Hidup Minhyung itu nomaden. Sering berpindah dari satu negara lain ke negara lainnya. Kalau negara kelahirannya itu di Vancouver, Canada. Karena tuntutan pekerjaan ayahnya jadi ia harus ikut kemanapun ayahnya dipindah tugaskan. Siapa sih yang mau kesana-kesini. Harus adaptasi, harus pindah sekolah. Sekilas mungkin memang terlihat enak seperti berkeliling dunia, punya teman du setiap negara tapi nyatanya semua tidak seenak itu.
Lima tahun di Canada, setahun di Australia, setahun di Yunani, sembilan bulan di Dubai, dua tahun di Amsterdam, setahun di Paris, dua tahun di Seoul, setahun di Wachington DC, tiga tahun di New York dan terakhir kembali lagi ke Seoul. Itulah perjalanan hidup Minhyung dari bayi hingga sekarang usianya 17 tahun. Bisa dipastikan ini kali terakhir Minhyung bepergian, ia akan menetap di Seoul bersama ibunya.
Ibu Minhyung yang meminta untuk tidak ikut ayahnya lagi setiap kali harus pindah tugas. Ibunya kasian harus melihat Minhyung yang selalu berganti-ganti raport dan juga sebentar lagi Minhyung akan lulus SMA. Harusnya mereka kembali ke Canada tapi ayah Minhyung khawatir jadi ayahnya menyuruh mereka tinggal di kampung halaman sang istri-untuk sementara waktu sampai ia bisa bekerja tetap di Canada-karena di sana masih ada orang tua istrinya atau bisa disebut kakek-neneknya Minhyung.
Minhyung fine-fine aja dong, kan disana ada kekasihnya. Saat dua tahun lalu ia berada di Seoul, ia jatuh cinta pada Jaemin. Minhyung pun menyatakan perasaannya saat di ujung keberadaannya di Seoul dan untungnya Jaemin menerima cintanya. Tapi mereka harus rela menjalin hubungan jarak jauh. Minhyung bersyukur sekali pada Tuhan, ia sudah tidak harus hidup berpindah-pindah lagi ditambah ia akan bisa bersama Jaemin untuk jangka waktu yang panjang.
Dear passengers, soon we will land at Incheon International Airport, the time difference between New York and Seoul is 13 hours.....
Terdengar suara pramugari. Ya saat ini Minhyung sedang berada di pesawat. Minhyung bersiap-siap karena sebentar lagi pesawatnya akan landing. Seketika ia tersenyum membayangkan wajah antusias Jaemin yang menyambutnya. Tadi Jaemin bilang ia akan menjemput Mark di bandara.
Mark sudah menapakkan kaki di bandara. Ia celingukan mencari keberadaan Jaemin. Orang tuanya masih sibuk mengurusi barang bawaan mereka.
•••
Donghyuck baru pulang dari liburannya di Jeju. Ia mengunjungi neneknya disana. Bepergian sendirian sangatlah menyulitkan Donghyuck. Bagaimana tidak? Saat ini ia tengah membawa satu koper, dua tas dan satu kardus yang berisi barang-barang tak berguna. Bayangkan semua itu hanya berisi baju Donghyuck dan cinderamata yang dibelinya di Jeju.
Ini tidak bisa dibiarkan. Donghyuck butuh bantuan. Siapa saja tolong Donghyuck sekarang juga.
"Hei kau pria berambut hitam yang mengenakan jaket biru bisa menolongku?" Donghyuck memanggil orang yang ada di depannya untuk meminta jasanya.
Merasa ada seseorang yang memanggilnya dengan menyebutkan ciri-cirinya, Minhyung menolehkan kepalanya ke belakang dan menemukan pemandangan seorang laki-laki yang sedang kesulitan membawa barang-barangnya. Mata mereka bersitatap untuk sesaat dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Hei, bisa kau membantuku membawa barang-barang ini?"
"Ya bisa" Minhyung menghampiri Donghyuck lalu mengambil dua tas yang nampaknya cukup berat. Hei, membantu seseorang yang sedang kesusahan adalah hal yang terpuji kan?
"Terima kasih em.."
"Minhyung"
"Ah iya sekali lagi terima kasih banyak Minhyung, dan namaku Donghyuck" Mark tersenyum, padahal dalam hati ingin bilang emang ada yang bertanya soal namanya?
"Kau mau aku membawa tas-tas ini kemana?" Tanya Minhyung. Oh ayolah ia ingin segera bertemu dengan Jaemin.
"Sampai didepan sana saja" Donghyuck menunjuk tempat dimana taxi berada.
"Tidak ada yang menjemputmu?"
"Tidak"
"Orang tuamu?"
"Kerja"
"Kekasihmu?"
"Tidak punya"
"Sahabatmu?"
"Sibuk"
Ntah mengapa hanya dengan obrolan singkat seperti itu Donghyuck dan Mark merasa nyaman satu sama lain.
"Kau mau naik taxi kan?"
"Iya"
Mereka menghampiri salah satu taxi di sana. Minhyung memberikan tas yang dibawanya kepada sopir taxi.
"Terima kasih atas bantuannya. Aku duluan ya" Donghyuck masuk ke dalam taxi dan tak lupa melambaikan tangannya.
"Iya berhati-hatilah" Minhyung juga ikut melambaikan tangan.
"Hyung" Minhyung baru saja balik kanan, sudah ada saja yang memanggilnya. Dia tersenyum saat tau siapa yang memanggilnya. Orang itu adalah sosok yang tadi dicarinya.
"Kau kemana saja sih hyung?" Jaemin langsung saja menubrukkan tubuhnya ke dada Minhyung.
Oh iya, hyung disini bukan bagian dari nama Minhyung ya.
Minhyung tak menjawab pertanyaan Jaemin, ia malah membalas pelukan Jaemin dengan erat.
"Hyung, aku merindukanmu"
"Ya, hyung juga. Sangat-sangat merindukanmu" Lama mereka dalam posisi seperti itu.
"Ayo pulang" Minhyung melepaskan pelukan Jaemin.
•••
Donghyuck menetralkan jantungnya yang berdetak tidak karuan. Saat melihat senyum Minhyung yang sialnya sangat tampan itu membuat kerja jantungnya di luar batas normal.
Mungkin rasanya Donghyuck mulai jatuh cinta pada Minhyung. Ia berharap, sangat-sangat berharap bahwa ia bisa bertemu dengan Minhyung lagi. Biarpun bila melihat senyuman pemuda itu membuatnya senam jantung.
Gimana gaeees? tenang ini berlanjut kok
Kenapa saya beri judul? anggap aja ini part spesial gitu.Karena Donghyuck udh kembaliiii. For god sake, rinduku benar-benar terbayarkan dengan momen-momennya Markhyuck.
Harusnya aku tu buat dari kemaren-kemaren cuman ya gitu bar bisa buatnya sekarang.
Beneran deh aku tuuh seneeeeng banget liat markhyuck momen di tour neo city. Kek serasa Mark itu bener-bener ngejagain Echan.
Oh iya gaees jangan lupa ya mampir ke book aku yng lainnya.
Selalu sukai cerita yaaa...
ini dari aku..Love...
KAMU SEDANG MEMBACA
This is about Donghyuck
FanfictionMarkhyuck, Jihyuck, Jaemhyuck dan Nohyuck. ps: beberapa part awal isinya random.