Pandora

3.6K 265 7
                                    

.

[REMAKE]

Disclaimer:

Vkook-Pandora © JullyKimV

.

Gumpalan putih di angkasa membentuk awan-awan, serasa bergerak lambat menghiasi langit, cuaca terik, membuat banyak murid SOPA lebih memilih diam di dalam kelas saat istirahat, tetapi berbeda dengan dua remaja yang sedang bersitegang di belakang bangunan perpustakaan yang sepi.

Lee Jeno siswa kelas tiga dan Lee Donghyuck, juga siswa kelas tiga akselerasi. Punggung Donghyuck terasa perih karena bergesekan kasar dengan tembok di belakang tubuhnya, tangannya mengepal kuat di masing-masing sisi, kepalanya mendongak pasrah, matanya terpejam dengan sudutnya yang mengeluarkan air mata.

Di depannya, Jeno masih mencekik leher Donghyuck kuat, abai pada wajah Donghyuck yang sudah memerah karena kekurangan oksigen, hati Jeno terlanjur terbakar api amarah, tidak ada ampun lagi kali ini untuk Donghyuck.

Donghyuck tidak melawan, walau napasnya semakin tersendat dan pening mendera kepalanya, mungkin inilah akhir dari hidupnya. Kesadaran Donghyuck sudah diambang batas ketika tubuhnya terhempas, merosot menghantam tanah. Tetapi hazel-nya sempat melihat seorang lelaki, Mark Lee yang sepertinya baru saja memukul telak Jeno. Lalu semuanya gelap.

•••

Tidak perlu melow drama dengan bertanya, 'Di mana aku?' Donghyuck sudah tahu ini ruangan uks sekolah. Karena saat pertama kali membuka mata, ruangan serba putih menyapa indra penglihatannya.

"Menikmati tidurmu bajingan?" suara baritone menyapa gendang telinga Donghyuck.

Donghyuck menoleh ke sisi kanan dan mendapati seraut wajah tampan yang sangat mempesona tengah menatapnya bosan, duduk tak jauh dari ranjang tempat Donghyuck berbaring, Mark menyilangkan kaki pongah, jemari panjangnya mengamit apik batangan rokok.

Donghyuck acuh, setengah memaksakan diri membangunkan tubuh, duduk di tepi ranjang, meregangkan otot kakunya, sesekali mendesis ngilu, pikirannya melayang ke kejadian tadi siang, ketika Jeno menyeretnya dan menghujaninya dengan bogen mentah.

Mark berdiri, membuang rokok dan menginjaknya ganas, kemudian mendekati Donghyuck, duduk di sebelah pemuda itu. Dengan telunjuk dan ibu jarinya, Mark memutar sedikit wajah Donghyuck, memaksa menghadapinya.

"Kali ini, apalagi yang kau perbuat pada Yeeun, Donghyuck-ah?"

Donghyuck menyunggingkan senyum tipis. "Hanya menampar dan sedikit merontokkan rambutnya mungkin,"

Onyx Mark memindai wajah Donghyuck, terdapat lebam di sudut bibir Donghyuck, Mark mengusapnya dengan ibu jarinya, matanya juga menangkap bekas kemerahan yang sangat tebal di area leher Donghyuck.

"Berhenti berbuat begitu pada Yeeun, Hyuck. Jeno tidak main-main akan menghabisimu kalau kau terus saja melukai sepupunya." tatapan Mark melembut.

Donghyuck terkekeh getir. "Kau juga tahu Mark, bukan aku yang ingin bersama Yeeun, dia yang terus menghisap darahku, merampas jiwaku menjadi mati,"

Mark bergerak sedikit mengangkat Donghyuck, memindahkan lelaki itu ke atas pangkuannya. "Kalau begitu, biarkan aku membantumu, melindungimu, berlarilah dalam jangkauanku Hyuck."

Mark mengecupi bekas kemerahan di leher Donghyuck. Donghyuck sedikit menggeliat geli tetapi meremas surai Mark membenamkan lebih dalam kepala Mark dalam ceruk lehernya.

This is about DonghyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang