Curse [Markhyuck]

7.3K 306 11
                                    

.

[REMAKE]

Disclaimer:

Vkook- Curse © Rimaanee

.

Mark Lee.

Bagaimana jika paras dan ukiran atas kesempurnaan fisiknya merupakan sebuah kutukan?

Juga kutukan yang membersamai segala rasa di hatinya telah direnggut paksa kesalahan yang bukan diperbuatnya.

Menjadikan hidup dengan hati tanpa merasa.
.
.

Baiklah, siapa yang percaya pada ramalan, hantu, kutukan, dukun atau hal-hal mistis lainnya di jaman? modern seperti ini? Di mana bahkan email lebih cepat dari apparatenya penyihir, aplikasi pencarian jodoh lebih akurat dibandingkan dengan bola sakti dan bahkan santet? Oh ayolah, dengan sedikit konspirasi dan merusak nama baik lalu membully dari media sosial yang berakibat pada real lifenya bahkan cukup membuat orang itu bunuh diri tanpa harus mengotori dengan pemberian tumbal atau semacamnya.

Namun hal itu terjadi.

Tepat ketika matahari hampir terbenam di penghujung musim dingin. Seorang wanita dengan rambut lurus sepinggang berwarna kelam yang senada dengan irisnya berjalan menuju altar kecil tempat pengayunan bayi. Dengan dress hitam selutut yang menyelimuti tubuh pucat dan kaki yang menapak tanpa alas cukup membuatnya terlihat bak penyihir.

Semua tamu yang tadinya bercengkrama dan tertawa riang berbagi kisah kini mengalihkan pandangan pada wanita tersebut. Dan tentunya atensi lebih diberikan oleh si empunya acaranya, Tuan dan Nyonya Lee.

"RoA?" Sungjae yang sedari tadi menyungginkan senyum pada tamu lain di tengah berbaurnya dengan para undangan tiba-tiba membeku sambil menyebut nama itu.

"Untuk apa kau kemari?" sambungnya.

Wanita yang disebut RoA itu bahkan tak memandang orang yang memanggilnya. Matanya tajam mengunci tepat pada entitas bayi yang sedang tertidur lelap dalam babybox yang tak lagi berayun. Langkahnya terus mendekat menaiki altar kecil tanpa penjagaan tersebut.

"Jangan macam-macam RoA. Aku bahkan bisa memanggil security untuk mengusirmu dari sini!" gertak si pria dengan nada bergetar sambil menarik istrinya untuk mendekat padanya. Dan suami istri tersebut bergerak perlahan dari samping untuk menjangkau tempat anaknya berada.

RoA mengalihkan tatapannya pada Sungjae. Tatapan kosong yang sulit diartikan. Dan membuat, baik Sungjae maupun Joy diam dalam langkah menuju altar si bayi.

"Kau tak mengundangku untuk merayakan kelahiran anak ini?" ucap RoA datar.

Tak ada sahutan dari Sungjae, RoA memilih melanjutkan.

"Aku ingin sekali menggendongnya, boleh tidak?" terdengar nada agak memelas di ujung kalimatnya.

"Jangan berani-berani mendekat pada anakku!" Sungjae meninggikan suaranya-- berniat mengancam. Karena kini anaknya berada dalam jangkauan RoA dibanding dirinya.

"Kau melarangku?"

"Apa maumu?"

"Aku hanya ingin mengendongnya. Sebentar saja,"

"Tidak!"

"Sebentar saja,"

"Tidak kubilang!"

This is about DonghyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang