JaeminXHaechan

18.8K 948 16
                                    

Banyak yang mengatakan bahwa broken heart hal yang menyakitkan tapi ketauhilah bahwa broken home jauh lebih menyakitkan. Tidak ada anak yang ingin mencicipi yang namanya broken home. Tapi hal ini tidak bisa dipungkiri terjadi pada anak berumur 16 tahun ini. Sampai saat ini ia masih tidak percaya kalau keluarganya sudah hancur. Selama ini keluarganya terlihat baik-baik saja. Setelah itu, semuanya berubah tidak ada yang sama lagi. Haechan yang selama ini dikenal sebagai anak yang lincah, periang dan selalu tersenyum berubah drastis 180°.

"Sudah berapa kali Haechan bilang kalau haechan nggak setuju eomma menikah lagi" Haechan mencoba menahan amarahnya terhadap sang ibu. Setelah berkata demikian haechan berlalu meninggalkan ibunya diruang televisi sendirian dengan perasaan campur aduk sang ibu.

🍃🍃

"Kita teruskan saja hubungan kita ini, soal haechan nanti pasti ia akan mengerti" Wanita yang sudah memasuki kepala 3 ini berkata dengan yakin.

"Apa kau yakin? Bagaimana kalau... sebaliknya?" Balas sang kekasih dengan pesimis.

"Kita tidak akan tahu jika belum mencoba" Sebagai jawaban sang kekasih mengangguk mantap-walau dihatinya masih terbesit rasa khawatir-lalu membawa dia kepelukan hangat miliknya.

🍃🍃

Hari yang tak pernah disangka-sangka oleh anak berambut pirang. Ia tidak bisa apa-apa karena sebelumnya haechan tidak tahu jika ibunya akan melangsungkan pernikahannya hari ini dengan pria yang juga sudah memiliki satu anak laki-laki-anak lebih tua tiga tahun dari haechan-dari istri pertamanya. Pantas saja tiga hari yang lalu ibunya menyuruh haechan untuk berlibur ke Jeju, ternyata ada maksud lain dibalik itu semua. Ia merasa dikhianati, baginya ini pengkhianatan terbesar selama 16 tahun hidupnya. Tapi ia bisa apa? Di depannya tampak jelas raut wajah bahagia terpancar dari seseorang yang telah membesarkannya. Ia hanya harus bisa menerimanya.

🍃🍃

"Haechan sayang ayo dimakan sarapannya dari tadi kamu hanya melihatinya saja" Suara bass pria paruh baya memecah keheningan yang tercipta di meja makan. Ibunya memutuskan untuk pindah kerumah suaminya yang sekarang resmi menjadi ayah tiri bagi haechan.

"Ya" Ujar haechan tanpa melirik sedikit pun pada ayah tirinya. Sejujurnya dia sangat malas untuk sarapan bersama dua orang pria yang masih asing baginya.

"Aku masih kenyang" Haechan yang hendak berdiri langsung menghentikan gerakannya mendengar ucapan yang terlontar dari mulut kakak tirinya.

"Apa karena kami kau tidak mau makan? Apa aku dan ayahku seburuk itu dimatamu sampai-sampai kau tidak mau makan bersama kami?" Ucapan jaemin yang datar seakan menikam jantung haechan. Haechan menatap ibunya yang tampak sedih. Haechan tidak menjawab perkataan kakak tirinya, untuk saat ini ia terlalu malas untuk berdebat, lebih baik ia mengisi perutnya.

"Aku pergi ke kamar duluan, permisi(sambil membungkukkan badan)"

Setelah sampai dikamar ia langsung merebahkan badannya di ranjang empuk miliknya, tak lupa ia mengunci pintu kamarnya. Ia masih belum bisa menerima kenyataan ini. Saat sedang asyik bergelung dengan pikirannya terdengar suara ceklek. Ia menoleh ke arah pintu yang seketika membuat jantungnya hampir jatuh bebas ke perutnya. Bagaimana bisa jaemin masuk ke kamarnya yang terkunci? Jangan lupakan satu hal, jaemin adalah anak dari pemilik rumah ini, jadi ia bisa melakukan apa saja. Ia mulai melangkah masuk dan mengunci pintu. Haechan reflek berdiri dan menghampiri jaemin.

"Apa yang kau lakukan disini?" Bentak haechan sambil berkacak pinggang. Yang dibentak hanya menatap manik didepannya dengan tatapan yang begitu intens. Haechan sedikit risih oh tidak sangat risih malah ditatap begitu oleh jaemin.

"Jika tak ada hal penting yang ingin kau bicarakan lebih baik kau pergi!" Dengan gerakan yang tak terbaca jaemin langsung mendorong haechan ke dinding yang ada dibelakangnya dan meletakkan kedua tangannya disamping kepala haechan. Haechan mengerang karena tubuhnya yang menabrak dinding walau tidak begitu keras tapi cukup menyakitkan punggungnya. Sial kenapa orang yang berada didepanku ini sangat keterlakuan tampannya.. tidak! sadar haechan apa yang kau pikirkan, batin haechan.

"Aku tau apa yang kau rasakan saat ini, dulu aku juga sama sepertimu. Aku tidak percaya bahwa keluargaku akhirnya hancur juga. Awalnya aku menentang hubungan mereka tapi apa aku masih harus mempertahankan egoku? Mereka juga berhak untuk bahagia, mereka membutuhkan pendamping. Apa kau masih ingin mempertahankan egomu yang tinggi itu?" Tanpa disangka tangan jaemin sudah menangkup wajah imut didepannya.

Jaemin tidak bisa membohongi perasaannya lagi kalau dia telah jatuh dalam pesona haechan. Saat pertama melihat haechan di acara pernikahan orang tua mereka dia langsung merasakan hatinya berdesir dan jantungnya memompa lebih cepat.

Setelah mendengar kalimat yang keluar dari mulut jaemin, haechan merasa bersalah pada ibunya selama ini. Tapi bukan hanya itu, saat ini ia merasa seperti ada banyak kupu-kupu terbang di perutnya dan tatapan jaemin yang diberikan padanya membuat wajahnya memerah. Ia menunduk tidak berani menatap wajah didepannya. Ia tidak menyangka jika ia sudah terjerat dalam pesona kakak tirinya. Salahkan kakak tirinya kenapa memiliki wajah yang sangat tampan yang membuatnya jatuh cinta.

"Sama seperti aku yang juga membutuhkan seorang pendamping, yaitu pria menggemaskan yang ada didepanku saat ini" Jaemin mengangkat dagu haechan untuk menatap wajahnya. Jaemin mulai memajukan wajahnya untuk mencium bibir merekah milik haechan. Ia mencium lembut bibir berbentuk hati tersebut dengan lama tanpa lumatan hanya merasakan manisnya bibir haechan.

Akhirnya jaemin mulai melumat bibir atas haechan dengan lembut tanpa ada rasa nafsu yang ada hanya rasa sayang yang tulus. Saat haechan mengerang nikmat jaemin menggunakan kesempatan itu untuk memasukkan lidahnya. Sekujur tubuh haechan lemas sampai ingin merosot ke lantai jika saja tangan jaemin tidak memeluk pinggangnya dan tangannya yang lain meraih tengkuk haechan untuk memperdalam lumatannya. Tangan haechan yang semula berada disamping badannya mulai memeluk leher jaemin dan meremas rambut jaemin yang terasa lembut di sela jemarinya.

Merasa kekurangan oksigen haechan menjambak rambut jaemin, yang otomatis melepaskan pagutan bibir mereka. Menggantinya dengan menempelkan kening mereka.

"Aku mencintaimu dengan segenap jiwaku" Ucap jaemin dengan napas yang belum stabil.

"Aku juga, i love you to" Haechan tersenyum dengan sangat manis yang dibalas senyuman yang tak kalah manisnya.

This is about DonghyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang