REGHA
"Tumben melek jam segini. Dari mana Gha?" tanya Ari, temen satu kostku. Anak asli Surabaya itu melihatku dengan tatapan heran. Matanya tertumbuk pada tas plastik hitam yang kubawa. Dia memakai baju trainingnya. Pasti bersiap hendak jogging. Cowok bertubuh cukup atletis ini memang paling getol berolah raga kalo dibandingin penghuni kost yang lain.
"Dari pasar tadi, Ar," jawabku sembari nyengir.
Ekspresi wajahnya langsung berubah serius. "Ada apa, Gha?" tanyanya dengan nada khawatir.
Aku jelas bengong, gak ngerti penyebab dari perubahan sikapnya. "Maksudnya? Emang kenapa sih?" tanyaku balik bingung.
"Ya nggak biasanya aja elo pergi ke pasar pagi-pagi gini. Biasanya juga habis shalat subuh molor. Janjian ma cewek ya? Atau jangan-jangan, cewek yang lo taksir, kerja di pasar ya? Siapa? Mbak Sri ya?" tuduhnya asal. Aku jelas misuh-misuh karenanya. Yang namanya Mbak Sri adalah seorang pedagang buah-buahan dipasar. Berusia 40 an dan centil luar biasa. Para penghuni kost ini rata-rata berasal dari kalangan menengah ke bawah. Dan hampir semua penghuninya memasak sendiri makanan mereka sehari-hari, untuk mengirit pengeluaran. Jadi kami semua sudah dikenal dikalangan para pedagang pasar. Nah si Mbak Sri ini adalah salah satu fans kami. Kalo pas kami belanja kepasar dan bertemu dengannya, pasti diajak ngobrol dengan sedikit bumbu-bumbu colekan, cubitan atau bahkan kerlingan genit oleh Mbak Sri. Kalo cantik sih, lumayan lah, gak ada masalah. Tapi yang bikin kami ngeri Mbak Sri giginya agak gondrong. Denger-denger dia janda 2 kali dengan 3 orang anak.
Kebanyakan dari kami sih lebih senang menghindar dari stand Mbak Sri. Hanya si Ari saja yang cuek dan dengan senang hati melayani godaan Mbak Sri. Jelas aja kami semua heran. Saat ditanya, si Ari cuma angkat bahu dan berkata, "Lumayan lah dapet buah dengan harga istimewa," sembari nyengir. Dasar sinting.
"Gua ga minat ma simpenan lo," sahutku judes.
"Weeeeww!!!! Gak papa lagi Gha. Siapa tahu kita berbagi istri," jawabnya selebor.
"Gelo! Bisa bunuh diri ntar Asmirandah kalo gue diambil Mbak Sri," sahutku asal membuatnya terkekeh.
"Berkah buat lo, tapi kutukan buat dia Gha," selorohnya geli.
Dia lalu mendekat dan mengintip ke tas plastik yang kupegang, "Beli ap. . . . ASTAJIM!!!!" seru Ari keras saat melihat isi belanjaanku. Dia menatapku bengong."Kenapa sih lo?" gerutuku kesal dengan reaksi alaynya.
"Ya Allooooh Gha! Itu pete sebanyak itu mo lo apain?" tanyanya dan menggelengkan kepalanya takjub.
Aku nyengir mendengarnya. Tadi aku memang ke pasar membeli seikat petai. Entah berapa jumlahnya. Tapi hari ini aku ingin merayakan hari spesialku dengan memasak serba petei, sembari mengingat masakan Mamah dikampung. "Hari ini gue mo merayakan sesuatu. Pokoknya tema masakan gue hari ini, PETEI! Mo bikin sambel goreng petei yang pedes, lalapan petei, dan cumi petei spesial. Lo mau?" tawarku murah hati. Aku tahu kalau Ari alergi banget dengan yang namanya petei. Mendengar tawaranku dia mengernyit jijik dan bergidik ngeri.
"Amit-amit! Lo bener-bener sinting! Ogah gue! Awas lo ya, kalo sampe kamar mandi jadi bau kayak kamar jin!"
Kembali tertawa. Efek makan petei memang bisa membuat aroma feces dan air seni kita jadi alaihim. "Jangan khawatir.
Hari ini giliran gue bersihin kamar mandi. Ntar gue pastiin ga akan ada bau petei, sedikitpun," janjiku.Ari hanya menggelengkan kepalanya mendengarku, "Bener-bener sinting. Gue mo jogging dulu. Bisa ikutan error gue kalo kelamaan ma lo," gerutunya dan berlalu.
"YEEEEE!" seruku nyolot, "Siapa juga yang nyuruh?" gerutuku dan segera kedalam untuk mulai memasak.
Sambel super pedes peteinya sukses besar. Saat sarapan aku sempat dibuat megap-megap dengan level pedesnya sambel yang kubuat. Kalah deh keripiknya Mak Icih. Yang bikin heran, meski udah klepekan kaya ikan koi, kok bibirku ga bisa keliatan kaya punya Zaki waktu itu ya? Kalo bibir Zaki terlihat merona merah basah saat kepedesan, bibirku malah jadi pink pucat dan ga ada imutnya sama sekali. Heran!
KAMU SEDANG MEMBACA
Memoirs : The Triangle [ BoyXBoy] [Completed]
Dla nastolatkówRegha, seorang anak kuliahan dari Majalengka terjebak dikisah dilema dimana perang batin dan akal menyelimutinya. Zaki, Seorang Konglomerat yang begitu membenci Regha karena kecerobohannya menyebabkan mobilnya ringsek Rizky, Seorang Dokter yang meng...