"Chan, hari ini mau keluar?" Jeno bertanya sambil mengelus rambut Haechan yang berada di atas pahanya.
"Em enaknya kemana ya Jen?" Haechan malah balik bertanya.
"Kita ketaman aja yuk" Ajak Jeno. Haechan yang mendengar kata taman berlonjak antusias.
"Ya ayo kita ke taman" Haechan menarik tangan Jeno agar berdiri. Jeno tersenyum hingga tercetak eye smile di wajahnya, gemas akan tingkah kekasihnya.
Jemari mereka saling bertautan. Menyalurkan rasa kehangatan. Jeno membawa Haechan duduk disalah satu bangku taman. Mata Haechan berbinar saat melihat es krim tak jauh dari tempatnya.
"Tunggulah sebentar, aku akan membelikan es krim untukmu. Mau rasa apa?" Jeno peka pada apa yang diinginkan Haechan.
"Hm rasa coklat aja" Haechan bahagia, Jenonya tau cara membuat dirinya bahagia. Hanya dengan dibelikan es krim, Haechan senang bukan kepalang.
"Ini dia es krimnya" Jeno membeli dua eskrim dan dua-duanya untuk Haechan.
"Terima kasih Jeno-ya" Haechan tidak perlu repot-repot untuk menolak karena Jeno tidak begitu suka pada es krim. Jadi, dengan senang hati Haechan menerimanya.
"Haechanie" Panggil Jeno pada Haechan yang asyik menjilati es krimnya.
"Ya Jeno" Haechan menyahut sambil terus menikmatis es krim di tangannya.
"Besok Jeno tidak bisa kerumah Haechan karena ada urusan keluarga yang sangat penting. Tidak apa-apa kan?"
"Iya, tidak apa-apa kok. Karena Jeno tidak harus menghabiskan akhir pekan bersama Haechan" Sebenarnya ia sedikit kecewa, memangnya ada urusan apa tapi ia tidak mau ambil pusing.
Seketika dirinya teringat akan Jaemin. Haechan bisa meminta Jaemin untuk menemaninya besok karena sudah lebih dari seminggu ia tidak bertemu Jaemin.
Astaga Haechan apa yang kau pikirkan! Kau tidak boleh memikirkan Jaemin saat kau sedang bersama Jeno-Inner Haechan.
Setelah mereka pulang dari taman, Jeno langsung pamit dari rumah Haechan. Saat itu juga Haechan langsung menyambar hp nya dan menelpon seseorang.
"Halo baby" Terdengar suara dari sebrang sana.
"Jaemin besok bisa temani baby dirumah? Soalnya Jeno besok tidak bisa kerumah baby" Haechan langsung ke intinya tanpa basa-basi dulu.
"Iya Jaemin bisa. Baby tunggu saja besok Jaemin akan datang pagi-pagi buta"
"Aaah senangnya. Sudah ya baby tutup telponnya" Haechan langsung menutup telponnya tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya.
•••
Begitu gembiranya hati Haechan hari ini. Baginya kesempatan seperti ini tidak datang dua kali karena itu ia harus memanfaatkannya sebaik mungkin. Seperti yang di katakan kekasihnya kemarin Jeno tidak akan berkunjung kerumah Haechan di akhir pekan kali ini. Tapi kenapa Haechan merasa gembira? Itu karena kekasih Haechan yang lain akan menghabiskan waktu satu hari penuh bersamanya.
Enak bukan menjadi seorang Haechan?
Tak sabar Haechan menanti kedatangan Jaemin. Terdengar suara ketukan pintu dari luar dan suara seseorang yang sedang dinantinya.
"Baby buka pintunya" Langsung saja Haechan membuka pintu depan, tampaklah sosok pria tampan dengan senyum lebarnya.
"Baby rindu sama Jaemin" Tanpa babibu Haechan langsung menerjang tubuh Jaemin dengan pelukan. Haechan sangat merindukan Jaemin sekarang.
"Ayo masuk" Haechan lupa jika sedari tadi mereka masih berada diluar rumah.
"Gendong" Ucap Haechan lagi, ntah kenapa ia sedang dalam mode manjanya.
Jaemin pun menuruti permintaan Haechan. Menggendong Haechan sampai ke ruang tamu dan mendudukkan diri mereka di sofa.
"Kenapa kau manja sekali hari ini?" Haechan hanya diam, karena tanpa dijawab pun pasti Jaemin sudah tau jawabannya.
"Kau pasti belum makan. tunggulah aku akan membuatkan makanan" Haechan berjalan ke arah dapur diikuti oleh Jaemin.
Ponsel Jaemin berbunyi, Haechan mengalihkan atensinya pada Jaemin yang sedang menunggunya memasak.
"Dari siapa?" Tanya Haechan
"Renjun, dia menyuruhku untuk menjemputnya nanti sore"
"Oh" Haechan bingung harus menjawab apa selain 'oh'. Dia tidak ingin Jaemin juga pergi.
Jaemin melihat kesedihan yang terpancar dari wajah Haechan. Akhirnya ia memilih menemani Haechan. Toh, sudah lebih dari seminggu ia tidak menghabiskan waktu bersama Haechan.
Tak terasa hari sudah sore. Saat ini Jaemin dan Haechan sedang berada di kamar sang pemilik rumah. Haechan menyamankan dirinya dalam pangkuan Jaemin.
"Bibir baby begitu menggoda" Ucap Jaemin yang membuahkan hasil rona merah di pipi Haechan.
"Tumben memuji biasanya langsung disambar"
Jaemin mulai menempelkan bibirnya dengan bibir Haechan. Tidak ada lumatan. Cukup lama mereka dalam posisi seperti itu. Hingga datanglah Jeno yang melihat adegan tersebut di depan matanya sendiri.
Kedua insan tersebut masih belum menyadari sosok Jeno.
"Haechan" Suara Jeno menggema.
Haechan refleks melepaskan diri dari pangkuan Jaemin.
"Je-jeno" Haechan terbata. Perasaan takut mendominasinya.
Jaemin sama kagetnya seperti Haechan. Ia membatu.
Sekarang apa yang akan terjadi? Apa langkah yang akan diambil oleh Haechan yang ketauan bermain dibelakang Jeno?
Harusnya tadi Haechan menyuruh Jaemin menjemput Renjun saja jika ia tahu Jeno akan ke rumahnya dan memergoki dirinya bersama Jaemin. Tapi ia bisa apa? Nasi telah menjadi bubur.
Masih tbc kok, besok part terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is about Donghyuck
Fiksi PenggemarMarkhyuck, Jihyuck, Jaemhyuck dan Nohyuck. ps: beberapa part awal isinya random.