan apartemen Jisung dan membuat pemilik apartemen tersebut marah dan tidak jadi mengantar Haechan. Bukannya senang ada yang membersihkan apartemennya tapi ini malah sebaliknya. Karena Jisung paling tidak suka jika disuruh menunggu. Alhasil Haechan pun pergi sendiri ke perpustakaan.
Mereka pun sampai di mall. Awalnya Jisung tidak mau menemaninya dan akan menunggunya di kafe saja. Tapi Haechan merengek agar Jisung ikut bersamanya. Akhirnya Jisung mengikuti Haechan kesana kemari dengan wajah ditekuk.
Belanjaan Haechan lumayan berat namun Jisung tidak peduli dan dengan santainya berjalan meninggalkan Haechan yang terseok-seok dibelakang membawa barang belanjaannya.
"Kau sungguh kejam padaku" Haechan menatap penuh kesal pada kekasihnya. Jisung tetap fokus menyetir dan mengabaikan Haechan disampingnya.
"Kita mau kemana?" Tanya Haechan sambil celingukan ke kanan dan ke kiri karena daerah ini bukan jalan menuju rumahnya. Jisung tetap tidak menjawab karena toh akhirnya kekasihnya juga akan tau nanti setelah mereka sampai.
"Turun" Jisung sudah keluar dari dalam mobil dan meninggalkan Haechan, Haechan pun langsung mengekor dibelakang Jisung. Mereka tiba ditempat yang indah dengan hamparan rumput hijau yang tumbuh tinggi.
"Waaah ini indah sekali. Ternyata kau juga tau tempat-tempat bagus seperti ini" Jisung hanya menatapnya sekilas dan lebih memilih duduk dibebatuan.
"Kemarilah" Jisung menepuk pahanya memerintah Haechan untuk duduk dipangkuannya, Haechan menurut saat tangannya dituntun.
Jisung memeluk pinggang Haechan dengan posesif dan meletakkan kepalanya di bahu mungil Haechan. Ia menghirup aroma yang menguar dari tubuh didekapannya. Walaupun diluarnya ia sering bersikap dingin dan seakan tidak mempedulikan Haechan namun ia sangat mencintainya. Ia hanya tidak ingin menunjukkan kasih sayangnya secara terang-terangan. Dan Haechan mengerti itu yang membuat Jisung jadi makin mencintainya. Haechan itu pusat dunia Jisung.
"Maaf jika aku lebih cuek dari biasanya" Ucap Jisung menatap wajah Haechan lekat. Sebagai jawaban Haechan menggelengkan kepalanya. Dia memang jujur, Haechan tidak melihat adanya perubahan dari Jisung, dia terlihat seperti biasanya. Cuek dan dingin. Tapi kalau tiba-tiba Jisung menjadi romantis dan peduli pada Haechan, berarti ada yang tidak beres dengannya, kira-kira begitulah isi kepala Haechan saat ini. Haechan lebih suka Jisungnya yang seperti ini karena belum tentu Haechan akan mencintai Jisung dengan sikap yang berbanding terbalik.
"Terima kasih sudah mau mencintaiku" Ucap Jisung seraya mencium lama kening Haechan. Yang dicium memejamkan matanya merasakan kehangatan yang menjalar ke seluruh tubuhnya.
Jangan lupa buat ya buat mencet tanda bintang:)
KAMU SEDANG MEMBACA
This is about Donghyuck
Fiksi PenggemarMarkhyuck, Jihyuck, Jaemhyuck dan Nohyuck. ps: beberapa part awal isinya random.