JaeminXHaechan

8.4K 560 19
                                    

Matahari terbit dari ufuk timur, burung-burung bangun dari tidurnya dan bersiul indah membuat sebagian orang harus terbangun dari alam mimpi. Tak terkecuali Haechan yang sudah membuka matanya namun belum bangkit dari ranjangnya. Berat rasanya ingin bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman namun Haechan termasuk salah satu murid yang tidak pernah absen. Tidak ada hal yang bisa membuatnya tidak masuk sekolah. Alasan utama yang membuat Haechan rajin sekolah adalah karena ingin melihat sunbae kesayangannya, Na Jaemin.

"Bangun Haechan kau harus semangat untuk bertemu dengan Jaemin sunbae" Haechan menyemangati dirinya sendiri dan segera membersihkan diri.

🌹🌹

Langkah kaki seseorang menggema di sepanjang koridor yang masih terbilang sepi. Haechan berjalan santai menuju kelasnya saat melewati ruang guru dia dipanggil oleh wali kelasnya yang kebetulan sudah datang.

"Haechan kau tau kan jika sekolah kita ikut olimpiade kimia?" Tanya Kim saem basa basi, nyatanya ia sudah jawaban atas pertanyaannya tadi.

"Ah..i-iya" Haechan terdengar gugup. Firasatnya mengatakan ada yang tidak beres.

"Sebagai guru kimia aku memilihmu sebagai perwakilan dari sekolah kita" Haechan kaget, matanya membulat dengan rahang yang terbuka.

"B-baiklah" Haechan ingin berkata tidak namun yang keluar dari mulutnya malah sebaliknya. Dia bingung kenapa ia yang harus ditunjuk. Ya walaupun kimia pelajaran favoritnya tetap saja Haechan merasa tidak sanggup jika harus mengikuti olimpiade ini.

"Dan yang akan menjadi tutormu adalah siswa kelas 12-1 Na Jaemin. Tentu kau sudah tidak asing dengan namanya bukan?" Mendengar nama sang pujaan disebut-sebut mata Haechan seketika berbinar cerah dengan senyum yang mengembang.

"Baiklah saya siap untuk mengikuti olimpiade ini" Jawab Haechan bersungguh-sungguh. Kali ini semangatnya membara karena yang akan menjadi tutornya selama kurang lebih satu bulan kedepan adalah sang pujaan hati.

🌹🌹

Sepanjang hari ini Haechan terlihat lebih ceria dari biasanya membuat sahabatnya bingung. Mereka tengah berjalan bersama untuk pulang.

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri seperti itu?" Tanya Mark heran melihat tingkah Haechan. Haechan mengerucutkan bibirnya kesal mendengar pertanyaan Mark padahal kan tadi pagi Haechan sudah cerita ke Mark kalau Jaemin akan menjadi tutornya.

"Kenapa kau tidak pernah mendengarkan ucapanku Mark. Tadi pagi aku sudah bilang bahwa aku akan ikut olimpiade kimia dan yang menjadi tutorku adalah Jae-" Ucapan Haechan terpotong saat ada seseorang yang menepuk bahunya.

"Apa kau yang bernama Lee Haechan?" Tanyanya memastikan bahwa dirinya tidak salah orang.

"I-iya...benar a-aku Haechan" Haechan terbata saat melihat siapa yang telah menepuk pundaknya, yang tak lain adalah Jaemin.

"Kalau begitu perkenalkan namaku Jaemin, aku yang akan membimbingmu satu bulan kedepan" Ucap Jaemin yang sudah melepaskan tangannya dari bahu Haechan. Haechan hanya bisa menganggukkan kepala karena rahangnya tiba-tiba sulit untuk digerakkan.

"Lalu kapan kita bisa mulai diskusinya? Bagaimana kalau besok? Kau bisa?" Jaemin bertanya dalam satu tarikan nafas.

"Tentu s-saja b-bisa Sunbae" Ingin rasanya saat ini ia berteriak sekencang-kencangnya melihat sang pujaan yang tersenyum lebar dihadapannya.

This is about DonghyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang