Chapter 1 : The Pilot

17.4K 558 66
                                    

Cerita ini udah di posting bertahun tahun lalu oleh Author yang bernama Soni Duainne.
Saya, hanya Merepost saja cerita ini
Kenapa capek capek repost cerita ini kak? Karena cerita ini pengen aku recomended banget buat readers cerita BxB.

Happy Reading.
____________________________________________

REGHA

Gila! Orang-orang kota besar memang ngeselin! batinku saat kembali aku harus melayani salah satu customer warung Bu Indri. Emang mereka nggak bisa ya ngambil kotak tissue yang jaraknya cuman dua meter dari tempat mereka duduk itu sendiri? Ngapain pake teriak-teriak gitu sih?!

Coba kalo uang kiriman dari Abah dikampung cukup buat hidup disini, gerundengku. Nasib jadi mahasiswa perantauan emang gini. Aku harus bisa berusaha survive dengan cara apapun. Dengan kerja pagi di warung Bu Indri, selain bisa dapat makan gratis, aku juga mendapat uang. Tidak banyak, tapi kalau digabung sama uang kiriman bapak, cukuplah untuk membayar uang kuliah dan keperluan hidup lainnya disini. Kalo lebih juga cuma sedikit. Lagipula, jam kerjaku cuma dari jam 7 sampe jam 12 doang. Sementara kuliahku dimulai jam 1. Jadi tak terganggu.

Cuman itu, kadang suka ada pelanggan yang rese. Bikin empet abis!!. Pertama kali tiba dikota Bandung ini aku sempat agak shock dengan perilaku penghuninya. Sumpah mampus aku pikir orang Bandung itu ramah-ramah! Orang Sunda Bandung kalo di tv kan sepertinya ramah gitu. Ya Allah, ternyata. . .

Bukannya nggak ada sih yang ramah. Ada juga satu dua, tapi banyakan yang nge-bete-in. Dulu waktu berhasil tembus ujian seleksi di Perguruan Tinggi tempat ku belajar, aku sempat excited banget. Bandung cuy! Kayaknya keren! Bisa hang out, ngumpul ma anak-anak gaul, pacaran ma cewek cakep. Kedengarannya bakalan seru. Temen-temen sekolahku aja banyak yang iri!

Tapi kenyataan gak seseru itu.

Disini orang lebih dilihat karena 3 hal. Money, performance and speak! Diskriminasi yang aku liat di film-film drama remaja produksi Amrik, ternyata berlaku disini. Para nerd berkumpul dengan nerd yang lain. Cewek-cewekdan cowok-cowok gaul, tajir plus cakep membentuk gank sendiri. Mereka seakan-akan membentuk gank exclusive dengan anggota yang harus berstandar sama.
Paling susah kalo yang kelompok abu-abu kayak aku gini. Cakep nggak, gaul nggak, tajir nggak, pinter banget juga nggak. Bener-bener biasa. Gaulnya juga sama anak-anak biasa aja. Habis gimana coba?

Mau gaul ma anak-anak pinter, jadi bengong gak ngeh ma pembicaraan mereka. Malah keliatan banget dongo'nya. Mau gaul ma gank populer, nggak kuat ma gaya mereka. Baju bagus, bling-bling, tongkrongan keren ,plus hang out ke diskotik atau club2 -club yang cover charge nya bisa langsung bikin aku miskin!

Sigh. . . !

Bodo banget lah! Pada akhirnya aku harus mau memilih dan memilah. Juga harus sadar diri. Aku yang berasal dari keluarga yang serba nge-pas, harus bisa bersyukur bisa kuliah disini. Harus berusaha sebisa mungkin untuk survive. Nggak usah mikirin hal yang neko-neko. Yang sederhana saja.

Aku melihat jam sudah hampir jam 12. Sudah waktunya aku pulang dan bersiap-siap kuliah. Aku segera berpamitan pada Bu Indri.

"Sudah mau pulang Gha?!" tanya Bu Indri. Wanita berusia akhir 40 an yang sangat baik. Beliau sendiri istri dari seorang pejabat daerah setempat. Sebenernya Bu Indri sendiri bisa saja diam santai dirumah tanpa perlu bekerja. Gaji suaminya lebih dari cukup bila sekedar untuk biaya hidup. Tapi Bu Indri sangat hobi memasak dan tidak suka duduk diam dirumah sendiri. Putra tunggal beliau, Mas Rizky kuliah kedokteran di UGM.

Karena itu, iseng-iseng beliau membuka rumah makan kecil-kecilan tak jauh dari rumahnya. Siapa sangka kalau usaha kecil2an beliau menjadi lahan bisnis yang berkembang pesat dalam hitungan bulan. Sekarang Bu Indri punya 5 cabang yg tersebar di beberapa tempat di Kota Bandung ini. Beliau sendiri lebih suka berada disini, rumah makan yang paling dekat dengan rumah beliau. Rumah makan yang pertama beliau buka. Disini juga pusat dari semua kegiatan rumah makan beliau dilakukan. Setiap pagi ada sebuah truk pick up yg khusus digunakan untuk mengantar bumbu-bumbu ke cabang rumah makan Bu Indri yang tersebar.

Memoirs : The Triangle [ BoyXBoy] [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang