Decitan ban yang memekakkan telinga terdengar di sekitar jalanan yang ramai lancar. Sepertinya telah terjadi kejar-kejaran atau adu balapan antara mobil dengan mobil yang melaju kencang menembus padatnya jalanan. Seakan tidak peduli dengan pengendara lain, dua mobil ini terus melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.
"Ck sungguh merepotkan" Seseorang berdecak dibalik kemudi yang kakinya juga sibuk menginjak pedal gas. Haechan orang yang mengendarai mobil ford mustang ini adalah seorang mata-mata yang saat ini penyamarannya tengah terbongkar.
Tanpa sepengetahuan Haechan saat mobil bermesin RB26 yang dikendarainya tiba di perempatan jalan yang sepi, dari arah sebelah kanan tampak sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan seketika menghantam mobil Haechan yang membuat mobil itu terdorong ke kiri lalu terpental dan terbalik.
Haechan kaget bukan main dengan pergerakan mobil itu yang membuat Haechan tidak bisa menghindarinya. Mobil yang dibawa Haechan benar-benar hancur. Hidung Haechan dapat mencium aroma anyir bercampur bau terbakar yang sangat menusuk indra penciumannya. Kepala Haechan berdenyut hebat akibat terkena serpihan-serpihan dari kaca jendela mobilnya.
Sebelum Haechan menutup rapat matanya samar-samar ia melihat wajah seseorang yang tidak asing baginya. Ia tidak bisa melihat wajah orang tersebut dengan jelas karena pandangannya yang semakin kabur lalu yang bisa ia lihat sekarang hanyalah kegelapan.
Namun, tidak ada seorang pun yang mengetahui bahwa sang pengendara berhasil diselamatkan karena selang beberapa detik mobil Haechan meledak, apinya sudah hampir menyebar diseluruh bagian mobil Haechan. Hal itu membuat beberapa orang beranggapan jika sang pengendara sudah tewas terbakar. Karena memang pada saat kejadian tidak orang di jalan tersebut kecuali beberapa orang didalam gedung, cafe ataupun supermarket yang bisa dipastikan mereka tidak melihat langsung kronologinya.
2 bulan kemudian...
Haechan mengerjapkan kelopak matanya berusaha beradaptasi dengan cahaya yang masuk ke matanya. Akhirnya kelopak mata indah itu terbuka dengan sempurna, hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit yang berwarna hijau. Ia menggerakkan bola matanya menyusuri setiap sudut ruangan yang diketahui sebagai kamar tidur.
Dan apa ini, kenapa aku memakai alat-alat penopang kehidupan? Di mana aku sekarang? Apa yang telah terjadi padaku? Haechan membatin, begitu banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya.
"Akhh..." Tiba-tiba kepala Haechan terasa sangat berat saat ia ingat hal terakhir kali yang menimpa dirinya. Saat itu ia mengira bahwa Tuhan telah mengambil nyawanya.
Pintu ruangan yang ditempati Haechan terbuka dan menampilkan sesosok orang yang sangat ia rindukan. Mata Haechan berkaca-kaca saat sosok itu semakin dekat dirinya. Semua yang melekat pada orang itu tetap sama tidak ada yang berubah kecuali tatapannya yang err bisa dibilang datar padahal dulu orang itu selalu menatap Haechan dengan tatapan memuja.
"Renjun" Tangan Haechan yang tidak terinfus terulur untuk menyentuh wajah Renjun yang telah berada di sisi ranjang tempat tidurnya. Renjun hanya menatap datar kekasihnya yang sedang menyusuri setiap inci wajahnya.
"Ini benar dirimu?" Setetes air mata meluncur bebas ke samping matanya. Haechan sangat merindukan kekasihnya yang telah meninggalkannya lebih dari satu tahun. Ya, Haechan memang masih menganggap Renjun sebagai kekasihnya karena belum ada kata putus yang terlontar dari mulut Haechan maupun Renjun.
Flashback On
"Aku tetap tidak setuju jika kau ingin bergabung dalam agen rahasia. Itu membahayakan nyawamu" Ucap seseorang yang memiliki gigi ginsul.
"Itu cita-citaku dari kecil. Aku ingin sekali menjadi mata-mata. Dan ini kesempatanku untuk bergabung dalam agen rahasia ini" Haechan menggenggam tangan sang kekasih untuk menyakinkan bahwa ia akan baik-baik saja jika ikut dalam agen rahasia tersebut.
"Tidak, jika kau tetap kekeh untuk bergabung silahkan saja. Tapi aku akan sangat kecewa padamu" Renjun melepaskan tangan Haechan dan berlalu dari kediaman kekasihnya. Ia tak habis pikir dengan Haechan. Apa ia senang jika setiap hari harus membuat Renjun khawatir karena pekerjaan Haechan sebagai mata-mata. Kenapa kekasihnya itu tidak bisa mengerti.
Haechan menangis tersedu-sedu setelah kepergian Renjun. Ia sungguh tidak bisa memilih antara kekasihnya atau kesempatannya menjadi mata-mata. Haechan sangat mencintai Renjun tapi ia tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan emas ini.
Saat Haechan telah bergabung dalam agen rahasia ini ia sungguh bahagia namun rasanya ada yang kurang dari rasa bahahianya saat ini. Ya kekasihnya tak bersamanya saat ini. Renjun bagai ditelan bumi, ia tidak pernah lagi datang kerumah Haechan dan saat Haechan datang kerumahnya Renjun sudah pindah. Saat itu ia berjuang mati-matian di satu sisi ia harus profesional terhadap pekerjaannya tapi di sisi lain ia harus rela kehilangan Renjun.
Flashback Off
"Kau sudah puas sekarang, ini yang takutkan dan sekarang terjadi padamu" Tatapan Renjun melembut sembari meletakkan tangannya diatas tangan Haechan yang masih setia berada di wajahnya. Tak bisa dipungkiri oleh Renjun bahwa ia juga sangat merindukan sosok ringkih dihadapannya.
Ia mengingat kembali dimana peristiwa Haechan kecelakaan. Saat tau Haechan yang berada didalam mobil yang sudah tidak berbentuk itu, Renjun langsung berlari untuk menyelamatkan Haechan. Ia membawa Haechan ke rumah sakit, namun Haechan koma. Seminggu dirawat di rumah sakit membuat Renjun sedikit kesulitan karena harus bolak-balik ke rumah sakit dan kantornya. Jadi ia meminta dokter untuk merawat Haechan dirumahnya saja. Dokter pun menyetujuinya dan Haechan dipindahkan kerumah Renjun. Walau Renjun kecewa dengan Haechan karena tidak mendengarkannya tapi jauh dilubuk hatinya ia masih sangat mencintai Haechan. Renjun tidak tega saat melihat Haechan yang sedang berjuang dari komanya. Dan setelah hampir menunggu dua bulan akhirnya Haechan sadar.
"Aku harap dengan kejadian ini kau menyesalinya" Renjun membawa tangan Haechan ke dadanya.
"Aku mohon berhenti dari pekerjaanmu" Gumpalan bening terlihat dipelupuk mata Renjun.
"Aku tak mau kau sampai seperti ini lagi. Aku takut jika aku harus kehilangan dirimu untuk selamanya" Kristal bening jatuh dari mata indah milik Renjun.
"Iya aku akan disini bersamamu. Maaf telah membuatmu khawatir. Aku akan berhenti dari pekerjaanku. Aku sungguh merindukanmu" Ucap Haechan sembari memeluk Renjun dan membawa Renjun ke dalam dekapannya. Biarlah jika ia harus mengubur dalam cita-citanya karena yang ia butuhkan adalah Renjun.
"Kau hampir membuatku masuk rumah sakit jiwa sayang" Renjun mengecup lama pipi Haechan. Sang empu pipi hanya terkekeh mendengar ucapan sang kekasih. Untuk kali ini Haechan merasakan kebahagian yang sempurna bersama Renjun disisinya.
Saat adegan Haechan kecelakaan, bagi yang pernah nonton film fast and furious tokyo drift pasti tau gimana kronologi kecelakaan mobil Haechan.
Bagi yang belum pernah nonton coba ditonton deh pasti bakalan gimanaaa gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is about Donghyuck
FanficMarkhyuck, Jihyuck, Jaemhyuck dan Nohyuck. ps: beberapa part awal isinya random.