Jeno menyukai seni, karena itu membuatnya lebih hidup. Hanya lebih hidup, tapi belum memiliki tujuan hidup. Cara yang paling Jeno suka dari menyalurkan bakat seninya adalah menjadi seniman tattoo.
Sudah banyak masyarakat Seoul yang mengakui kehebatannya dalam mengukir tubuh. Bagaimana Jeno menorehkan tinta panas ke tubuh pelanggannya membuat semua yang melihat sontak terpana. Keluwesan jemarinya, kefokusannya dalam melukis tubuh dan keindahan hasil tattoonya menjadi daya tarik tersendiri.
Sampai suatu hari datang sosok bernama Lee Donghyuck. Berparas manis, tapi berbadan sedikit manly. Membuat Jeno yang sebelumnya tidak memiliki tujuan hidup menjadi punya yakni, mendapatkan hati si pemuda Lee dan menjalani masa depan dengannya.
Donghyuck yang datang meminta Jeno melukis tubuhnya dengan nama si pentattoo di dada kirinya. Jeno tidak terkejut dengan permintaan itu sebab dari awal Donghyuck menatapnya, ia tahu bahwa anak itu tertarik padanya, dan sialnya Jeno ikut tertarik dalam paras rupawan itu.
"Jadi, kau mau namaku ada di dadamu?"
Donghyuck mengangguk malu-malu. Rona merah menjalari pipinya.
"Lee Jeno atau--"
"Jeno saja," potong Donghyuck cepat.
Jeno menghentikan kegiatannya yang sedang mengambil alat ukir hanya untuk tersenyum miring ke arah Donghyuck. "Kalau begitu, lepaslah pakaianmu,"
Jeno berperang melawan hormonnya saat menatap Donghyuck melepas kaosnya-- menampilkan tubuh putih mulus miliknya, seakan menantang Jeno untuk menggagahinya saat itu juga.
Donghyuck berdesir melihat posisi mereka yang sedikit ambigu dari pantulan cermin di depannya. Di mana sang seniman setengah menindih tubuhnya. Donghyuck terus memperhatikan wajah Jeno yang sedang berkonsentrasi membuat tattoo di tubuhnya. Jeno adalah tipenya. Ia bisa merasakan aura dominan yang sangat kuat dari pria itu, dan ia yakin Jeno orang yang tidak lembut. Sebab Donghyuck adalah orang yang suka dikasari.
•••
Persetan! Setelah selesai mengukir namanya dengan cantik di tubuh polos itu, Jeno langsung memerangkap bibir merekah Donghyuck, sebab sedari tadi ketika Jeno sedang mentattoo, Donghyuck terus menggodanya. Meraba wajahnya, mengalungkan tangannya ke leher Jeno. Kan jadi enak Jenonya.
Terus berlanjut sampai ke tahap sang dominan akan memasuki Donghyuck, Jeno berhenti.
"K-kenapa?" tanya Donghyuck miris. Kenapa Jeno tidak melanjutkannya? Apa tubuhnya tidak indah?
"Kau yakin tentang ini?"
Jujur, Jeno sebenarnya ingin menggagahi Donghyuck saat ini juga tapi ia tidak mau melakukannya karena nafsu belaka. Apalagi jika hanya dirinya yang menikmati permainan ini.
"I am your slut, Jeno. I am your slut!"
Jeno menyeringai, "Bagaimana jika aku tambahkan kata-kata barusan ke tubuhmu? I am Jeno's slut!"
Adakah alasan Donghyuck untuk berkata tidak?
"Do it, Jeno!" perintah Donghyuck dengan napas terengah. Ia dibaluti kabut nafsu. Tak terpikirkan apa pun selain disetubuhi dengan brutal oleh Jeno sekarang juga.
•••
"Jadi kau yang ingin ditattoo tubuhnya oleh pacarku?" Donghyuck bertanya sinis sambil memandangi tubuh perempuan di depannya dari atas ke bawah, dari bawah ke atas lagi.
"I-iya,"
"Tidak. Silakan keluar! Mulai dari sekarang Jenoku hanya menerima pelanggan laki-laki."
KAMU SEDANG MEMBACA
This is about Donghyuck
Hayran KurguMarkhyuck, Jihyuck, Jaemhyuck dan Nohyuck. ps: beberapa part awal isinya random.